Mengikuti Prosesi Pemakaman Jenazah

Foto Asep Haryono
Catatan Asep Haryono


كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ
وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu, barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke surga maka sungguh dia telah beruntung, kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."
(QS. Ali Imran [3]: 185)
.  Potongan ayat suci Al Quran ini saya kutip situs blog hariswanindra yang menurut saya keren dan sesuai dengan tema saya hari ini.

Saya berkesempatan mengikuti prosesi pemakaman salah satu tetangga saya yang masih satu komplek di Duta Bandara Pontianak kemarin hari Ahad (Minggu) 11 Nopember 2012 pada pukul 09.00 WIB. Pemakamannya dilakukan tidak jauh dari komplek yakni pemakaman muslim di daerah Parit Tengkorak.  Jangan kaget ya dengar namanya. Memang di wilayah sekitar tempat saya di Pontianak memang ada gang atau tempat pemukiman warga Kabupaten Kubu Raya (KKR) yang dinamakan Parit Tengkorak.  Pengalaman berharga ini saya coba bagikan buat kawan kawan semua pada hari ini.  

Kawan kawan blogger di mana saja berada.   Informasi wafatnya tetangga saya itu saya dengar dari pengeras suara yang keluar dari Masjid Baabusalam milik warga Komplek.    Saya dengar kabarnya dari pengeras suara dari Masjid Baabussalam pada hari Sabtu 10 Nopember 2012 pada pukul 20.20 WIB, dan diumumkan juga pemakaman jenazah akan dilakukan ke esokan harinya Ahad (Minggu) 11 Nopember 2012 pada pukul 09.00 WIB.

Saya mencoba menuliskannya dalam sebuah catatan kecil lengkap dengan foto foto yang berhasil saya rekam pada momen tersebut walau beberapa angle (sudut) pengambilannya yang shake (goyang) dan juga sangat tidak jelas karena tidak fokus dan jaraknya cukup jauh.  Maklum hanya mengandalkan kamera saku (kamera poket) yang jarak maksimal tembak terbagusnya sekitar 3 (tiga) meter saja.

07.00 WIB : Membuat Keranda Makam
Pagi itu hari itu Ahad (Minggu) 11 Nopember 2012 tepat pukul 07. 00 WIB saya sudah rapih  sudah mandi walaupun saya tidak pakai minyak wangi (saya memang tidak memakai perfume-red).  Dengan mengenakan T-shirt warna HITAM menyesuaikan diri dengan suasana berkabung, dan langsung bergegas menuju Masjid Baabussalam yang jaraknya hanya beberapa blog saja dari rumah kontrakan saya di Komplek Duta Bandara tersebut

Sambil menunggu jenazah tiba di Masjid Babussalam untuk disholatkan, para bapak bapak sudah pada kumpul dan sudah langsung sibuk membuatkan keranda jenazah yang berbahan kayu.  Mulai dari ukur mengukur papan kayu yang jumlahnya cukup banyak juga proses pembuatannya pun relatif dikebut mengingat jenazah akan segera tiba di masjid.   Tidak begitu lama keranda jenazah ini sudah berhasil dibuat dan ukurannya juga sudah disesuaikan dengan tinggi sang jenazah . Oh ya saya lupa jenazahnya laki laki.

MENGUKUR : Ukur sana ukur sini dan akhirnya didapat lebar dan panjang yang diperkirakan cocok dan sesuai dengan postur jenazah.  Foto Asep Haryono

TAMBAH :  Cukup banyak papan diperlukan untuk membuat keranda jenazahini.  Ini papan didatangkan lagi untuk menutup kekurangan bahan.  Semuanya dalam hitungan waktu yang relatif singkat.  Foto Asep Haryono


09.30 WIB :  Menyolatkan Jenazah
Keranda jenazah sudah saya perkirakan jadi 90 persen,  dan akhirnya Jenazah pun telah tiba di Masjid Babussalam diiringi dengan doa salawat dan takbir dari para pengusungnya.  Terasa aura dan suasana mencekam dan mendirikan bulu roma saya saat saya mengambil gambar sang Jenazah tiba di Masjid dengan tenang dan tertib

Beberapa bapak bapak saya lihat langsung menuju tempat Wudhu dan mengambil air wudhu, bersuci karena Sholat Jenazah akan segera didirikan.   Saya pun turut mengambil air wudhu untuk bersuci dan bersiap siap memasuki Masjid Babussalam untuk bersama sama dengan warga lainnya untuk mensolatkan sang Jenazah tepat pada waktunya

MASUK MASJID : Jenazah tiba di Masjid Babussallam diiringi oleh para pengantarnya diiringi alunan takbir dan Shalawat membuat suasana menjadi khusyu dan terasa mencekam bagi saya.   Foto Asep Haryono
SIAP DISHOLATKAN :  Posisi saya sudah baik untuk mengabadikan momen ini, dan saya mengambil foto ini tanpa menggunakan lampu flash (kilat) agar tidak terlalu MPO (Menarik Perhatian Orang).  Foto Asep Haryono


10 : 00 WIB : Menuju Lokasi Pemakaman
Begitu sholat Jenazah usai,  maka warga Komplek mulai merapikan keranda Jenazah dan membawanya ke luar di mana mobil Jenazah yang akan mengantar sang jenazah ke lokasi pemakaman di sekitar wilayah Parit Tengkorak sudah siap stand by menunggu. Banyak warga di sekeliling mobil ini yang turut beramai ramai mengantar sang Jenazah menuju tempat peristirahatannya yang terakhir.  

Begitu sang jenazah sudah masuk dengan aman di dalam Mobil Jenazah (Sekilas saya liat malah mirip Mobil Ambulanz hanya tidai pakai lampu di atasnya atau Lampu Sirine). Benarkah namanya Lampu SIRINE, maaf kalaw saya salah tulis ya.   Mobil yang membawa sang Jenazah ini melesat lebih dahulu sedangkan para pengantar yang mirip orang mau konvoy kampanye PILKADA ini berenteng di belakang mengikutinya. Saya yang sudah stand by langsung mematikan kamera langsung lompat ke motor saya mirip Power Ranger terbang ke motor tempurnya.   Kami pun konvoi mengikuti sang mobil jenazah menuju lokasi pemakaman

MENUNGGU  : Jenazah sudah masuk ke dalam mobil jenazah yang sudah siap dengan driver nya. Para pengantar juga sudah siap mengiringi dengan konvoy di belakang mengikutinya.   Foto Asep Haryono

KONVOY : Kalau sudah begini jangan tanya soal HELM pada mereka.  Rata rata para pengantar mobil jenazah ini tidak pakei HELM.  Jadi pak Polisi mohon maklum aja ya cuma sebntar aja kok Pak. Mengantar jenazah ke peristirahatannya yang terakhir.  Jangan ditilang ya Pak.  Kami sedang berduka.   Foto Asep Haryono

11. 00 WIB : Pemakaman Selesai
Singkat cerita Jenazah sudah diantar menuju lokasi Pemakaman Muslim yang berlokasi di daerah Parit Tengkorak.  Agak gimana gitu dengar namanya ya, Parit Tengkorak.  Lokasi ini memang benar benar ada dan terletak di wilayah Kabupaten Kubu Raya (KKR).  Untuk mencapai lokasi pemakaman yang saya perkirakan adalah Tanah Wakaf ini sangat mudah dan juga jaraknya relatif dekat.  Mungkin karena mengantar sang Jenazah pake kendaraan jadi terasa singkat.  Padahal kalau mau diukur pake meteran baju pasti puanjaaaaaaaang sekali.  Hiehiheiee. Oops

Ada kendala sedikit saat sang Jenazah akan dimasukkan ke dalam liat lahat yang sudah disediakan itu. Para petugas yang ditugasi untuk menguburkan sang jenazah sudah sibuk mengeluarkan air dari lokasi pemakaman karena memang agak tergenang oleh air dengan menggunakan mesin sedot.   Saya perhatikan detil demi detil bagaimana para bapak bapak itu bekerja sangat keras berpeluh keringat dengan tubuh penuh lumpur hitam menguras air dari lubang makam agar relatif lebih kering untuk tempat sang jenazah


DIANTAR :  Dengan modal kamera poket sungguh tidak berdaya mengambil foto dari jarak yang sangat jauh ini.  Semoga saya punya kamera DSLR dengan TELE untuk mengabadikan momen jarak jauh seperti ini.  Tampak jenazah diantar menuju lokasi pemakaman.   Foto Asep Haryono

DIKURAS  : Air yang menggenang di lubang makam dikuras dengan menggunakan mesin pompa. Walau tidak berhasil sempurna, air akhirnya bisa berkurang.  Insya Allah sang jenazah tidak terlalu terganggu dengan genangan air ini.  Saya mohon ampun kepada ALLAH SWT jika salah kata dalam menuliskan keterangan foto ini. Foto Asep Haryono

DIDOAKAN : Begitu sang jenazah sudah dikuburkan, selanjutnya diiringi oleh pemuka agama dan alim ulama setempat dipanjatkanlah doa ke hadirat ALLAH SWT demi kelapangan jenazah kelak dihisab.  Ya Allah Yang Maha Pengampun, ampunilah dosa si mayit, dan terimalah almarhum dalam Sorga Mu Ya ALLAH. Amin Ya Robbal Alamin   Foto Asep Haryono

Kawan kawan semuanya...
Sampai disinilah catatan perjalanan saya dalam mengikuti prosesi pemakaman jenazah si fullan (saya tidak tahu nama Almarhum).   Semoga ALLAH SWT Yang Maha Pengasih Maha Penyayang memudahkan Almarhum dalam penghisabannya,  diampuni segala kesalahan dan dosanya.  Semoga ALLAH SWT menerima Alhmarhum dan ditempatkannya dalam Sorga Amin Ya Robbal Alamin.  Kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan kekuatan ketabahan dan kesabaran.  Amin Amin ya Robbal Alamin.  (Asep Haryono)

23 comments:

  1. Catatan yang sangat menarik untuk disimak nih kang, juga menjadi pembelajaran bagi kita semua....

    Semoga Almarhum ditempatkan Allah di tempat yang layak disisiNya, dan bagi keluarga yang ditinggalkan, semoga Allah memberi ketabahan dan kekuatan dlm menerima cobaan ini.... amin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. @alaika abdullah : Tentu ini memang menjadi pembelajaran berharga buat saya khususnya, dan seolah hal yang seperti menghadiri prosesi pemakaman ini menjadi "warning" dan juga "reminder" agar memanfaatkan waktu dan umur sebaik mungkin. Selagi masih ada kesempatan untuk beramal dan beribadah kepada Allah SWT

      Delete
  2. Semoga amal n ibadah almarhim di trima oleh Allah swt..n yg di tinggalkan (keluarga) di berikan kesabran n kekuatan ya bang..

    ReplyDelete
    Replies
    1. @budi os 19 : Amin ya Robbal alamain Mas Budi. Mari kita semua doakan semoga Almarhum sekarang sudah damai dan tenang diisi Allah SWT

      Delete
  3. sebelum saya pindah kerja di port klang (malaysia),saya juga pernah kerja sebagai penggali kubur di shah alam selama 2th mas.
    tiap2 menggali mempunyai pengalan tersendiri mas.
    tapi ada hikmahnya juga bekerja sbg penggali kubur,dapat mengingatkan diri sendiri akan ajal yg mungkin datang kapan saja untuk kita mempersiapkan bekal mas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. @Reo Adam : Benar sekali mas Reo Adam. Di Jakarta sekarang sudah lazim anak muda Jakarta (baik pria dan wanita) sudah rame pesan makam.

      Soalnya kelak kalau sudah waktunya tidak repot mengurus pemesanan (booking) tanahhnya di DKI Jakarta. Katanya sih makin sulit. Bisa kena gusur. Jangankan yang yang hidup, makam saja bisa kena gusur petugas Satpol PP atau tibum.

      Wah mas Reo Adam sudah pengalaman bekerja sebagai penggali kubur ya. Jangan salah mas Reo, di Jakarta dan juga di kota kota besar lainya sudah ramai komunitas bendera kuning eksis di FB. Ya mereka komunitas nya para pekerja yang berprofesi sebagai penggali kubur. Mereka gaul juga

      Delete
    2. mas reo pengalamannya banyak. makanya beliau serba tau.

      Delete
    3. wong mboten sekolah mas....angsal pengalaman nggih sakin ndalan....ndalan urip seng diliwati xixixixixi

      Delete
  4. Menarik sekali kang asep ...

    memang benar setiap kita yang bernyawa pasti akan merasakan mati...
    "Nobody's Perfect"

    ReplyDelete
    Replies
    1. @A.Y.Indrayana : ALhamdulillah. Terima Kasih. Ya benar sekali. Hal hal yang seperti menjadi pengingat bagi kita semua untuk memanfaatkan waktu dan umur dengan sebaik baiknya

      Delete
    2. seperti menunggu nomor antrian saja kan

      Delete
  5. Kalau ditempat sekarang aku menetap (Ciamis), Jenazah tidak dibuatkan keranda dari papan Kang, mungkin ini disesuaikan juga dengan kondisi tanah setempat ya kANG.

    Semoga amal ibadah beliau diterima disisi-Nya dan diampuni segala dosanya. Amiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. @Rudy Arra : Wah bukankah Ciamis sudah masuk Bandung kah? Wah aseli bingung juga saya nih hihiehiehiehie. Tapi yang sering saya dengar memang demikian, dan tradisi (kalaw boleh dibilang demikian) memakai Papan. KOndisi tanah memang relatif, namun pada umumnya tanah di Kalbar tidak cukup keras, dan bersifat humus.

      Terima Kasih sudah berkunjung ya mas Rudy Arra. Semoga Almarhum ditempatkan Allah di tempat yang layak disisiNya, dan bagi keluarga yang ditinggalkan, semoga Allah memberi ketabahan dan kekuatan dlm menerima cobaan ini.... amin.

      Delete
    2. Ciamis tidak termasuk wilayah Bandung Kang, hanya saja ciamis ber-Ibu Kota Propinsi Bandung.

      Iya, mungkin ini masalah adat setempat saja ya Kang, tapi aku beberapa kali mendengar teman cerita, jika tanah pemakaman di Klimantan memang seringkali berair .

      Delete
    3. iya ya... lahan di masing2 daerah memang beda2 karakternya

      Delete
  6. perasaan judulnya tadi hari ini 3 tahun lalu
    kenapa yang kebuka jadi prosesi pemakaman..?

    hehe maap binun..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha...Mas Raw belum tahu aturan mainnya siih.

      Delete
  7. Aamiin ya Allah.. semoga keluarga yg ditinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan..

    ReplyDelete
  8. semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan :(
    amin ...

    ReplyDelete
  9. Innalillahi wainnailaihi roji'uun..
    semoga amal ibadahnya diterima Allah dan keluarganya diberikan ketabahan dan keikhlasan,,,

    ReplyDelete
  10. pagi2 buta kemaren, saya sempat mengunjungi area makam yang khas. tempatnya di atas bukit dan tengkoraknya tampak sebelah menyebelah melingkar di tebing-tebing di bukit itu. eksotik dari sisi fotografi dan rekreasi, tapi dalam hati saya agak nggak sreg dengan itu. yah, tradisi yang memang berbeda-beda.

    ReplyDelete
  11. salam kenal. jemputlah follow kembali :)

    ReplyDelete

Obrigada pela visita.. Não deixe de expressar sua opinião. Seu comentário é muito importante pra mim :)

Vielen Dank für Ihren Besuch. Sagen Sie Ihre Meinung. Ihr Kommentar ist mir sehr wichtig

Grazie per la tua visita .. Assicurati di esprimere la tua opinione. Il tuo commento è molto importante per me

Merci pour votre visite .. Assurez-vous d'exprimer votre opinion. Votre commentaire est très important pour moi

Spasibo za vash vizit. Obyazatel'no vyskazhite svoye mneniye. Vash kommentariy ochen' vazhen dlya menya

Thank you for your visit.. Be sure to express your opinion. Your comment is very important to me :)

Terima kasih atas kunjungan anda. Pastikan untuk mengekspresikan pendapat Anda.

Komentar Anda sangat penting bagi saya :)

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia