Pengalaman Naik Pesawat Tahun 1990

Catatan Asep Haryono

Saya masih ingat waktu pertama kali naik Pesawat pada tahun 1990 pada saat saya dinyatakan lulus Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru yang dahulu bernama UMPTN dan lolos untuk masuk Universitas Tanjungpura di Pontianak, Kalimantan Barat.  Saat itu saya baru lulus SMA Negeri 2 Bekasi dan UMPTN yang saya ikuti tersebut adalah untuk yang kedua kalinya.

Saya gagal di UMPTN tahun 1989 (saat saya lulus sekolah-red) yang saat itu saya memilih jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Jakarta. Mungkin karena strategi saya salah dalam memilih rangking kampus yang kelewat top atau nilai yang saya dapatkan waktu UMPTN yang jeblok saya juga tidak mengerti.  Bottom line pada intinya tidak lulus gitu deh.  Nah kemudian berbekal pengalaman sebelumnya saya ikut lagi di seleksi UMPTN yang kedua berikutnya Tahun 1990 dan berhasil lulus di seleksi yang pertama yakni di Universitas Tanjungpura di Pontianak. Hah ke Pontianak?


Sempat Ragu Ragu
Kabar kelulusan saya di UMPTN Tahun 1990 itu saya terima dari koran setempat yang beredar di Bekasi (Saat itu saya masih di Bekasi, tepatnya di komplek Inkopol Kranji Bekasi).  Saya tidak tahu menahu tentang Pontianak pada khususnya atau juga Kalimantan Barat pada umumnya selain yang saya tahu waktu itu kalaw Pontianak saat itu lagi booming kebakaran.  Saya masih ingat Gubernur Kalimantan Barat saat itu adalah Pardjoko Suryokusumo (Sekarang beliau sudah alhamrhum-red).   Jangankan ke Pontianak yang nota benenya di luar pulau Jawa, ke tempa sodara di Rawamangun aja jarang.

Saya pun segea packing dan berbenah benah untuk segera ke kampus UNTAN (singkatan dari Universitas Tanjungpura di Pontianak-red) dan mengurus ini itu selengkap kelengkapan pemberkasan termasuk diantara mengurus surat keterangan sehat atau surat keterangan berbadan sehat dari Dokter. Begitu antusiasnya saya waktu itu mengurus segala kelengkapan ini itu mondari mandir ke sana kemari sampai tensi darah saya drop dan Dokter menyatakan saat itu saya tidak sehat.  Wedewwwwwwww.
DEKAT JENDELA : Dari dulu sampai sekarang saya suka duduk dekat dengan jendela. Makanya setiap kali check ini tempat yang saya sukai adalah samping dekat jendela.  Foto Asep Haryono

Setelah saya jelaskan kepada Dokter yang memeriksa saya saat itu bahwa surat keterangan sehat diperlukan sebagai salah satu syarat kelengakapan administrasi mendaftar sebagai Mahasiswa kampus UNTAN di Pontianak, maka Dokter pun luluh dan nyerah juga dan merasa kasihan juga sama saya (Akhirnya-red). Setelah diperiksa sana sini saya pun segera beranjak dari dokter itu dan segera pulang ke rumah.

Dan selembar surat keterangan "sehat" pun berhasil digelontorkan oleh sang Dokter yang baik hati.  Kemudian ke esokkan harinya mengurus tiket untuk segera terbang ke Pontianak.  Dengan didampingi famili saya yang sudah lebih dahulu lulus UMPTN tahun lalu di IKIP Jakarta (Sekarang jadi Universitas Negeri Jakarta atau disingkat UNJ -red) , saya pun diantarnya beli tiket di sekitar bundaran HI. Wedeww jauh amir. Hehehehe

Kebetulan saja beli tiketnya di sekitar bundaran HI (karena pada dasarnya saya dan famili saya itu suka muter muter keliling Jakarta main main aja-red).  Singkat cerita begitu tiket sudah ditangan, saya sempat dititipi amplop kecil berisi surat yang diberikan oleh petuga Tiket (Tour and Travel) tempat saya memesan tiketnya itu.

BERBAHAYA :  Barang berbahaya seperti pisau lipat, gunting kuku, silet akan disita.  Periksa sekali lagi barang bawaan sebelum masuk ke dalam kabin pesawat.  Waspada dengan titipan dari orang yang tidak dikenal.  Jangan nekat urusannya bisa ke penjara. Foto hak cipta Asep Haryono

WASPADA :  Tetap waspada di tempat keramaian seperti bandara SOETTA ini. Jangan mau menerima barang titipan apa pun dari orang yang tidak dikenal. Kenali barang bawaan anda. Waspada dengan gendam atau hipnotis. Jadilah polisi bagi diri sendiri.  Foto hak cipta Asep Haryono


"Adik mau ke Pontianak ya, nah titip surat ini buat petugas di menara kontrol Bandara Supadio Pontianak ya" begitu pesan mba petugas tiket itu.  Saya yang waktu itu lugu banged, mengiya iya saja tanpa menkroscek isi amplop itu.   Saya pun segera pulang naik Taxi bersama family yang mengantar saya tadi itu. Di dalam TAXI saya sempat mengamati dengan seksama amplop putih dan membolak balikannya tanpa berani membuka isinya.  "Kalaw dibuka nda sopan donk buka punya orang tanpa izin" gitu kata hati saya

Di dalam Taxi saya dinasehatkan oleh family saya untuk berhati hati menerima apa pun dari orang yang tidak dikenal siapa tahu amplop itu berisi narkoba nah loh. Gitu kira kira ucapan family saya. "Ah benar juga ya siapa tahu isi amplopnya ada bom"  gitu kira kira di benak saya yang lugu abis waktu itu.  Mau tau apa isi amplop yang dititipkan petugas tiket di Bundaran HI itu kepada saya.

Isi amplopnya berapa selembar note kecil berisi kalimatnya kira kira begini "Pak apa kabar di Menara Kontrol Supadio Pontianak? Sehat saja kah?  Maaf saya belum sempat mampir ke Pontianak karena kesibukan di Jakarta. Oh ya mau minta tolong nih adik yang membawa surat ini mohon dibantu karena baru pertama kali ke Pontianak. Kasian kayanya Lugu sih".   Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa (Asep Haryono)

25 comments:

  1. Wihiii... concern banget kayaknya orang yang nitipin surat itu sama Kang Asep :p

    Kalau saya udah gak ingat lagi kapan pertama kali pengalaman naik pesawat. Yang jelas sampai sekarang saya gak terlalu suka naik pesawat (AC-nya terlalu dingin, bosan nunggu nyampai tujuan, makanannya seidkit, dan saya suka mabuk udara, hehehe...).

    Dulu pertama kali ke Pontianak saya pakai kapal laut Sirimau (sekarang udah gak ada lagi di sini). Kira-kira 2 malam nginap di kapal, berasa gak nyampe-nyampe :D

    Semua kenangan masa lampau memang kadang seru juga kalau diingat-ingat ya, Kang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. @Diar Adhihafsari : iya bener nih kadang kadang hal hal yang remeh seperti ini bisa membuat senyum senyum sendiri kalw diingat ingat lagi. Hiehiheiheiehiee. Hahaha ya ya sama sama. LAWIT juga rasanya mabok berat baru naik, maunya makan Indomie terus aja. Terima Kasih :)))

      Delete
  2. semoga pengalaman ini akan menjadi pelajaran yang baik buat kita sahabatku, senang rasanya membaca artikel sahabatku ini, apalagi pengealaman ini bisa dijadikan pelajaran juga buat kita, dan menjadi kenangan terindah
    terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. @Penyuluh Pertanian : Iya pak bener juga. Kadang pengalaman masa lalu yang sederhana namun membekas hingga beberapa taun lamanya karena kesannya menarik, unik dan kadang bisa bikin buat kita senyum senyum sendiri jika mengingatnya kembali. Terima Kasih pak

      Delete
    2. Ya begitulah pak, apalagi kalau sesuatu itu indah, lucu, dan menarik, tentu kadang senyum sendiri, kenangan hanyalah, yang penting yg baik, menarik yg kita ingat, yg jelek kita tinggalkan,
      terima kasih

      Delete
  3. wadaw..lugu?? **ngebayangin tampang Kang Asep yg 'lugu'**

    Jadi Kang Asep ini asli Bekasi toh? terus sekarang ga berniat kembali pulang ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. @Popi : Kebetulan saja lahir dan besar di Jakarta. Saya sempat menamatkan SD Negeri 01 penjaringan di Jakarta Utara. Lalu ke SMP Negeri 34 Jakarta utara namun tidak sampai tamat karena harus ikut orang tua pindah ke Bekasi.

      Di Bekasi saya skull di SMP Neger 4 Bekasi, lalu lanjut ke SMA Negeri 2 Bekasi, dan akhirnya go merantau di Pontianak kuliah, kerja dan menikah. Saya ke Pontianak sejak taun 1990

      Delete
    2. wah..pengalaman hidupnya udah 'rame' gitu...

      Delete
  4. POTO-POTONYA DI AMBIL tahun 1990? keren deh Kang...tahun 1990 uah naik pesawatt...pertama kali saya ke Jakarta naik KA ekonomi...hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. @Ririe Khayan : Untuk foto fotonya ada yang beda sekarang yakni dipasang watermark untuk perlindungan hak cipta foto sendiri agar nda dibajak orang. Sawah kali dibajak.

      Untuk foto foto pada artikel ini tentu saja diambil pada periode tahun 2005 an ke atas. Lupa saya kasih keterangan hehehe. Cuma pelengkap saja. Mempertegas tulisan dengan pencantuman gambar yang sesuai. Salam dari Pontianak

      Delete
  5. haa? itu beneran isinya gitu suratnya? :D
    ya ampun sungguh ending yang tak terduga hihi
    btw, kalo saya naik pesawat pertama kali ke ambon sekitar tahun 92. ikut ortu pindah mutasi ke sana. duh, pesawatnya dong yang masih merk mandala ber-baling2 gitu ... kalo diinget2 lagi sekarang serem.. tapi ya itulah, keselamatan rupanya benar2 ada pada kuasaNya ya :))

    ReplyDelete
  6. wah pelajaran yang sangat berharga buat yang mau trip pake pesawat sobat, salam sukses selalu sobat

    ReplyDelete
  7. tahun segitu mah saya belum lahir kang Asep ^^

    saya juga pengen ngrasain merantau ke luar pulau kang, dari kecil di Jawa terus, pengen tahu pulau di indonesia yang lainnya

    ReplyDelete
  8. kl aku malah blm prnh naik pesawat,mas..kl naik becak sering.. #idiiihhhh.... :D

    ReplyDelete
  9. Sungguh pengalaman yang berkesan, Dapat dijadikan pelajaran buat kita, terutama yang baru pertama merantau

    ReplyDelete
  10. kapan ya giliranku naik pesawat

    hehehe :)

    ReplyDelete
  11. hmmp ... bahkan sampai sekarang aku belum pernah naik pesawat ...

    tapi nanti deh insya allah bulan-bulan berikutnya. Hehe :)

    ReplyDelete
  12. semoga aja ini juga menjadi pengalaman kita semua yah

    ReplyDelete
  13. saya lom pernah numpak pesawat jeee...ihiikkkzz

    ReplyDelete
  14. huaaaaaaa, bikin senyam senyum pas endingnya, minta nitip xD hihihihi

    ReplyDelete
  15. hahahaha, kirain apa isi amplopnya, ternyata surat yang isinya lucu.. :D

    ReplyDelete
  16. aduhh, kalo saya takuut sama ketinggian. walahh, meski tetep nekad.

    ReplyDelete
  17. Itu seriusss suratnya @.@
    Kan bisa SMS, wkwkwk...
    Eh gak bisa ya :D
    Aku dulu tahun 1990 belum pernah naik pesawat...
    Eyaeyalah belom lahirrr *minta ditabok*

    ReplyDelete
  18. kapan aku naik pesawat seperti mas Haryono. hehehe :D

    ReplyDelete
  19. Yang lalu biarlah berlalu pak Asep, yang akan datang masih harus kita perjuangkan, ...hehe

    ReplyDelete

Obrigada pela visita.. Não deixe de expressar sua opinião. Seu comentário é muito importante pra mim :)

Vielen Dank für Ihren Besuch. Sagen Sie Ihre Meinung. Ihr Kommentar ist mir sehr wichtig

Grazie per la tua visita .. Assicurati di esprimere la tua opinione. Il tuo commento è molto importante per me

Merci pour votre visite .. Assurez-vous d'exprimer votre opinion. Votre commentaire est très important pour moi

Spasibo za vash vizit. Obyazatel'no vyskazhite svoye mneniye. Vash kommentariy ochen' vazhen dlya menya

Thank you for your visit.. Be sure to express your opinion. Your comment is very important to me :)

Terima kasih atas kunjungan anda. Pastikan untuk mengekspresikan pendapat Anda.

Komentar Anda sangat penting bagi saya :)

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia