Baru baru ini tersebar kabar kalaw mahalnya bensin di Kalimantan Barat mempunyai dimensi tindakan kriminal. Ya benar ada sebagian orang atau oknum tepatnya yang bermain main dengan penderitaan orang. Beberapa hari belakangan ini banyak pengendara yang mengeluhkan harga eceran bensin yang melambung amat tinggi berkisar antara 15 ribu sampai dengan 20 ribu rupiah.

Selidik punya selidik ternyata itu adalah ulah sebagian orang atau oknum yang memanfaatkan moment langkanya bensin ini untuk mengeruk keuntungan yang sebesar besarnya. Saya sangat terkejut mendengar isu ini dan semoga saja ini tidak benar walaupun saya sendiri mengalaminya. Saya pernah membeli eceran bensin per liternya sebesar yang diberitakan itu. Terlalu memang.

Ya memang keterlaluan sekali. Tau benar kalaw masyarakat Kalimantan Barat ini pada umumnya sedang berburu bensin. Bensin saat sekarang ini bak permata dan berlian yang sangat langka. Persis saat orang berburu Beras Miskin (Raskin) atau saat antusiasnya masyarakat Indonesia berburu tiket untuk bisa menonton Timnas Sepakbola yang sempat bikin gempar seluruh Indonesia itu. Namun yang ini beda. Orang berburu Bensin di mana mana untuk bisa beraktifitas. Namun langkanya bensin di Kalimantan Barat ini telah memicu terjadinya tindak kriminal penyalahgunaan antrian bensin yang seharusnya diperuntukkan buat mereka yang benar benar memerlukan bensin untuk dipakai, bukan untuk dijual kembali.

Tapi kenyataannya lain dari yang kita harapkan. Maunya sih tertib dalam antrian, ya benar memang tertib tidak berebut tapi dampaknya juga ada. Kemacetan di mana mana, macet dalam antrian bensin di SPBU sama macet kendaraan buat orang yang akan lalu lalang. DImensi ini menjadi kacau balau dan semakin tidak teratur dan cenderung sudah menyusahkan warga masyarakat pada umumnya. Mengapa bisa? Ya bisa. Salah satu akses masyarakat akan kendaraan umum berupa angkot atau oplet yang digunakan masyarakat untuk beraktifitas menjadi terhenti. Tidak ada oplet beroperasi ini sama saja membunuh roda perekonomian Kalimantan Barat. Ini tidak bisa dibiarkan dan harus diusut dengan tuntas

Saya jadi tidak mengerti kok masih ada orang yang memancing di air keruh? Kok masih ada orang yang tega menarik dan memanfaatkan keuntungan dari penderitaan orang lain? Apa yang harus kita lakukan terhadap oknum oknum yang tidak bertanggung jawab itu. Memang untuk menertiban pedagang eceran yang "nakal" bisa saja dilakukan tapi sampai kapan dan seberapa efektifkah usaha penertiban yang dilakukan aparat tersebut. Mungkin salah , kalaw kita membiarkan praktek ilegal dan penjualan eceran dadakan yang melanggar ketentuan harga pasaran BEnsin dan menjual bensin seenak perutnya sendiri. Tugas kita untuk mencegah agar kejadian seperti ini, dan tindakan yang akan diambil harus bijaksana.

Mari kita berbenah sekali lagi

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia