Thursday, October 06, 2016

Mewujudkan Pontianak Sebagai Kota Wisata Air dan Kuliner


Sebutan Kota Pontianak sebagai kota "parit" tentunya tidak berlebihan karena hampir di berbagai sudut penjuru kota Pontianak terdapat banyak sekali parit parit. Beberapa kota di dunia menjadikan parit di dalam kotanya sebagai daya tarik tersendiri seperti halnya di kota Amsterdam (Belanda).

Kota Pontianak dalam rancangan desain struktur kotanya memang memiliki kemiripan yang amat tinggi dengan kota Amsterdam yang mengfungsikan parit atau kanal kanal yang membelah kotanya sebagai sarana transportasi, irigasi, dan saluran pembuangan air. Banjir yang merupakan "musuh abadi" kota ini yang disebabkan oleh tersumbatnya saluran pembuangan rumah tangga ke muara Sungai yag disebabkan oleh keberadaa bangunan di atas parit.

Bagaimana Pemerintah Kota (pemkot) Pontianak dalam menata bangunan di atas parit adalah pekerjaan besar yang saat ini sedang dikejar oleh Bapak Walikota Pontianak, Sutarmdji  S.H.M.Hum

"Saya targetkan hingga tahun 2017 mendatang tersisa hanya 11 bangunan (di atas parit saja yang masih tersisa. Sudah lebih dari 40 bangunan yang  sudah kita bongkar" kata Bapak
Walikota Pontianak, Sutarmdji  S.H.M.Hum  kepada reporter Dhea Citra Rahmatika Kompas TV pada acara "Sapa Pontianak Episod 5" pada bulan Mei 2016 yang lalu.  Acara tersebut memang mengkhususkan menghadirkan para tokoh atau pemimpin kota Pontianak untuk berbicara langsung, berdiskusi dan mengundang para pemirsanya untuk bertanya melalui line telepon

Penataan Bangunan Di Atas Parit
"Salah satu wilayah di kota Pontianak yang berpotensi besar untuk dijadikan  sebagai wisata Air dan Sumber air baku PDAM dengan pembangunan pintu air adalah
kawasan Sungai Jawi" tegas sang Walikota.  Oleh karena itu Pemerintah Kota Pontianak mempertimbangkan untuk melakukan banyak pembenahan saluran air primer yang ada di kota Pontianak agar terbebas dari bangunan agar saluran air rumah tangga bisa langsung ke dalam Sungai.

"Di Pontianak sendiri ada 9 saluran primer antara lain wilayah Parit Sungai Raya Dalam (Bansir , media) , Parit Haji Husin, , Diponegoro, Parit tokaya, Parit Sungai Serok,  dan di jalan Tebu. Parit sungai jawi bermuara ke sunga Kapuas" kata Pak Sutarmidji.  Warga Pontianak yang punya tanah namun rumahnya rusak parah, Pemkot Pontianak membantu dengan standar bantuan Rumah tidak layak huni.  "Jadi mereka punya tanah namun rumahnya di atas parit, jadi bukan ganti rugi bangunannya, tapi membantu mereka senilai dengan rumah tidak layak huni" kata Pak Walikota. 

Sejauh ini terdapat 107 bangunan yang mendesak untuk dibongkar. Bangunan milik warga yang kena bongkar, kata Pak Walikota, akan diupayakan pindah ke rumah susun yang rencananya akan dibangun di daerah Harapan Jaya.  "Dari 107 bangunan itu yang betul betul tinggal di sana tinggal 34 sedangkan lainnya kan disewakan walaupun itu lahan dia dan itu ada pengaruhnya", kata Pak Walikota. Deadlinenya tahun ini sudah rampung dibersihkan.  "Yakin saya bersih" kata Pak Sutarmidji


"Yang bangun rumah susunnya nanti pihak Kementrian Pekerjaan Umum, dan mereka sudah uji lahan  tanahnya sudah ok dan sekarang sudah proses tender, jadi tidak ada masalah"
sambung Pak Walikota Sutarmidji.   Yang menjadi masalah saat ini, kata Pak Sutarmidji, pemerintah pusat tidak mencapai target pemasukan pajak sehingga perlu pengurangan belanja nasional hingga 290 trilyun, dan berharap rumah susun di kota Pontianak tidak termasuk yang ditunda.  "Jika tertunda, maka kita tunggu lagi hingga tahun depan" kata Pak Sutarmidji.

Kawasan Wisata Air Dan Pusat Kuliner

Kawasan Sungai Jawi atau Jalan Haji Rais Abdurrahman dalam pandangan langsung penulis memang penuh dengan semakin banyaknya orang yang berjualan mulai dari aneka jajanan pasar, buah buahan, lapak lapak pedagang kaki lima,  pasar tradisional hingga pengusaha retail mall mall.  

Di sampingnya sebagai Kawasan parit yang memanjang di sebelahnya selalu menjadi kawasan wisata masyarakat setempat pada even tertentu seperti Hari Kemerdekaan 17 Agustus dengan lomba panjat pinang, tepuk bantal dan sebagainya  Sungguh sebuah kawasan yang sangat menarik wisatawan yang melihatnya.  Kawasan ini yang diharapkan sang Walikota Pontianak sebagai kawasan wisata Air dan Pusat Kuliner. Berhembus isu mengenai adanya rencana dari pihak Pemkot Pontianak untuk mengurangi jumlah Jembatan yang ada di parti sekitar Sungai Jawi.  Menanggapi isu yang berhembus ini, Pak Walikota pun menanggapinya

"jembatan di Sungai Jawi itu ada sekitar 114 sekarang tinggal 66 karena dua sudah saya bongkar, nah tahun 2016 akan dibongkar sekitar 40 jembatan lagi sehingga tahun depan hanya sisa 11 jembatan walaupun masih terlalu banyak " kata Pak Sutarmidji.   Beliau menambahkan  idealnya memang  9 saja asal bagus jembatannya, dan Sungai Jawi itu ke depannya harus ada Pintu Air untuk mengatur ketinggian air.  "Kawasan Sungai Jawi ini bisa dijadikan tempat rekreasi air kemudian Kuliner karena jalan paralel yang panjangnya 3 kilometer jika malam bisa bisa jadi wisata kuliner itu luar biasa" kata pak Sutarmidji.  

Kawasan Sungai Jawi bisa menjadi kawasan yang sangat berpotensi untuk menarik wisatawan dalam dan luar negeri jika penataan bangunan di atas parit ini berhasil gemilang dan ambisi menjadikan kawasan Sungai Jawi sebagai kawasan Wisata Air dan Kuliner ini terwujud. 

"Tidak ada kepentingan masyarakat yang dikorban justru menguntungkan mereka karena lahan mereka yang buat  jalan paralel yang mereka bangun itu mereka sendiri boleh berjualan di situ malamnya" tegas Pak Sutarmidji.  "Sungai Jawi biar enak dilihat kan airnya harus bersih" sambung Pak Walikota.  Tidak tanggung tanggung, air di Sungai Jawi sudah diteliti oleh tim ahli yang didatangkan Pemkot Pontanak dari negeri Kincir Angim, Belanda.  "Hasilnya air di Sungai Jawi dinyatakan layak untuk dijadikan sebagai air baku PDAM karena sudah diuji dan ditelliti" ujar Pak Walikota dengan bangga.

Bukankah air di Parit Sungai Jawi itu berwarna hitam?  Pak Sutarmidji menyebut hal itu disebabkan karena pengrajin tempe yang buang limbah di sungai Jawi.  "Air bekas rebusan Kedele itu yang menyebabkan bau dan membuat air menjadi hitam" kata Pak Walikota Sutarmidji 

"Saluran dari rumah rumah  nantinya tidak langsung mengalir ke Sungai Jawi melainkan ditampung dulu di saluran di jalan Paralel yang menjadi DAM atau penghalang air rumah tangga masuk di sana, atau dibuat ditempat di tempat tertentu di Ujung Pandang dekat PDAM untuk diolah di situ" kata Pak Sutarmidji penuh harap.
Kota Pontianak begitu uniknya. 

Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia telah menjadikan kota Pontianak menjadi cukup terkenal. Sungguh tepat dipilihnya kota Pontianak sebagai puncak perayaan HUT kemerdekaan Indonesia yang ke-70 lalu dihadiri oleh Presiden Republk Indonesia Joko Widodo sekaligus hajatan besar bangsa Indonesia yang bertajuk "Karnaval  Khatulistiwa" Pontianak  tanggal 22 Agustus 2015 lalu. (Asep Haryono)

PARIT : Salah satu parit di kota Pontianak membelah di tengah kota.  Banyak warga menggantungkan akfititas kesehariannya dengan memanfaatkan parit seperti ini.  Foto Asep Haryoni
PARIT : Salah satu parit di kota Pontianak membelah di tengah kota.  Banyak warga menggantungkan akfititas kesehariannya dengan memanfaatkan parit seperti ini.  Foto Asep Haryoni


2 comments:

  1. Sungai Jawi memang tempat yang tepat untuk membuat wisata air dan kuliner. Tapi Pemkot juga harus memperhatikan tempat wisata yang sudah ada. Tugu Khatulistiwa salah satunya.

    Ini adalah yang saya bahas jika ingin dimaksimalkan sebagai satu hal yang tidak dimiliki tempat lain.

    http://www.leemindo.com/2016/09/pontianak-kota-wisata-paling-menarik-di-indonesia.html

    ReplyDelete
  2. Semoga indonesia dibelahan manapun dpt mjd baik. Termasuk pontianak

    ReplyDelete

Thank you for your visit.. Be sure to express your opinion. Your comment is very important to me :)