Catatan Asep Haryono

Sekitar bulan Nopember 2010 lalu , saya sekeluarga berkunjung ke Kulon Progo, sekitar 1 jam dari kota Jogjakarta. Dalam suatu kesempatan saya berkunjung ke salah satu pasar yang ada di West Prog (Sebutan gaul Kulo Progo di dunia maya-red) yakni Pasar Dekso Kalibawang yang letaknya cukup dekat dari Dusun IV Pundak tempat saya sekeluarga bertempat tinggal saat itu.

Siapa sih yang tidak tergoda akan banyaknya jajanan pasar yang khas dan mengundang selera saya waktu itu.  Saya sendiri kurang tau apa namanya. Hanya deskripsi atau gambarannya saja yang bisa saya paparkan dalam artikel ini.   Silahkan sahabat blogger yang dari Jogjakarta barangkali bisa menambah, mengoreksi, atau memperbaiki kesalahan dalam tulisan ini. Monggo ya.  Nah beberapa jajanan khas yang saya liat waktu itu misalnya aneka miehun goreng lengkap dengan sambelnya yang merah menyala. Gorengan mirip dengan pempek Plembang, serta Geblek.

Yang terakhir yang saya sebut "Geblek" kalau dilafalkan bunyinya mirip "Gelas", "Gembira" "Gelagat" dan lain sebagainya.  Jadi "Ge" dilafalkan seperti itu.   Bukan "Geser" , "Gesekan" dan lain sebagainya.   Kuliner Geblek ini secara tekstur mempunyai kemiripa yang sangat tinggi dengan Pempek Plembang. Rasanya memang agak gurih karena mengandung bahan dasar Ikan, kata orang sih.  Kalau digoreng dengan benar, maka akan tetap kenyal dan alot jika sudah digigit.  Mau disantap gitu aja setelah digoreng cukup enak dalam lidah saya.  Mau dicocol dengan sambel botol juga boleh.  Setiap kali berkunjung ke Kulon Progo, nyaris tidak pernah saya lewatkan untuk bawa oleh oleh Geblek ini.


geblek yang fenomenal
GEBLEK :  Ini Geblek yang seruh. Oleh oleh Kulon Progo yang selalu saya kangenin.  Foto diambil bulan Nopember 2010.  Foto Asep Haryono

aneka jajanan pasar
MIHUN SPESIAL :  Ada banyak jajanan pasar berupa makanan khas di Kulon Progo yang mengundang selera.   Foto diambil bulan Nopember 2010.  Foto Asep Haryono

Ini  tidak seperti Belut Goreng yang sudah kondang yang biasa dijual di Pasar Godean, Jogjakarta, yang konon nyaris tersedia disetiap musim.  Penjualan Geblek ini adalah musiman.  Mohon dikoreksi jika salah ya  Soalnya menurut penuturan warga Kulon Progo jika tidak musimnya, agak susah mencari penganan khas Geblek ini.  Harganya pun relatif murah per kilonya, karena memang dijual kiloan.

Saya malah berpikir gini, apa bisa adonan pembuatan Geblek ini dipermodern sedikit misalnya dengan menambah varian rasa lain misalnya udang , ikan tenggiri (lah nanti malah disangka plagiat Pempek Plembang donk-red), atau menu ikan apa saja.  Kalau perlu di dalam geblek "disusupi" telur, atau orak arik cacahan daging atau kentang. Hiehiheiheie. Ini pasti ide ngawur dari sayah. Nanti kalau konten Geblek di percanggih, malah nda keliatan lagi orisinalitas Geblek donk. (Asep Haryono).
Tag : - Asep Haryono | Ada Pembagian T-Shirt - Powered by Blogger
Catatan Asep Haryono

Bagi semua awak redaksi hari itu tampak sumringah senyum ditebarkan di sana sini. Wajar saja hari itu banyak yang pada ceria karena ada pembagian T-shirt (baca : Kaos) free alias gratis. Mendadak memang.  Pada awalnya sih (pembagian) kaos gratis ini khusus diperuntukkan untuk awak redaksi saja namun entah siapa yang memulai nyaris semua personil, bukan hanya awak redaksi saja, yang kecipratan (air kalee) Kaos ini.  Semuanya tentu ada lambang atau logo perusahaan yang tersemat di bagian tertentu di Kaos tersebut.

Kaos atau kemeja Free alias Gratis ini bukan hal yang baru.  Sejak beberapa tahun yang lalu memang banyak surprise dari Manajemen untuk para staf dan karyawannya. Salah satunya adalah pembagian baju, kemeja, atau atribut perusahaan.   Ini merupakan hal yang kecil dan remeh saja namun berdampak luar biasa bagi semangat dan kultur serta etos staf dan karyawan dalam bekerja setiap harinya.  Ditengah tuntutan deadline (karena kami di perusahaan media-red) hal hal yang seperti ini bak oase di padang pasir. Eaaa bahasanya. Hal yang remeh dan kecil inilah yang sering, kadang kadang, didam idamkan oleh semua karyawan dan pegawai media.

Dipilih DIpilih
DIPILIH :  Silahkan dipilih dipilih sesuai dengan ukurannya. Mau yang ukuran L. XL atau XXL sudah tersedia. Silahkan dicoba dulu siapa dulu cucok mas.  Foto Asep Haryono
Mana yang cocok ya
DICOBA  :  Begitu dipilih yang sesuai dengan selera, warna dan ukuran silahkan diukur ukur di banda sendiri ya.  Mohon maaf tidak ada kamar pas di sini.  Ini kantor.  Foto Asep Haryono
Isi absen
ISI ABSEN  :  Yang sudah dapat dan sesuai dengan selera dn ukruan, silahkan mengisi daftar absensi ya. Lingkaran warna merah itu absensinya.   Tanda sudah mengambil   Jangan dobel ya. Curang donk.  Foto Asep Haryono

Sebenarnya masih ada beberapa foto lagi yang bertema ini. Namun demi menjaga privacy atau kerahasiaan ada foto foto tertenu yang tidak diangkat dalam artikel ini.  Atas pertimbangan itulah cukup hanya 3 (tiga) buah di atas yang dalam pandangan penulis cukup mewakili perasaan gegap gempita dan bahagia awak redaksi dalam menerima souvenir mungil murah meriah namun berkesan ini..   Banyak faktor yang membuat para pegawai atau karyawan merasa nyaman di perusahaan, selain upah/penghasilan yang layak, hal hal yang sederhana seperti bagi bagi T-shirt ini merupakan kejutan yang kecil , remeh, murah meriah namun memberikan dampak yang luar biasa.   Kita semua jadi senang. (Asep Haryono)  
Catatan Asep Haryono

Bagi yang belum punya pembantu rumah tangga (PRT) seperti keluarga kami memang harus ekstra dari setiap kesempatan. Ekstra mengatur keuangan, ekstra mengatur kegiatan , hingga ekstra untuk pekerjaan sehari hari.  Maklum saja jadual kami berkumpul secara lengkap (ayah bunda dan anak anak-red) nyaris hanya dalam hitungan beberapa hari dalam seminggu.  Hal ini sudah biasa sebenarnya dan nyaris tidak ada masalah yang berarti.   Tidak terasa memang 5 (lima) tahun sudah saya jadi "single parent" mengurus anak anak.

Untuk urusan setrika pakaian misalnya. Jadual untuk aktifitas yang satu ini pada umumnya sih dilaksanakan pada hari Ahad.  Kami memang lebih sreg menyebut hari Ahad daripada hari Minggu.  Pada hari Ahad itulah semua pakaian, kemeja, dan seragam anak anak dilakukan penyetrikaan besar besaran. Untuk pakaian "kotor" misalnya.   Ini pake tanda kutip dalam artian yang tidak sebenarnya. "kotor" di sini hanya menggambarkan sang baju atau kemeja yang beraroma tidak sedap karena keringat. Tidak ada kotoran lumpur maksudnya. 


Saya sendiri memang kurang "jam terbang" untuk urusan setrika.  Selain itu kadang suka bingung sendiri jika sedang melakukan proses penyetrikaan ini.  Halah bahasanya.  Begitu kemeja kantor sudah disetrika lalu dilipat.  Sekilas memang tampak rapi. Begitu dipake pada hari "H" nya keliatan jelas lipatan lipatan itu tadi. Jadinya untuk kemeja kantor, seragam sekolah anak anak, dan pakaian kain penting lainnya setelah disetrika saya selalu memakai gantungan baju atau hanger baju selalu rapi.  Dan tidak harus dilipat lipat.  Inilah kegalauan saya setiap kali setrika. Ujung ujungnya senang pake gantungan baju dan disimpan di lemari pakaian.

Setrika siap
IRON MAN : Ini sebutan dari Mas Rawins. Iron Man. Alias laki laki menyetrika. Biasanya sih rutin setiap dua hari sekali. Kalau cuaca bagus bias tiap hari. Foto Asep Haryono
Berantakan
BERANTAKAN : Tumpukan baju, kemeja, T-shirt dan lain lain yang baru diangkat dari jemuran sudah siap di setrika dengan gegap gempitah. Foto Asep Haryono

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah memperhatikan dengan cermat kabel yang menjuntai dari setrikaan.  Saya selalu berusaha tangan tidak basah.  Tangan harus kering, dan tidak lupa memakai sendal karet.  Sendal murah meriah berbahan karet kerap memang saya gunakan setiap kali melakukan kegiataan penyetrikaan ini.   Kabel Setrika dipastikan tidak ada yang "terluka" atau mengelupas untuk menghindari kesetrum.   Apa sudah pernah kesetrum? Kalau pertanyaan ini ditujukan kepada saya tentu saya jawab sering.  Nah apakah sahabat blogger sekalian ada yang pernah kesetrum saat mensetrika? (Asep Haryono).
Catatan Asep Haryono

Disela sela acara Local Leadership Day (LLD) II tanggal 7-9 Maret 2014 lalu di Salatiga (Jawa Tengah) para peserta workshop yang berjumlah sekitar 200 (dua ratus) orang lebih dari komunitas Akademi Berbagi (Akber) dari seluruh Indonesia itu juga ada acara santai yang sering disebut orang Coffee Break.   Nah barangkali sahabat blogger ada yang belum mengetahuiya apa itu Coffee Break?.  Biasanya sih pada tau ya.  Anggap saja pada tahu sama tempe ya HIhihi.  Nah Coffee Break ini memang disajikan aneka kue kue ringan dan Teh dan Kopi hangat.  

Aneh juga ya sebutannya Coffee Break namun menu yang disajikan juga ada teh. Bagaimana kalau ditulis saja Coffee and Tea Break. Soalnya yang disajikan teh sama kopi. Nah bingung khan? Saya aja sudah bingung sendiri ini artikel mau dibawa kemana ya.  Temanya ya tentu saja Ngeteh aja.  Acara Ngeteh di sore hari.  Sederhana.   Bagi yang terbiasa dengan Teh pakai Gula, oleh pantia LLD 2014 juga sudah disediakan dengan manis semanis gula putihnya itu.  Bagi yang suka dengan Kopi, panitia LLD 2014 juga sudah menyediakan.  Hanya bedanya dalam
acara Local Leadership Day (LLD) II tanggal 7-9 Maret 2014 lalu di Salatiga (Jawa Tengah) para peserta Ngeteh dan Ngopi ini tidak pake susu.   Susu tidak tersedia.   

Santai bersama Teh
NARSIS :  Biar berdesakan menunggu giliran untuk ngeteh di sore hari, teteup aja bisa pasang aksi bersama sami eh sama. Foto Asep Haryono.
Sabar ya
KUE KUE  :  Ngeteh atau acara ngeteh kurang lengkap rasanya jika tidak disertai dengan kue kue atau cemilan sore. Silahkan diambil mba.   Foto Asep Haryono.

Nah untuk yang terbiasa dengan Teh Manis (teh dengan menambahkan beberapa sendok kecil Teh-red) mungkin adalah hal yang biasa.  Namun demikian ternyata ada beberapa orang yang ternyata tidak suka manis dalam secangkit teh atau kopinya itu.  Orang barat biasa menyebutnya dengan Black Coffee alias kopi hitam tanpa gula.  Pahit donk rasanya?   Tidak juga bagi mereka yang gemar minum kopi tanpa gula.   Tetangga jiran Malaysia konon paling suka minuman tehnya dicampur dengan cream atau semacam susu cair.

Di Jepang bahkan ada tradisi minum teh yang dikenal dengan sebutan chanoyu.  Dengan tradisi dan budayanya yang kuat, budaya minum teh di Jepang sangat kental hubungannya dengan tradisi dan tata krama budaya negara tersebut selain daripada manfaat minum teh itu sendiri.  . Di negara Tirai Bambu, Cina, juga dikenal dengan tradisi atau budaya minum teh ini konon bahkan sejak jaman Kaisar dan raja raja dahulu, tradisi minum teh ini kuat dilestarikan hingga generasi ke generasi.   Di Indonesia adakah tradisi minum teh ini? Nah ada yang tau? Ada yang suka teh Celup? Teh Krisan? Liang Tea? Teh Tubruk? Atau Teteh siapa gitu? Eaaaa Silahkan di share ya hiiihihi.  (Asep Haryono) .
Catatan Asep Haryono

Didampingi guru pendampingnya, tidak kurang dari 60 (Enam Puluh) orang anak TK Kristen Immanuel Pontianak bertandang ke Graha Pena Pontianak Post.  Kedatangan mereka dengan dua gelombang kunjungan pertama dan kedua di siang harinya ini diterima oleh Sekretaris Redaksi, Ibu Silvina atau biasa disapa dengan Bu Evi dan penulis sendiri.   Kegiatan kunjungan TK Kristen Immanuel ini merupakan agenda Tahunan yang selalu berhasil dilaksanakan.   Dari rombongan mereka sendiri dipimpin oleh Madam Henny Maria, S.PD ini dengan tema yang diusung kali adalah tentang Komunikasi dan Telekomunikasi.


"Mengapa kita berada di Pontianak Post anak anak? Karena kita semua akan belajar apa itu Telekomunikasi dan komunikasi sama om om di sini, nah salah satu alat komunikasi yang kita kenal yaitu apa anak anak?  Koran atau surat Kabar" kata Madam Henny, pimpinan TK Immanuel Pontianak membuka kelas kami pada hari itu.   Sesi pertama adalah perkenalan yang dibawakan langsung oleh penulis dibantu dengan Elmi, anak magang di kantor, yang bertindak sebagai operator Infokus dan OHP nya.  Biasanya saya sendiri yang jadi operatornya dan kali ini saya tampil sebagai "guru tk" dadakan ceritanya.


Untung aja saya pernah tanya sedikit gimana menghadapi anak TK di depan kelas.  Inilah salah satu kelebihannya punya istri mantan Guru TK, walau tidak sesempurna guru TK sungguhan setidaknya saya bisa belajar dari istri bagaimana rasanya berdiri di depan kelas di depan anak anak TK.   Menghadapi audiens anak SMA adalah hal yang biasa buat saya saat aktif sebagai Volunteer KangGuru Indonesia beberapa tahun yang lalu, namun untuk berdiri di depan anak anak TK adalah sesuatu yang baru. Grogi jelas  Sembriwing rasnya.  Suarsa riuh rendah anak anak TK itu belajar sambil bermain mereka belajar mengenal apa itu Telekomunikasi dan Komunikasi sesuai dengan tema mereka hari itu

Foto bareng
FOTO BARENG : Anak anak TK Immanuel berfoto bersama sebelum meninggalkan Graha Pena.  Foto Asep Haryono

sibuk menyimak
BERMAIN: Dunia anak adalah bermain.  Termasuk saat belajar dunia wartawan sesuai dengan tema mereka komunikasi dan telekomunikasi.   Belajar sambil bermain ya. Foto Asep Haryono
Evi in action
IN ACTION :Ibu Silvina (Sekretaris Redaksi) Sedang memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti anak TK lengkap dengan game serunya. Yuk sambil bernyanyi ya.  Siapa yang mau?  tunjuk tangan ya  Foto Asep Haryono

Ada yang unik saat diperlihatkan slide show presentasi di screen tentang apa itu dunia Jurnalis melalui gambar gambar yang lucu, sontak anak anak TK yang imut imut itu dengan lantang menyebut nama sebuah Mall terkenal dan terbesar di Pontianak , Ahmad Yani Mega Mall.  Padahal slide show yang diperlihatkan kepada mereka adalah Gedung Graha Pena Pontianak Post.  Begitupula saat slide show memperlihatkan gambar animasi redaktur sedang menggambar , anak anak itu spontan menyebut "om itu Polisi".   Dari sinilah sesungguhnya anak anak TK itu dibiarkan imajinasinya kreatif menafsirkan materi Komunikasi dan Telekomunikai sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. (Asep Haryono)  .
Catatan Asep Haryono


Ditengah ketidakpastian akan nasib Pesawat Malaysia MH370 yang diberitakan oleh PM Malaysia, Nazib Razak , yang menyebutkan bahwa pesawat naas yang konon memiliki reputasi keamanan yang menganggumkan itu "berakhir" di Samudra India, muncul foto  di sosial media dari seorang celebrity chef Datuk Chef Wan yang terkesan mengolok olok musibah MH370 ini melalui akun instagramnya @chefwan58 itu.   Apa ada yang sudah mengetahui berita ini?  Saya sendiri tau informasi ini  pertama sekali dari seorang blogger Malaysia bernama Kall saat blogwalking tadi malam.    Bagi yang belum mengetahuinya silahkan membaca artikelnya secara langsung di sini.   Nah berikut foto humor Chef Wan yang mendapat kecaman pedas di dunia maya itu karena dianggap menghina dan memperolok musibah MH370


chef wan
Datuk Chef Wan dengan Fotonya yang mendapat kecaman di sosial media.  Sumber Foto News Asian Com


chef wan
Sumber Gambar Wanista Com


Dalam foto Datuk Chef Wan tampak sedang memegang sebuah benda yang dikatakannya mirip dengan pintu pesawat MH370 yang hilang.  Namun dikatannya "lagi ternyata setelah diteliti merupakan sebagan dari pintu Jamban Rumah CIk Kiah di Pantai Morib yang telah usang,, Adoi Frustnya"  katanya dalam instagram beliau


sebuah wawancara yang dilakukan oleh astroawani, Datuk Chef Wan mengaku bahwa diunggahnya foto itu di akun instagramnya hanya dimaksudkan untuk mengetahui seberapa reaksi masyarakat Malaysia terhadap foto tersebut, dan setelah diunggah ternyata menuai berbagai reaksi termasuk kecaman, Chef Wan menyebut bahwa usahanya tersebut berhasil. 

Setidaknya menurut pengakuan Chef Wan, dia jadi tahu apa reaksi orang orang terhadap foto tersebut.  Mungkin Chef Wan lupa atau tidak tau kalau dalam musibah MH370 ini terdapat 7 (tujuh) orang penumpang dari Indonesia.  Sebagai warga Indonesia, saya tidak terima.  Saya pribadi turut mengecam foto Chef Wan tersebut dan menganggap humor Chef Wan sebagai humor yang tidak lucu.   Pantaskah seorang Chef Wan yang juga Duta Wisata dan Icon Wisata Kuliner Malaysia bersenda gurau dengan mengunggah joke MH370 tersebut?

Dalam pandangan saya terhadap foto tersebut memang tidak santun dalam arti kata ditengah kesedihan keluarga dan handai taulan para penumpang MH370 , Datuk Chef Wan  ini melakukan hal tersebut.   Sebagian orang menganggap apa yang dilakukan olek Koki berusia 56 tahun ini tidak sedang mencari publikasi murahan hanya untuk mengangkat nilai "jual" nya dengan mendompleng ketenaran musibah MH370 yang sedang menjadi sorotan dunia ini. Apa tanggapan sahabat Blogger Indonesia terhadap foto "humor" Chef Radzuawan Ismail atau Chef Wan ini? (Asep Haryono) .
Catatan Asep Haryono

Saat sepulang dari kegiatan Local Leadership Day (LLD) II 7-9 Maret 2014 di Salatiga (Jawa Tengah) kemarin, ternyata saya tidak pulang ke Pontianak (Kalimantan Barat) melainkan mampir dahulu ke rumah mertua di Kulon Progo Jogjakarta.  Tanggal 10 Maret 2014 (Hari Senin) saya pun menumpang salah satu bis Panitia LLD II yang membawa saya dan peserta LLD II lainnya menuju Parkiran Malioboro , Jogjakarta.  kalimatnya. Nah di Parkiran Malioboro itulah pandangan mata saya tertumbuk pada seorang pengayuh becak yang sedang bersantai sambil mendengar musik.  Fotonya saya unggah di bawah ini :

beca
SANTAI : Pengayuh becak ini santai menunggu penumpangnya di parkiran Malioboro Jogjakarta.  Diambil fotonya hari Senin 10 Maret 2014.  Foto Asep Haryono


Saya amati dari jarak dekat mas pengayuh becak ini duduk bersandar di dalam becaknya sambil mendengarkan musik dari kotak hitamnya   Saya amati itu adalah perangkat BlackBerry warna Hitam merek Gemini.   Soalnya yang model seperti sama persis dengan perangkat BB yang saya punya.  Salah satu yang menarik perhatian saya dari pengayuh becak ini adalah roda becaknya yang sporty dan keren bangeds.  Selain itu becak ini sudah dilengkapi dengan mesin dan memiliki knalpot.  Saya aja baru ngeh setelah mengamati foto yang jepret itu.   Keren

Sebenarnya ada 2 (dua) hal lain yang membuat saya terus saja memandangi Pengayuh becak ini. Ada dua hal memory yang terulang dalam rekaman di kepala saya begitu melihat penarik becak tersebut


Pertama :  saya jadi teringat dengan mas Harry Van Yogya.  Siapakah Mas Harry Van Yogya itu bisa dibaca artikel lengkapnya dalam tulisan disini  Semuanya tersaji di sana   Namun pada intinya adalah  mas Harry Van Yogya adalah seorang penarik Becak yang biasa mangkal di depan hotel Airlangga Jalan Prawirotaman Jogjakarta.  Beliau lah orang pertama di Indonesia dari kalangan sipil yang akun twitternya di follow oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo BambangYudhoyono.  Saya bertemu  mas Harry Van Yogya. di Jogjakarta tahun lalu.

Kedua :  Saya teringat dengan Almarhum Kakek di Bekasi.   Kakek dahulu juga berprofesi sebagai pengayuh becak.   Sama persis dengan dua cerita di atas .  Sejak saya kecil, sekitar usia SD, sering dikasih uang seratus rupiah sama Kakek.  Kadang kalau lagi suntuk saya lari ke pangkalan kakek yang hanya beda gang di Pademangan, Jakarta Utara.  Dari Almarhum jugalah nama kecil saya "cepot" diberikan   

 "Cepot" yang konon merupakan bagian dari cerita rakyat di daerah Jawa Barat. Mohon maaf kalau salah, Mohon dikoreksi ya   Nah sampai sekarang nama "cepot" saya abadikan sebagai nama kesayangan saya sebagai bentuk penghargaan saya terhadap kakek yang sudah berpulang menghadap Allah SWT saat saya duduk di semester IV sekitar tahun 1994 yang lalu.   Kakek, saya rindu sama kakek.   Rest In Peace  Kakek.   (Asep Haryono)
Catatan Asep Haryono


Apa yang terlintas di benak sahabat blogger sekalian ketika mendengar "Jembatan Tol" atau "Jalan Tol"?   Mungkin gambaran sekilas adalah jalan raya bebas hambatan yang membentang luas seperti di Ibukota Jakarta kah?   Gambaran tersebut tentu saja benar adanya.  Memang jalan Tol yang gambarannya umumnya seperti yang ada di DKI Jakarta adalah salah satu bentuk Jalan Tol yang sangat terkenal di Indonesia.   

Namun gambaran tersebut nyaris tidak jauh berbeda dengan Jembatan Tol yang ada di Pontianak, ibukota Propinsi Kalimantan Barat.    Lebih tepat memang disebut dengan "Jembatan" dari pada "jalan" karena secara fisik memang berbentuk jembatan.  Bedanya mungkin cuma satu  Yakni tidak ada karcis pajak masuk dan keluar  jembatan Tol ini.

Ada juga sebutan lainnya di sini yakni Jembatan Kapuas.  Jadi Jembatan Tol juga banyak disebut dengan Jembatan Kapuas.  Kota Pontianak memang dibelah menjadi 3 (tiga) buah jembatan yang melintasi Sungai Kapuas.  Sebagai informasi buat Sahabat Blogger bahwa Sungai Kapuas adalah Sungai terpanjang di Indonesia dengan panjang 1.143 Km  (Sumber Wikipedia),   Ketiga jembatan tersebut adalah Jembatan Kapuas I, Jembatan Kapuas II dan Jembatan Kapuas III.  Penamaan ini juga sering disebut dengan Jembatan Tol I, jembatan Tol II dan Jembatan Tol III.     Tidak ada karcis pajak masuk keluar dari Jembatan Kapuas (Tol) ini.   Minggu lalu saya sempat melewati salah satu Jembatan Tol tersebut, dan saya lampirkan foto fotonya di bawah ini :


Kapuas I
KARCIS : Tidak ada karcis masuk dan keluar jalan Tol ini.  Siapapun iu boleh masuk dan keluar dari Jembatan Kapuas atau Tol ini.    Foto Asep Haryono
bagian tengah
RANGKA  : Sistim keamanan jembatan Kapuas ini perlu lebih ditingkatkan lagi agar tidak ada lagi pencurian baut dan mur nya.  Tampak rangka jembatan diliat cukup jelas bahkan saat dri dalam mobil.   Foto Asep Haryono


melintasi sungai kapuas
KAPUAS : Jembatan Kapuas atau Tol ini melintasi Sungai Kapuas yang merupakan Sungai Terpanjang di Indonesia.    Foto Asep Haryono

Pernah terjadi kejadian yang menghebohkan Salah satu Jembatan Kapuas ini (Kapuas I) dihantam sebuah Kapal pengangkut Bauksit pada tanggal 30 Agustus 2013 yang lalu.   Akibat kerasnya hantaan kapal pengangkut Bauksit tersebut menyebabkan Tiang Utama (fender) Jembatan Kapuas tersebut bergeser sekitar 10 cm dari posisi semula.  Kejadian ini sempat membuat galau para pemakai Sungai Kapuas yang biasa melewati di bagian bawah jembatan tersebut.  Pihak otoritas Jembatan Kapuas dalam hal ini Pemerintah Kota Pontianak (Pemkot) harus memblokir arus lali lintas menuju Jembatan Kapuas II.

Kejadian lain yang tidak kalah bikin galaunya adalah tertangkapnya beberapa oknum pencuri baut dan mur jemnatan Kapuas I oleh pihak kepolisian setempat  Bagaimana mungkin jembatan Kapuas yang sangat penting tersebut dipreteli baut dan murnya oleh oknum yang tidak bertanggung jawab Dengan alasan untuk mengeruk keuntungan , para pencuri ini mempreteli bagian tertentu seperti baut dan mur untuk dikilo dan dijual di pasar gelap.  Bukankah tindakana tersebut sangat membahayakan nyawa puluhan bahkan ratusan pengendara lalu lintas yang biasa melintasi jembatan tersebut?.  Semoga Jembatan KapuasI I dan II ini tetap langgeng dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Pontianak pada khususnya dan warga Kalimantan Barat pada umumnya. (Asep Haryono)
Catatan Asep Haryono

Dalam  acara Local Leadership Day (LLD) II yang di gelar tanggal 7-9 Maret 2014 di Salatiga kemarin memang berlangsung sukses.  Agenda demi agenda kegiatan dari dan untuk para Volunteer atau relawan Akademi Berbagi tersebut sudah berlangsung dengan sukses.  Memang ada catatan di sana sini mengenai penyelenggaraan even yang konon diselenggarakan selama 2 tahun sekali itu.  Mungkin pada kesempatan yang akan datang Insya Allah akan saya sampaikan dalam artikel di sini.    

Lokasinya
Local Leadership Day (LLD) II yang di gelar tanggal 7-9 Maret 2014 di Salatiga kemarin diselenggarakan di Camping Ground Remaja Salib Putih di daerah Agrowisata yang terkenal, Kopeng, Salatiga.   Informasi apa bagaimana serta fasilitas yang disediakan oleh Camping Ground Remaja Salib Putih  bisa diliat langsung dalam situs resminya di sini.  So eh jadi saya tidak perlu membahasnya lagi di halaman ini,.  Silahkan sahabat blogger melihat lihat detail daripada Camping Ground Remaja Salib Putih di homepage resminya itu.    

Dalam suatu kesempatan, kalau tidak salah di hari kedua
Local Leadership Day (LLD) II yang di gelar tanggal 7-9 Maret 2014 di Salatiga kemarin itu sekitar pukul 07.00 WIB pagi harinya saya menyempatkan diri berkeliling di sekitar Camping Ground Remaja Salib Putih ini.   Saat melewati sebuah Kolam renang di bagian bawah itu saya melihat papan arah jalan atau penunjuk jalan yang bertumpuk tumpuk. Bagi yang sudah terbiasa tentu dengan mudah menangkap maksud penunjuk arah atau jalan ini.  Namun bagi yang prosesornya lemot seperti saya ini agak susah mengartikannya. 

Megah
MEGAH  :  Apa yang terlintas dalam benak pikiran sahabat blogger sekalian saat pertama kali melihat bangunan ini? Seperti asrama?  Atau penjara?  Tapi inilah Camping Ground Remaja Salib Putih Salatiga   Foto Asep Haryono
membingungkan
RAMAI :  Maksudnya mungkin memberikan informasi posisi atau letak Gunung yang ada di sekitar Camping Ground Remaja Salib Putih ini. Bagi yang awam tentu saja akan membingungkan.  Foto Asep Haryono

Sayang sekali kesempatan langka bisa berkunjung ke Salatiga, diluar gaweannya 
Local Leadership Day (LLD) II yang di gelar tanggal 7-9 Maret 2014 di Salatiga kemarin , saya tidak sempat Wisata Kuliner atau sekedar membeli souvenir atau cinder mata khasnya Kota Salatiga yang konon amat terkenal dengan wisata Kuliner dan alamnya itu.   Mungkin karena letak daripada  Camping Ground Remaja Salib Putih  Salatiga ini di areal perbukitan sehingga jauh dari keramaian kota Salatiga.   Selain itu juga penyelenggara kegiatan (Panitia) Local Leadership Day (LLD) II yang digelar kemarin juga tidak menyediakan Program City Tour bagi yang dari luar Pulau Jawa.  (Asep Haryono)
Catatan Asep Haryono

Bagi yang malas berolah raga (seperti saya ini-red) untuk sekedar lari lari pagi (Jogging) keliling komplek aja rasanya berat sekali.  Padahal olah raga apa pun itu yang bisa mengeluarkan keringat tubuh Insya Allah akan membuat diri ini semakin sehat.  Dengan olah raga juga seluruh tubuh dalam diri kita akan  bereaksi, mengeluarkan keringat, dan Insya Allah juga pikiran akan semakin bugar.   Alasan sibuk dan tidak punya waktu sepertinya sudah tidak berlaku lagi.  Soalnya olah raga sebenarnya bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.  Bahkan untuk mereka yang ngantor (Eaaaa) ini misalnya, olah raga bahkan bisa dilakukan sambil duduk di depan komputer.

Bagi yang tinggi gedungnya amat dahsyat di atas lantai 50 misalnya, sepertinya nyaris tidak mungkin untuk naik turun tangga dengan ketinggian yang amat "mengerikan" tersebut.  Tapi ini sebenarnya terpulang kepada masing masing personal saja.  Mau diterusin naik tangga dengan ketinggian menjulan tersebut atau tetap makai lift saja.   Masing masing sajalah. Namun jika tingginya yang kalem kalem saja (antara lantai 5-10 misalnya ya-red) boleh bolehlah jangan menggunakan tangga berjalan atau lift.  Gunakan saja tangga yang biasa ada dalam gedung perkantoran.  Selain lift biasanya juga tersedia tangga.  Jadi kapan lagi bisa olah raga murmer alias murah meriah ya dengan naik turun dengan tangga,. Ahayyyyy


.
Lebih sehat naik tangga
TANGGA :  Turun dengan tangga lebih sehat sekalian berolah raga. Foto Asep Haryono

Sehat naik tangga
NAIK :  Hindari menggunakan lift.  Ayo olah raga. Foto Asep Haryono

Ini kebiasaan yang sebenarnya sudah lama namun baru saya lakukan dalam beberapa hari terakhir ini.  Naik Turun Tangga.   Sebelumnya sih dimanjain dengan menggunakan lift.  Namun seiring dengan jadual yang semakin tidak menentu ini (bilang aja mau alasan sibuk dan tidak punya waktu untuk olah raga jogging-red) ya udah deh yang sederhana ini saja.  Yang mana yang lebih enak kalau pake tangga ini?  Enak turun tangga nya atau enak pada saat naik ke atasnya?    Dua duanya tetap mengasyikkan sekali.  Soalnya selain untuk tujuan olah raga yang menyehatkan itu tadi juga bisa dijadikan silaturahmi    Pada umumnya sih kalau naik tangga sekalian ngobrol dengan staf atau pegawai dari departemen lain.  Olah raga dapat, silaturahmi dan menambah pertemanan juga bisa di raih.  (Asep Haryono)...
Tag : - Asep Haryono | Terpaksa Selfie - Powered by Blogger
Catatan Asep Haryono

Kalau melihat dari judul artikel yang saya tulis hari ini pastilah atau pada umumnya sudah banyak dilakukan oleh siapa saja di dunia maya maupun di dunia yang tidak maya alias dunia nyata.   Siapa lagi kalau bukan :"selfie".    Saya sendiri juga agak kudet (kurang apdet) tentang kata yang satu ini. Taunya sih saat ramai ramai diberitakan di berbagai media cetak maupun media online yang membahas demam "selfie" ini.    Saya sendiri kurang paham definisi atau makna dari kata "selfie" ini.   Baik dalam kamus Bahasa gaul, Kamus Bahasa Indonesia atau kamus bahasa planet sekalipun, sungguh saya tidak tau banyak tentang arti kata ini.

Dalam pemahaman saya yang awam adalah Selfie adalah "aktifitas memfoto diri sendiri dengan menggunakan alat tertentu biasanya kamera dengan mengabadikan diri sendiri dalam bentuk sebua foto".  Nah nah definisi dan maknanya galau bangeds ya.  Ya tidak apalah namanya juga mencoba memahami kata "selfie" dalam penafsiran diri sendiri.  Mungkin sahabat blogger di mana saja bisa menambahkan silahkan. Saya akan senang sekali diberikan pengertian, pemahaman dan makna yan benar tentang kata "selfie" ini.   Ada juga sih sejarah kata "selfie" yang bisa dibaca sebagai referensi dan artikelnya bisa di baca sendiri di sini. So eh jadi saya tidak perlu mengulas lagi.  

Tapi pengalaman ini benar benar terjadi dan saya alami sendiri beberapa minggu yang lalu,.  Saat ada terakhir dalam kegiatan Local Leadership Day (LLD) II tanggal 7-9 Maret 2014 lalu di Salatiga, di salah satu sesi terakhirnya adalah pembagian souvenir atau hadiah berupa T-shirt persembahan dari salah satu sponsor kegiatan yang digagas oleh Akademi Berbagi tersebut.  Acara pembagian hadiah ini dilakukan secara spontan saja oleh panitia penyelenggara. Secara kebetulan salah satu yang disebut oleh Master of Ceremony (MC) waktu itu adalah saya sendiri yang mewakili Akademi Berbagi Pontianak.    Singkat kata majulah saya ke depan bersama dengan perwakilan kota lainnya yang beruntung menerima souvenir T-shirt keren ini.  

Mendadak
TERPAKSA  SELFIE: Ini adalah foto reflek saja atau selfie. Karena pada saat serah terima hadiah ini belum ketemu yang bisa dimintai tolong untuk moto. Jadilah macam gini.  Asal jepret aja. Pasrah kalau nda fokus.  Hasilnya:?  Hmm. Foto Asep Haryono

Terus terang saja waktu saya sudah celingukan liat orang yang mau dimintain tolong untuk memfoto saya saat maju di depan bersama lainnya untuk menerima Souvenir berupa T-shirt.  Sudah keliling ke kiri dan ke kanan mata saya menerawang setiap sudut siapa ya yang bisa dimintain tolong untuk memfoto saya dan kawan kawan saat itu.    Ada sih beberapa fotografer yang sudah saya "kedip kedipin" untuk motoin saya waktu itu.   "Nanti aja ya mas saya lagi ambil gambar semuanya nanti deh beres" kata salah satu fotografer,   "Huaaaa kalau gini siapa lagi donk yang mau dimintain tolong motoin sayah" gumam saya dalam hati

Kamera Poket Nikon Coolpix jadul saya sudah siap di tangan, sudah stand by.    Akhirnya berhunung eh berhubung moment sudah akan dimulai penyerahan hadiah oleh Founder, ya terpaksa deh saya melakukan apa yang sering disebut orang dengan SELFIE itu tadi.   Momen sudah genting dan belum ketemu orang yang bisa dimintain tolong buat moto sayah ya sudah Selfie aja.   Saya tidak tau apaka FOKUS atau tidak gambar saya jadinya nanti.   Akhirnya  klik jadi deh foto nya.   Wahahahahah.  Jadinya ya kayak gini deh.  Oh selfie ....selfieee.  (Asep Haryono).
Catatan Asep Haryono

Ini adalah salah satu pengalaman yang relatif bagi saya sekeluarga Insya Allah sudah sah sah sah memiliki tanah.  Ya baru baru ini saya sekeluarga membeli sekapling tanah ukuran 10 x 15 yang terletak di kawasan Komplek Duta Bandara juga.  Dimanakah komplek Duta Bandara itu? Komplek ini terletak tidak jauh dari Bandar Udara Internasional Supadio di Pontianak, Kalimantan Barat.    Letak tanah yang kami beli ini hanya beda Blok saja dari posisi Blok D tempat tinggal kami sekarang ini. Hmmmmm

Saya sekeluarga sudah tinggal di komplek Duta Bandara sejak beberapa tahun yang lalu. Dalam catatan saya sih kalau tidak salah sudah menempati rumah di komplek tersebut sejak tahun 2005 yang lalu hingga sekarang.   Rumah yang kami diami ini bukanlah rumah pribadi melainkan rumah milik orang lain (Baca : Kontrak).  Ada yang bilang tidak keren kalau ngontrak terus dan begitu seterusnya bersliweran di telinga kami. Semuanya kami sekeluarga jalani dengan ikhlas.   Sooner or later kami harus merubah nasib kami sendiri, dengan tindakan nyata secara bertahap dengan resiko terukur-membangun rumah sendiri walau cuma sederhana.

Step by step sudah ditempuh. Salah satunya adalah dengan membeli sebidang tanah yang sudah saya sebutkan di atas secara cash alias tunai.    Saya kira tidak etis kalau saya sebutkan nilai nominal atau harga tanah tersebut. Silahkan sahabat blogger mengira ngira saja berapa rupiah nominalnya dengan kurs atau harga sekarang ini.   

Pengalaman membeli tanah secara tunai ini tidak ada sama sekali. Saya sekeluarga masih NOL pengalaman.  Namun berbekal informasi dari internet mengenai tata cara membeli property (rumah atau tanah) ditambah diskusi dan share dari rekan lain yang sudah pengalaman dalam bidang jual beli property, kami bisa juga melakukan akad membeli tanah sesuai dengan hukum dan ketentuan yang berlaku. Salah satunya adalah transaksi di depan Notaris



  1. Setelah harga Tanah disepakati oleh Penjual dan Pembeli maka ditentukanlah kapan transaksi jual beli di hadapan Notarisnya.  Dalam kantor Notaris itulah maka semua transaksi jual beli property tanah ini akan dilakukan.  Adapun kelengkapan dokumen yang harus dibawah bagi pihak calon pembeli adalah KK (Kartu Keluarga) dan KTP (Kartu Tanda Penduduk) yang masih berlaku calon Pembeli.
  2. Semua pihak yang terlibat dalam proses Jual Beli ini harus hadir bersama sama di hadapan PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah atau Notaris) yang disepakai oleh kedua belah pihak.  Dalam konteks ini dari pihak kami, calon pembeli, menyepakati Kantor Notaris Carolina Anggraini SH yang sudah dikenal baik oleh penjual.  
  3. Pembayaran tunai property tanah boleh dilakukan secara cash (tunai) atau melalu transfer kepada pihak pembeli.  Ini piliham saja.  Kami memilih membayar secara cash (tunai) di hadapan Notaris.   Begitu Penjual menerima uangnya dihadapan Notaris, barulah berkas berkas yang sudah dibawa segera diserahkan.
  4. Menanda tangani bukti penyerahan sertifikat ASELI dan PBB oleh Penjual. Dan dari calon pembeli menyerahkan KK dan KTP kepada pihak notaris.  Sertifikat ASELI ini akan diproses oleh Notaris guna keperluan pengecekan keabsahan ke Kantor BPN.  Jika terdapat fakta tanah itu dalam SENGKETA maka transaksi ini bisa ditolak oleh pihak Notaris.

Di ruang Notaris
TANDA TANGAN :  Ini di kantor Notaris. Sebelah kanan adalah dari developernya yang sudah cukup saya kenal, dan sebelahnya adalah istri yang narsis sebentar mau difoto biar gaya.  Foto Asep Haryono

Kantor Notarisnya
KANTOR NOTARIS :  Inilah kantor Notaris yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak baik PENJUAL atau PEMBELI.  Dalam kantor Notaris inilah dibuat AJB atau Akta Jual Beli.   Foto Asep Haryono

Lokasi tanah
LOKASI :  Ini adalah salah satu foto lokasi Tanah yang sudah kami beli.  Letaknya di Blok C masih dikomplek yang sama.  Ukurannya 10x15.   Sudah ditinjau.  Foto Asep Haryono

surat
BUKTI :  Selain bukti sertifikat dan AJB (Akta Jual Beli), juga dibuat kuitansi bermaterai dan tanda bukti penyerahan aseli sertifikat tanah dan bukti PBB sebagai pelengkap.  Semuanya Sah dan sesuai hukum yang berlaku   Foto Asep Haryono


Setelah tahap demi tahap ini selesai Insya Allah dalam waktu yang tidak terlalu lama kami sekeluarga akan menanda tangani AJB (Akta Jual Beli) tanah di kantor Notaris yang sudah ditunjuk.   Sebagai informasi biaya nomor pendaftaran Akta Tanah yang kami beli sebesar Rp.250.000,- (Dua Ratus Lima Puluh Ribu) Rupiah menjadi tanggung jawab Penjual.  Sedangkan kami dari pihak Pembeli dibebankan biaya pembuatan Akta Jual Beli (AJB) dan Biaya Balik Nama Sertifikat Tanahnya sebesar Rp.1.500.000,- (Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).  Semunya dilakukan oleh PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah) atau Kantor Notaris yang sudah disepakati kedua belah pihak.

Kapan nih mau dibangun?  Maunya sih ASAP alias as soon as possible.  Tapi mengingat kami baru saja merogoh kocek puluhan juta rupiah untuk membeli tanah tersebut secara cash saya kira perlu mengambil nafas dahulu agar tidak terengah engah seperti sekarang ini. Rancangan rumah sesuai dengan ukuran pun sudah digadang gadang dari sekarang.  Dari pihak istri tercinta pun sudah punya angan angan seperti apa konten dan arsitektur bangunan rumahnya.  Maunya sih ada 3 (tiga) kamar :  1 untuk Ayah Bunda, 1 kamar untuk Tazkia Montessori Putri Haryono, (Tazkia 3 tahun) dan 1 kamar lagi untuk Abbie Muhammad Furqan Haryono (Abbie, 6 tahun).  (Asep Haryono)
Catatan Asep Haryono

Ada yang suka sama Siomay?  Mohon mangap eh maaf kalau salah dalam penulisannya.  Yang jelas yang biasa saya dengar dan tulis adalah "Siomay".   Kemarin sore tepatnya saya berkesempatan mampir ke Ahmad Yani Mega Mall yang terletak di kawasan jalan Ahmad Yani Pontianak.  Mega Mall atau Ahmad Yani Mall merupakan kawasan Mall yang terbesar dan terlengkap se Kalimantan Barat, nyaris semuanya ada di kawasan ini. Saya mampir ke kedai Es Teller 77 yang berada di lantai II berdekatan dengan Hyper Mart. 

Nah dalam kesempatan itu saya melihat ada banyak sekali menu yang ditawarkan Es Teller 77.   Dari namanya memang terkesan jualannya hanya es melulu ternyata tidak ya.  Ada juga paket meals lainnya berbentuk makanan organik seperti nasi nasian, paket bakso , aneka roti panggang dan lain sebagainya. Semuanya mengundang selera deh.   Saya memilih cemilan Siomay saja satu porsi.   Harganya berkisar antara 20-30 ribu rupiah.  Jangan tanya harga kalau Sahabat blogger memilih ngemil di area Mall karena sepadan dengan lokasinya yang keren dan pajaknya juga.

Siomay
SEDAP : Rasa yang seanggun penampilan. Inilah Siomay  Foto Asep Haryono


Harganya berkisar antara 20 ribu rupiah per persi
LENGKAP : 1 porsiHarganya berkisar antara15-20 ribu rupiah.  Rasanya asyik dan enak untuk ukuran saya.  Foto Asep Haryono

Saya punya kebiasaan baik sekaligus buruk dalam menyantap Siomay ini yaitu senang dengan Siomaynya saja.  Biasanya kan dalam 1 piring Siomay itu terdiri atas banyak komponen di kontennya seperti kentang, tahu, dan potongan telur.  Kadang di daerah tertentu Siomay ini ada pare nya.  Tau pare kan? Saya sendiri kurang suka dengan Pare soalnta pait rasanya  hihihihi.  Jadi saya punya kebiasaan ngemil Siomaynya saja.  Tidak mau ada kentang, tahu. dan lain sebagainya. (Asep Haryono)
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia