Dear Blog,

Ku tulis posting kali ini yang berisi dan berjudul "Ya Allah Aku Tak Sanggup". Sebagai hamba Allah yang lemah ini, kini aku sudah tidak sanggup lagi melihat betapa banyaknya kebobrokan di negara ku ini. Begitu banyak ketidak adilan di sekitarku ini. Betapa banyak ketidakperdulian di sekitarku ini. Betapa banyak manusia rakus di sekitar ku ini. Betapa banyak manusia tamak (greed-red) di sekitar ku ini.

Betapa banyak orang munafik di sekitar ku ini. Dan betapa banyak penjilat di sekitar ku ini. Kapankah aku bisa keluar dari "kerajaan setan" ini?. Aku tidak mampu merubahnya dengan tangan ku sendiri. Karena Apa? Karena aku tidak punya wewenang, aku tidak punya power. Aku adalah orang yang diremehkan ditempat ku sendiri. Diriku sama sekali tidak diperhitungakn di lingkungan ku. Aku dianggap "tidak ada" (not exist-red) jika mereka tidak "memerlukan" diriku.

Dicampakkan. Siapa mencampakkan siapa?. Ini memang sebuah pertanyaan yang tidak bisa kujawab dan pastinya aku masih mencari tau apa benar siapa mencampakkan siapa di sini?. Mengapa masih ada orang yang hanya memerlukan orang lain saat diperlukan saja, dan dalam keadaan normal orang itu sudah dianggap tidak ada. Apakah ini yang dinamakan habis manis sepah dibuang?.

Tren sekarang ini adalah bagaimana memanfaatkan tenaga orang semaksimal mungkin, kalaw perlu diperas habis habisan dengan imbalan yang minim. Apa iya begitu?. Teori zionis yang menyebut "mencari laba yang sebesar besarnya dengan modal yang sekecil kecilnya" kini sudah lama ditinggalkan orang. Taktik memanfaatkan orang lain untuk memperkaya diri sendiri juga sudah lama dibaca orang. Ini taktik jadul alias ketinggalan zaman.

Coba saja liat kasus Penggelapan Pajak yang dilakukan oleh Gayus Tambunan itu. Dengan seenaknya duit pajak digelapkan (baca: dikorupsi-red) dengan nilai yang fantastis sebesar 25 Milyar rupiah. Coba kita telaah dari dalam hati. Mengapa Gayus Tambunan melakukan itu semua? Benarkah dia melakukannya itu sendirian atau bersama sama dengan orang lain?. Namun apa pun itu alasannya, dan apa pun motifnya yang jelas dana pajak sebesar 25 Milyar sudah raib entah kemana mana. Konon duit 25 Milyar rupiah (Suatu jumlah yang mungkin tidak akan bisa saya kumpulkan- red) sudah berbentuk deposito, tabungan yang nolnya banyak diberbagai bank, flat dan apartemen mewah.

Serakah dan Tamak. Dua sifat manusiawi ini kerap menghinggapi orang yang dibenaknya melulu lembaran pecahan Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah-red) bahkan bola matanya pun bukan warna hitam, melainkan warna pecahan uang. Begitu kira kira saya menggambarkannya dengan mudah. Setiap orang yang diliatnya bagaikan lembaran lembaran pecahan Seratus Ribuan yang melayang melayang yang harus dipegang, digenggam dan kalaw perlu ditimbun sebanyak banyaknya.

Serakah. Tidak pernah merasa cukup. Apa apa semuanya demi uang, Apa pun dibisniskan. Tidak perlu keluar modal banyak, asal mendapat laba yang semaksimal mungkin kalaw perlu menginjak martabat orang, merampas hak yang bukan miliknya asal dirinya semakin kaya, dan bertambah kaya tiap detik demi detik. Sungguh tidak tau malu prilaku orang seperti ini. Mengharapkan laba semaksimal mungkin dengan modal dan pengorbanan yang seminim mungkin. Itulah ciri ciri kasat mata dari sifat kikir, pelit, tamak dan serakah yang kini menjadi tren di jaman edan yang menomor satukan materi duniawi sekarang ini. Oala edan..edian.

Satu nasehat bijak hari : Jangan Serakah. Jangan Tamak. Aku tidak sanggup lagi ya Allah. Tangan ku tidak dapat menjangkau mereka. Kutelah berusaha memperbaikinya namun kemampuanku sangat terbatas. Dalam lemahnya diri ini, ku berusaha menyakin diri ini bahwa aku tidak setuju dengan sifat tamak dan serakah mereka.

Ku tak sanggup.......
Tag : Uang - Asep Haryono | Uang - Powered by Blogger

Dear Blog,

Siapa sih yang nda mau duit atau uang?. Money dalam bahasa Inggris, fulus atau arta dalam Bahasa Jawa. Setiap orang bekerja siang malam, kepala jadi kaki dan kaki jadi kepala, bahkan tidak perlu libur biarpun hari libur keagamaan, atau hari libur nasional tetap produksi perusahaan, alias tidak ada habisnya dihabiskan seluruh hidupnya hanya untuk mencari uang. Salahkah itu? Oh tentu naif kalaw dikatakan orang yang mencari uang itu dikatakan naif. Setiap orang berhak mencari uang. Yang menjadi pertanyaan di sini adalah "bagaimana cara ia mencari uang?" dan "Bagaimana uangnya itu dihabiskan?". Nah dari dua pertanyaan inilah saya cuba menuliskannya dalam postingan blog saya hari ini.

Uang sebagaimana kita tau adalah alat yang digunakan untuk membeli atau membayar sesuatu. Dari pengertian di sini bisa kita katakan bahwa secara umum apa yang kita gunakan ini memiliki fungsi sebagai perantara atau sebagai alat pertukaran barang dengan barang, dan juga sebagai salah satu cara untuk menghindarkan perdagangan dengan cara barter. Fungsi uang di sini bisa kita pilah pilah lagi menjadi 2 (dua) bagian yakni fungsi Uang Asli dan Fungsi Uang Turunan.

Pertama, fungsi Uang Aseli memiliki tiga makna yakni sebagai alat tukar (medium of exchange), sebagai alat satuan hitung (unit of account), dan sebagai penyimpan nilai (valuta). Sedangkan Fungsi uang yang terakhir adalah fungsi Turunan. Fungsi Turunan dari Uang antara lain sebagai alat pembayaran, juga bisa digunakan sebagai alat pembayaran utang, sebagai alat untuk menimbun dan atau juga sebagai pemindah kekayaan berupa modal dan juga berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan status sosial anda.

Orang yang banyak uang biasanya memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi. Begitu tingginya sampai anda bisa meremehkan orang yang tidak mempunyai uang. Di mata anda, mereka yang tidak punya uang sebanyak yang anda punya memang layak diinjak harga dirinya. Mereka bisa anda injak harkat dan martabatnya karena anda merasa uang anda adalah cerminan personality anda. Anda bisa dengan bebas meremehkan orang lain hanya karena orang lain tidak memiliki uang sebanyak yang anda punya. Orang lain tidak punya uang , lalu anda kritik habis habisan orang itu. Anda kritik orang yang tidak punya uang dengan kriteria yang anda buat sendiri. Orang tidak punya uang anda salahkan mengapa bisa tidak punya uang. "Anda tidak punya uang, karena anda pasti sangat boros. Anda perlu berhemat" begitu kata Anda.

Bahkan segala sesuatu perlu anda ukur dengan Uang. Bahkan perut orang pun diukur dengan takaran perut anda. "anda tidak akan bisa kaya bekerja di sini" begitu kata Anda. "Ingatlah, uang masuk dipermudah, dan uang keluar dipersulit" begitu kata Anda. Segala sesuatu adalah diukur dengan uang. Dalam otak anda adalah bagaimana lembaran lembaran pecahan seratus ribu yang melayang di dunia ini , kalaw perlu, masuk semuanya ke kantong anda. Anda perlu kaya, sekaya kayanya kalaw bisa. Bahkan perlu masuk Guiness Book of Record, sampai menjadi orang terkaya di planet bumi ini kalaw perlu. Begitulah cerminan diri anda. Uang adalah Anda, dan Anda adalah Uang. Setali tiga uang. Anda= Uang.

Saya sebenarnya kasian melihat anda yang begitu bernafsu menjadi kaya raya. Bahkan kalaw perlu dengan memeras tenaga orang lain. Anda bebankan target pemasukan uang sebanyak banyaknya dari staf atau pegawai anda, dan anda perlu menekankan kepada bawahan anda untuk bekerja keras memperkaya diri anda karena anda adalah atasan mereka. Kalaw tidak senang, anda dengan mudah untuk mempersilahkan untuk pindah dari kepemimpinan anda. Uang, Uang, Uang dan Uang dalam otak anda.

Satu hal yang anda lupakan. Janganlah uang itu menjadikan anda menjadi budak hina yang hanya bisa diperdaya oleh uang yang sebenarnya bukan menjadi tujuan kita hidup di dunia ini. Kita semua , cepat atau lambat , akan menjadi tua (old) dan anda akan kembali menghadap Allah SWT. Kelak di akhirat tentu anda akan ditanya "darimana uang anda berasal" dan "bagaimana uang anda akan dihabiskan". Bisakah semua itu menjadikan anda sadar bahwa uang bukanlah segalanya. Mereka adalah manusia sama seperti kita. Kita semua memang perlu uang, tapi janganlah hanya karena uang anda menjadi jahat (evil) dan mempunyai sifat kikir, tamak alias rakus terhadap uang.

Coba simak saja pesan bijak dari Mario Teguh The Golden Ways dalam tayangan hari ahad (28 Maret 2010) lalu bahwa "Kekayaan sesungguhnya bukan apa yang anda miliki. Kekayaan adalah sesungguhnya apa yang anda syukuri karena di sanalah letak kekayaan anda yang sebenarnya". Dalam hadis juga disebutkan bahwa "Orang Kaya adalah orang yang sedikit keperluannya. Kekayaaan tidak selalu berbentuk materi yang secara fisik bisa kita sentuh, kita pakai dan kita gunakan. Kekayaan hakiki pemberian Allah SWT adalah kekayaan yang ada dalam hati kita masing masing. Berhati bijak, kasih sayang terhadap sesama, hati yang bersih dalam memandang hidup ini sebagai sarana untuk beribadah kepada ALLAH SWT adalah salah kekayaan anda yang sesungguhnya.




Dear Blog,

Seperti yang tertulis pada judul posting di sini kali ini adalah "jangan banyak berhutang jasa kepada seseorang" memang keliatan naif di saat orang pada berlomba untuk mencari penghidupan yang layak dengan berbagai cara. Mau cara yang mana, mau cara yang halal atau tidak halal? Itu semua terpulang kepada anda. Setiap orang berhak mencari penghasilan setinggi tinggi dan sebanyak banyaknya darimana pun sumber nafkah itu berasal niscaya orang akan memburunya sampai ke akar akarnya. Dari penghasilan yang didapat itulah kiranya akan digunakannya untuk membiayai hidupnya sendiri. Sungguh suatu roda kehidupan yang sebenarnya wajar wajar saja saat ini. Wajar dalam artian memang begitulah ritme kehidupan kita di dunia. Bekerja untuk menyambung nafkah sehari hari.

Peran seseorang dalam memuluskan karir seseorang bisa memainkan peran yang besar dan sangat berarti dalam hidupnya. Apakah peran itu sengaja diciptakan atau peran itu tidak sengaja tercipta dalam membentuk suatu hubungan. Apakah itu hubungan dalam koridor pertemanan atau pekerjaan. Kedua peran yang dimainkan oleh seseorang bisa mempengaruhi pola pikir orang itu dikemudian hari. Meminta bantuan orang lain boleh boleh saja dilakukan karena harkat dan hakekat kita sebagai manusia memang untuk saling membutuhkan. Namun terkadang streotip ini dibalikan menjadi tidak sesuai dengan semestinya. Orang memberikan pertolongan atau bantuan mempunyai maksud dikemudian hari. Apakah kita berprasangka buruk terhadap orang yang memberikan bantuan kepada kita?. O tidak saya tidak bermaksud demikian. Kita tidak (seharusnya) mempunyai perasaan jelek terhadap orang yang menawarkan bantuan kepada kita apapun bentuknya, bahkan bantuan doa sekalipun. Tapi bantuan seperti apa? Doa yang bagaimana? itu menjadi pertanyaan.

Yang menjadi persoalan sekarang adalah output atau "hasil" pemberian seseorang terhadap diri kita akan akan mengubah diri kita menjadi tidak perduli dengan orang lain?. Apakah pemberian seseorang terhadap diri kita telah mengubah diri kita menjadi kurang peka terhadap kebenaran di depan mata. Saya tau karena sudah melihat dengan mata kepala sendiri. Betapa suatu kebenaran itu diinjak injak secara vulgar dan mereka tidak mampu berbuat apa apa untuk mengubahnya. Mereka punya jabatan, punuya wewenang dan pengaruh yang besar, namun semuanya itu tidak bisa membuatnya peka terhadap kebenaran, Mereka menjadi 'buta' akan kebenaran dan tidak dapat mengubahnya karena seseorang telah berjasa besar kepada dirinya.

Itulah salah satu hal yang sangat saya sayangkan dari rekan rekan dan kawan kawan semua. Saya bisa memahami posisi kawan kawan yang dimanja dan mendapat banyak gratifikasi dari seseorang yang akhirnya membuat diri kalian menjadi berhutang jasa dan berhutang budi pada seseorang. Apakah bisa disalahkan kawan kawan "membela" orang yang telah berjasa kepadanya? O tidak tentu saja tidak. Memang sudah seharusnya jika anda mendapatkan banyak bantuan dan gratifikasi dari seseorang, anda harus "membela" orang yang telah banyak memberikan anda sokongan. Itu tidak dapat disalahkan dari sudut tertentu, namun tidak baik untuk dicontoh dari sisi kemanusiaan. Yang saya sesali adalah kawan kawan tidak dapat melihat kebenaran karena kawan kawan telah banyak berhutang jasa kepada seseorang. Sekali anda terjebak dalam lingkaran itu maka sedetik pun anda tidak akan lepas dari cakar cengkeramannya.

Saran bijak : Jangan (banyak) berhutang Jasa Pada Seseorang


"



Dear Blog

Pegawai Rendahan, isu itu memang sudah usai. Beberapa bulan memang sudah tidak terdengar lagi sekarang. Masih ingat saat mereka naik ke acara Kick Andy di Jakarta dengan menggaet beberapa "pegawai rendahan". Sebutan "pegawai rendahan" ini mencuat ketengah ranah publik saat tulisan atau berita yang menyertai penampilan mereka di Kick Andy itu lalu diblow up hingga akhirnya sebutan "pegawai rendahan" menjadi cukup terkenal setidaknya untuk kalangan sendiri yang mengetahuinya. Salah seorang senior saya bilang angka jumlah karyawan yang disebutkan dalam acara di Metro TV itu tidak mencerminkan jumlah aselinya. Sayang sekali saya tidak menonton acara Kick Andy saat mereka tampil di sana.

Tapi mendengar jumlah angka karyawan yang mereka sebut di acara Kick Andy Metro TV itu sampai ke telinga saya, ingatan saya langsung melekat saat kunjungan Jawa Pos Surbaya mengadakan temu bicara dengan mereka di Gedung Equator. Saat itu (kebetulan) sya hadir di sana. Saya mendengar sendiri mereka menyebut oplah Koran kita yang berkisar antara 30.000-40.000 turun naik. Itu pun masih dianggap belum memenuhi target pasar.

Ketika saya cuba konfirmasikan kepada 'anak anak' percetakan di Sungai Raya, didapat data bahwa oplah koran berkisar antara 20.000 - 25.000 tiap harinya. Jadi apa yang mereka sebutkan dalam pertemuan itu tidak sesuai aselinya. Bukankah ini sudah bisa dikatakan "pembohongan publik". Apakah benar mereka pembohong?.

Pengalaman pribadi juga menderu saya. Saya masih ingat saat beberapa tahun lalu saya meminjam kekurangan buat biaya menikah. Setau saya saat itu masih taun 2005. Biaya menikah yang saya miliki masih kurang 1,5 juta lagi. Saat itu mungkin hubungan saya dengan mereka masih baik. Saya bilang padanya bahwa saya (masih) perlu tambahan uang untuk menutupi kekurangan dana yang ada pada saya. "Okelah kalaw gitu saya akan call Pak Tauhid (alm-red) untuk keperluan mu itu.

4 hari kemudian saya langsung ke kantor, dan langsung menemui Pak Tauhid (alm) dan menanyakan rencana pinjaman saya yang kurang 1,5 juta lagi itu. Saya juga menanyakan apakah mereka sudah menghubungi beliau, dan ternyata alm tidak tau apa apa. Berarti apa yang mereka janjikan akan menelpon alm tidak dilakukannya. Berarti mereka pembohong. Saya sudah yakin sekarang mereka ini sudah tidak bisa dipercaya lagi. Tidak ada yang lebih buruk bagi seseorang yang sudah tidak dapat dipercaya lagi kata katanya. Hal yang paling menyedihkan adalah saat mereka tidak saja membohongi diri sendiri tetapi juga membohongi orang lain. Sekali pembohong akan selalu menjadi pembohong. Jadilah pembohong sejati

Beberapa kali sudah terbukti berkata tidak jujur. Maka jadilah pembohon sejati.


Saya tertarik sekali dengan tulisan mas Romi dalam INSIGHT di halaman 19 Pontianak Post pada hari kemarin (Selasa, 19/2). Tulisannya yang berisi dan berjudul "Mengatasi kesenjangan Komunikasi di Tempat kerja". Menurut saya isi tulisan mas Romi bagus sekali, dan saya tergelitik untuk memberikan tanggapan atas tulisan beliau.

Saya setuju semua yang dipaparkan dalam tulisan beliau, dan memang kita tidak dapat memungkiri hal semacam itu terjadi dimana saja di tempat kerja. Dimana ada orang lain di sekitar kita, di sanalah ada berbagai macam karakter manusia yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Perbedaan karakter yang tidak sama satu sama lainnya kerap menciptakan friksi antara satu departemen dengan departemen lain sering sejalan dengan konflik individu yang mewarnai diantara keduanya.

Namun profesionalitas tetaplah dijunjung tinggi karena cakupan bahasan kita di sini adalah lingkungan kerja. Disinilah batasan yang perlu kita perhatikan. Namun itu semua tidak ada artinya jika sudah menyangkut ETIKA. Pesan yang mau saya sampaikan adalah "Jangan Pernah Abaikan Etiket". Etiket yang mana?. Tentunya etiket yang umum di tempat kerja kita. Sejak jaman dulu sampai sekarang, saat jaman semakin penuh keterbukaan dan vulgar, 'etiket' tetap diperlukan dalam pergaulan dimanapun. Etiket tetap dibutuhkan untuk menjaga sikap dan perilaku anda dari hal-hal yang 'tidak pantas'. Karena etiket pada dasarnya adalah tata cara yang mengatur kepantasan dalam bergaul agar semua pihak merasa nyaman.

Mungkin kalau anda mendengar kata 'etiket', ingatan anda akan melayang pada tata cara bersantap di meja makan. Padahal etiket mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Mulai dari cara menelepon seseorang, cara bertamu, cara menjamu relasi bisnis, mengendarai mobil di jalan raya, memperkenalkan seseorang pada orang lain, sampai etiket menolak tamu.

Orang yang tidak mempedulikan etiket, biasanya menganggap etiket merupakan suatu atribut yang merepotkan hidup. Makanya orang yang tidak tahu 'etika' umumnya bertingkah seenaknya, tidak tahu sopan santun, dan bicara semaunya. Misalnya saja berjalan di tangga dengan sengaja dengan menjejakkan kakinya terlalu keras seperti jalannya GAJAH. Bum..bum..bum. Walau sudah disampaikan kepadanya bahwa sikapnya itu tidak mencerminkan etiket, tetap saja dilakukan. Seolah seperti menantang. Kemana orang itu menyimpan akal sehatnya?.

Mereka yang tidak mengenal etika merasa tidak perlu menghargai keberadaan orang lain dan menjalani hidup ini berdasarkan peraturan yang dibuatnya sendiri. Jadi tak heran, mereka yang tidak tahu etika kerap disebut orang yang 'tak beradab'. Mereka yang tidak tahu etika tidak akan disukai dalam pergaulan, kecuali dalam pergaulan yang menganut aliran yang sama. Dalam pergaulan di kantor, etiket mutlak diperlukan. Karena tentu saja lingkup pergaulan di kantor berbeda dengan pergaulan anda di masyarakat atau di rumah. Di kantor terdiri dari banyak peraturan dan birokrasi yang mengatur perilaku dan sikap anda di kantor.

Seakrab dan sedekat apapun hubungan anda dengan rekan-rekan di kantor, andapun tetap harus mengenal etiket. Misalnya anda tetap harus memanggil embel-embel 'mas' atau 'mbak' kepada rekan kerja yang lebih tua. Sebutan 'Bu' atau 'Pak' juga wajib anda ucapkan kalau memanggil bos atau atasan anda, kecuali jika bos anda tidak keberatan hanya dipanggil namanya. Minta ijin terlebih dulu ketika masuk ke ruangan teman kerja anda juga termasuk dalam etiket bergaul.

Begitu juga dalam berpakaian. Tentu cara berbusana pada jamuan bisnis berbeda dengan cara busana ke tempat liburan seperti ke pantai. Jadi kesimpulannya etiket adalah pengetahuan yang mengatur pantas atau tidaknya anda dalam segala aspek yang berkaitan dengan hubungan antar manusia. Dan makin tinggi kedudukan atau posisi seseorang makin tinggi pula tuntutan untuk menjunjung etiket.

Karena semakin tinggi posisi seseorang semakin luas pula lingkup pergaulannya. Sehingga mengharuskan ia mengetahui dan memahami etiket lebih dalam, sebagai modal pergaulannya. Orang dengan kedudukan, posisi dan jabatan yang tinggi, pergaulannya tidak terbatas pada keluarga, teman, dan masyarakat semata, tetapi biasanya sudah kepada urusan yang berbau bisnis. Nah dengan etiket yang baik, konon bisa memperlancar urusan bisnis ini. Karena di antaranya etiket juga mengatur tata cara pertemuan bisnis, jamuan bisnis, dan tata cara melobi seseorang dan menjalin hubungan dengan klien.

Pendek kata, dengan etiket, anda lebih mudah menyesuaikan diri dalam segala 'cuaca'. Dengan pengetahuan etiket yang memadai, anda akan merasa lebih nyaman berada dalam pergaulan di manapun dan dengan siapapun. Dengan demikian, anda tidak akan salah sikap, tidak salah tingkah dan mudah menyesuaikan diri, baik dalam hubungan pertemanan biasa maupun dalam hubungan dan transaksi bisnis.

Makanya kalau anda ingin menjadi orang yang disegani di kantor dan dimana- mana, jangan mengabaikan etiket. Tapi kalau anda bertahan tanpa etiket, siap-siap aja nggak punya temen dan dikucilkan dari pergaulan. Kita memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Ingat itu.

Dear Blog Ku Sayang.

Waktu sedemikian cepatnya sampai tidak terasa sudah lebih dari 7 (tujuh) tahun saya bekerja di kantor milik juragan nanas ini. Memang masih teramat baru, dan bahkan masih terbilang anak “baru kemarin sore”. Emang iya dibanding dengan rekan rekan kerja saya yang sudah tinggi masa kerjanya mulai dari belasan taon hingga puluhan taon. Namun biarlah saya tulis semua dalam BLOG ini sebagai media yang bisa mengakomodir suara hati yang paling terdalam.

Belajar seperti yang menjadi tema posting saya kali ini. Apa itu belajar atau "belajar" dengan menggunakan tanda petik. Belajar , semua orang tau, adalah proses mempelajari sesuatu. Sedangkan "belajar" yang menggunakan tanda petik adalah proses kontemplasi seseorang terhadap pengalaman dan bagaimana dia bisa menarik hikmah dan berusaha memperbaiki sikap dan diri. Kata "belajar" menjadi kata yang sah dan mudah sekali kata itu diucapkan oleh oleh siapa saja, bahkan oleh anak Sekolah Dasar sekalipun. Dalam konsep seorang anak Sekolah Dasar (SD), kata Belajar sudah menjadi kewajiban tidak tertulis sang anak untuk mulai membuka buka buku pelajaran. Belajar baginya adalah mempelajari sesuatu, menghapalkannya, dan siap untuk melaksanakan ulangan yang diberikan oleh guru. Bagaimana dengan diri kita? Bisakah kita belajar dari ini semua?. Apakah anda sudah "belajar"?

Namun kata ini menjadi sesuatu yang memalukan sekaligus tabu untuk sebuah perusahaan besar yang mengklaim dirinya sendiri yang terbesar ini. Kata “belajar” tidak pernah terpatri dalam dalam di benak mereka. Istilah kerennya sudah tenang dengan zona kemapanan, hingga khirnya terlena dalam lingkaran kemapanan sehingga menganggap dirinya sudah sempurna, tidak ada cacatnya. Padahal sikap merasa sudah pintar inilah yang justru menjadi bumerang. Mereka tidak mau dan tidak bisa belajar dari kesalahan yang sudah dibuat berulang ulang.

Berbagai kesalahan cetak, kesalahan pengutipan, pemakaian huruf besar, dan lebih fatal lagi adalah kesalahan dalam penulisan yang berasal dari bahasa Asing. Saya sendiri sudah capek (letih – red) memberi informasi kesalahan pengutipan asing ini melalui email kepada mereka, namun tetap saja mereka tidak perduli. Tutup kuping. Namun tidak semua berprilaku demikian, ada juga yang mengakui secara legawa kesalahan penulisan istilah asing, namun tidak jarang juga ada yang “mencak mencak”, merasa “dilecehkan” atau di “telanjangi” di depan umum. Bahkan seorang redaktur pun meneror saya untuk tidak membeberkan kesalahan di depan umum. Perlu dibedakan antara membeberkn kesalahan orang di depan umum, dengan kritik dan koreksi. Itu jauh berbeda. Saya bukan tipe orang yang suka mempertontonkan kesalahan orang di depan umum. Saya memberikan kritik, koreksi untuk sebuah kebaikan. Tidak ada maksud untuk menjatuhkan seseorang atas kesalahan yang dibuatnya.

Belajar dari kesalahan adalah sangat memalukan bagi mereka yang tidak bisa “menerima” kekurangan mereka. Justru ini sikap yang sangat tidak bijaksana. Mengapa tidak katakan saja mereka tidak tahu, karena akan dikasih tahu. Tidak ada maksud untuk menggurui. Tetapi memberikan informasi. Tetapi balasan apa yang aku terima?. Capek capek menyampaikan bahwa itu salah dan memberikan informasi penjelasan yang benar, namun kesalahan selalu saja terjadi.

Pernah suatu ketika ada penulisan kata “pontianak colorfull”. Penulisan “colorfull” dengan dua huruf L. Ini jelas salah dalam gramatika. Sudah sering saya sampaikan kepada dewan redaksi bahwa Suffix (akhiran-red) ful ditambahkan kepada kata benda (noun-red) untuk menghasilkan kata sifat. Contoh lain cheerful, joyful, dan lain sebagainya. Tetapi apa daya?. Sudah saya paparkan lengkap dengan referensinya tetapi istilah salah denan dua huruf L masih saya dipakai, sampai beberapa kali edisi.

Bahkan ada seorang redaktur yang dengan konyol menyatakan pendapat saya sebagai arogansi mentang mentang saya dari Bahasa Inggris. Ya ela belagu bener tuh redaktur. Bukannya berterima kasih sudah diinformasikan kesalahan sekaligus informasi yang sebenarnya, malah ngenYek (istilah jawa-red). Ya sudah lah nanti kalaw di sentil sama pembaca biar tau rasa. Saya sudah tidak perduli lagi dengan mereka. Mau cetak salah kutip atau tidak sudah bukan urusan saya lagi. Terserah you.

Sampai sekarang pun saya masih mendapati beberapa istilah asing yang berasal dari Bahasa Inggris yang salah dalam penulisan misalnya Multifiannce, padahal seharusnya adalah multfinance. Ah sudahlah terserah you. Saya udah capek kasih tahunya

Padahal kantor banyak uang. Mengapa tidak dipakai saja buat mencerdaskan para karyawannya. Disekolahin lagi kek, atau dikirim tugas belajar kek. Atau yang mau praktisnya ya undang tenaga ahli untuk memberikan inhouse training kepada para karyawan sesuai dengan bidang masing masing. Kan enak. Karyawan jadi cerdas, pintar, dan ini kan membuat koran menjadi lebih bernas, lebih ok, enak bahasanya, dan akan menjadi idola. Otak tuh diisi. Berikan pelatihan dan kursus buat wartawan dan juga karyawan bagian apa pun untuk bisa maju dan berkembang wawasannya. Bukan ngurusin kredit blackberry.

Berapa sih biaya buat kasi Les karyawannya atau datangkan instruktur atau tenaga ahli untuk kasih inhouse training kepada para karyawannya?. Apa nda mau memiliki karyawan yang cakap, terampil, pintar?. Pelesir ke Singapur, China, Eropa aja bisa ngongkosin. Pelesir digedein, otak nda diisi. Oala edan edan. Itulah sebabnya saya sebut TIDAK MAU BELAJAR dalam artian sebenarnya.

Belajar la. Malu tauuuuuu



Dear Blog,

Sudah bukan rahasia lagi kalaw diantara kita memang ada rasa tidak menyukai satu sama lainnya. Jangan bo ong deh. Perasaan itu akan slalu menyertai kita diri kita masing masing. Tidak perlu takut anda dicap tidak manusiawi. Karena perasaan benci itu juga ada kadar nilai positifnya. Kok bisa sih benci itu positif. Ya bisa saja perasaan membenci itu bernilai positif dan tidak selamanya rasa benci itu jelek. Unsur kebaikan juga ada di dalam rasa benci itu sendiri.

Sebagai contoh perasaan benci kita terhadap pelaku aborsi. Rasa benci kita terhadap koruptor yang merusak sendi sendi kehidupan keuangan negara kita. Rasa benci kita terhadap pelaku BLBI. Rasa benci kita terhadap pelaku pembobolan Bank Century. Serta berbagai perasaan benci kita terhadap kelompok yang merongrong kewibawan NKRI. Nah bukankah perasaan benci itu juga mengandung kebaikan. Perasaan BENCI itu biasanya muncul karena tidak ada daya upaya kita secara fisik untuk mengatasi hal hal itu. Perasaan itu muncul sebagai jawaban hati yang paling lemah. Kita tidak dapat membetulkan kesalahan itu. Yang paling bisa kita lakukan adalah di dalam hati. Kita tidak setuju perbuatan jahat itu. Nah dari sanalah rasa BENCI yang ikhlas bisa kita tanamkan dalam hati.

Ini akan menjadi persoalan jika kita tidak bisa memenej rasa benci dalam diri kita masing masing. Setiap orang yang kita benci harus mempunyai alasan jelas. Kita tidak bisa membenci seseorang yang kita sendiri tidak tau jelas apa yang diperbuat orang itu sehingga timbul perasaan benci kita kepadanya. Tidak mungkin kalaw tidak ada hujan tidak ada api tiba tiba anda membenci seseorang. Begitu juga sebaliknya tidak lazim orang lain membenci diri kita tanpa kita sendiri tidak tau apa yang telah kita lakukan sehingga orang membenci kita.

Persoalan akan semakin berkembang jika apa yang sudah kita miliki dengan perjuangan sendiri itu dibenci oleh orang lain. Atau juga orang lain membenci apa yang kita miliki. Apakah Anda pintar sampai orang menjadi benci terhadap anda?. Nah rasa benci seperti ini dibungkus oleh perasaan tidak suka sekaligus iri hati akan kelebihan yang dimiliki orang lain. Ataukah kita membenci seseorang karena orang itu terlalu keras "bunyi" nya karena bisa membahayakan posisinya?

Biasanya kita membenci seseorang karena orang itu melakukan pelanggaran kemanusiaan, pelanggaran hak hak manusia sewajarnya, dan juga melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan orang banyak. Lantas bagaimana dengan koruptor atau orang yang memperkaya dirinya sendiri, ataw orang yang tidak perduli sesama karena dirinya sendiri berusaha cari selamat?. Orang yang seperti ini tidak perlu dibenci. Karena kita tidak membenci orangnya. Karena sejelek apa pun orang berbuat sesuatu, atau sebaik apapun orang berbuat untuk kebaikan, pasti penerimaan orang lain akan berbeda satu dengan lainnya. Maksud baik pun kadang diterima orang lain dengan perasaan curiga. Maksud baik saja bisa ditanggapi dingin oleh orang lain. Apalagi maksud jahat sudah tentu orang tidak akan suka.

Setiap orang berhak menjadi Baik, sebagaimana setiap orang juga berhak menjadi jahat. Seperti yang sudah saya singgung diatas, setiap orang punya alasan mengapa berbuat baik dan mengapa harus berbuat tidak baik. Kalaw orang itu menindas orang lain, merugikan orang lain, mencopot jabatan seseorang yang tanpa alasan, sebaiknya orang itu jangan dibenci. Karena kita tidak membenci orangnya. Yang kita benci adalah Policy dan behaviornya. Kalaw orang lain bisa membenci anda, maka anda pun bisa melakukan hal yang sama kepada orang itu.

Ingatlah selalu. Kita memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan


Dear Blog,

Tadi siang menjelang sore saat aku kembali dari rumah ke kantor untuk mengabsen pulang kuliat salah seorang senior saya di kantor terduduk jongkok sambil memainkan Hand Phone (saya rasa bukan HP nya yang dimainkan, melainkan sedang mengirimkan SMS atau sedang membaca SMS-red). Masa iya sih sudah segede itu masih maenan Hape emangnya anak kecil wahehhehehe. Sebut saja nama orang itu dengan inisial "K". Dia memang sudah puluhan taun bekerja di kantor, dan orang sudah pada tau pada karakter orang ini yang keras, dan sentilan sentilannya memang tajam setajam silet. Wahaha udah kaya nama pogram TV Swasta aja ya SILET.

Hmm lalu apa yang menjadi perhatian saya saat itu?. Sebenere isu dia dicopot dari Jabatannya sebagai komandan PraCetak sudah lama saya dengar. Nda begitu lama sih ya cuma beberapa hari saja. Masa iya sih beberapa hari disebut lama sih? hehehe iya sih maklumlah lebay lebay gitu hehehhee. Info ini saya dapat dari rekan senior saya juga di kantor, tapi lu tau kan kalaw gue tipe yang tidak mau mempercayain isu isu apa saja sebelum konfirmasi langsung sama orangnya. Seperti kemarin saya konfirm ke petinggi kantor soal boleh tidaknya saya ikut pelatihan Konperensi Asia Afrika di Bandung untuk 23-28 Agustus 2009 nanti yang berbiaya 3 juta rupiah itu. 3 juta itu ukuran harga "cemilan" untuk kantor yang bisa dan mampu memberangkatkan orang sampai ke negara tirai Bambu alias China itu.

Dan ternyata jawbannya sudah diduga. Tidak bisa. Tidak bisa atau pelit?. Mereka bilang selain CUTI, izin keluar hanya akan diberikan jika kegiatan itu sesuai dengan latar belakang dan job deskripsi masing masing unit kerja. Dan itupun harus diacc sama atasan atau manager yang bersangkutan. Jawaban standar saja. Saya anggap jawaban itu masih bisa diterima dan masuk akal. Namun demikian ada sisi lain mengapa jawaban itu diberikan?. Mengapa kantor tidak mau mendukung karyawan yang ingin meningkatkan pengetahuan dan otaknya dengan mengikuti pelatihan dan pendidikan diluar jam kerjanya di kantor?. Mengapa pelatihan dan pendidikan itu harus sesuai dengan bidang pekerjaan atau menunjang pekerjaan di kantor?. Mengapa kantor tidak mau mendukung karyawan yang menimba ilmu "lompat pagar" untuk menunjang wawasan dan pengetahuannya dan tidak harus terkotak kotak dengan disiplin ilmunya?.

Coba saja bandingkan dengan rekan rekan saya yang wartawan. Banyak dari rekan wartawan yang tidak sesuai atau tidak memiliki basic wartawan. Tetapi dia mampu. Saya salut dengan rekan wartawan. Saya bangga pada mereka. Kita boleh saja menimba ilmu apa saja. Meluaskan pengetahuan tidak selalu harus dibidangnya masing masing. Orang kuliah tidak selalu mengejar selembar ijasah Strata 1. Orang kuliah jangan selalu dianggap sebagai pabrik nya menghasilkan para penganggur. Itu tidak baik berpendapat sangkaan buruk. Orang kuliah juga perlu untuk menajamkan wawasannya meluaskan pikirannya agar semakin bijaksana dan mempunyai padangan yang cermat dalam menentukan langkahnya di kemudian hari. Wawasannya akan semakin tajam dengan hadirnya dia diberbagai forum kemahasiswaan, dan itu bisa dicapai dengan semakin berkembangnya otak sang mahasiswa dengan berbagai ilmu pengetahuan.

Orang tidak harus belajar sesuai dengan bidangnya. Kalaw kita selalu membatasi diri untuk bidang pengetahuan yang hanya terkotak pada pekerjaannya saja, saya yakin bagai katak dalam tempurung. Wawasannya pendek, tidak cermat, dan cenderung akan membodohi diri sendiri karena menutup diri dari surga ilmu diluar sana. Ilmu apa saja sejauh itu baik akan selalu bermanfaat bagi pengembangan pendidikan dan wawasan berpikirnya yang secara tidak langsung juga akan menunjang pekerjaannya.

Kembali ke soal rekan saya yang tiba tiba "kehilangan" posisinya sebagai komandan pracetak itu?. Saya jadi bertanya : apa yang diperbuatnya sehingga dia di "copot" dari jabatannya. Mengapa itu bisa terjadi?. Apa karena sepak terjangnya yang dinilai kantor terlalu "keras" sehingga perlu di "bungkam"? Atau apakah karena ada alasan atau motif Politik atau ekonomi dibalik pencopotannya itu?. Saya coba menelaah mengapa itu bisa dilakukan terhadap nya?. Pertama, mungkin saja dia terlalu "pedas" lidahnya dalam bertutur sehingga telah membuat orang lain teluka hatinya. Ya bisa saja kan orang gayanya ceplas ceplos gitu, yang bagi orang tertentu pasti akan tersinggung. Ini dugaan sementara saya.

Kedua, mungkin Mr K ini dicopot dari jabatannya karena akan sangat "merepotkan" untuk dibayar pesangonnya jika diberhentikan (PHK) atau kelak jika sudah waktunya dia pensiun?. Hahaha lucu. Kata "pensiun" langsung membuat saya tertawa. Iya lucu aja karena sudah mau nyaingin Pegawai Negeri Sipil dengan sebutan Pensiun. Dalam konsep saya yang sederhana dan awam ini, Pensiun itu akan selalu mendapatkan insentif walau dia sudah tidak bekerja lagi. Apa iya kantor saya kaya gitu?. Hmmm ini dugaan saya yang kedua saja. Yang Ketiga, mungkin memberikan memberikan efek jera bagi siapa saja yang mencoba sebagai potential deffender (sebutan Pak Prof Muladi untuk menyebut orang yang berpotensi membuat "onar"- red). Jadi orang akan takut untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Mr K.

Saya sendiri sebenere sudah bisa membaca arah kemana ini akan terjadi. Saya sendiri sudah tidak lagi melancarkan serangan dengan kritikan dan kontrol sosial. Saya sudah fade away (menyingkir - red). Bukan karena ingin dianggap pahlawan ya. Ya karena saya "gerah" banyak ketidak beresan dan ketidak adilan yang terjadi di depan mata saya dan saya tidak dapat melakukan apa apa. Sekarang sudah jelas semuanya. Tembok itu tidak dapat dirubuhkan dengan kepalan tangan saya yang mungil. Mr K dalam pandangan saya mempunyai kharisma sendiri (Ntah merek motor dia apa ya. apa iya merek kharisma hahahaha-red). Mr K punya bakat sebagai "The Giant Killer" atau pembunuh raksasa yang akhirnya bisa "dibunuh" secara halus melalui "character assasination" (pembunuhan karakter-red) dengan cara dicopot seperti ini. M

Mungkinkah ide pencopotannya hasil dari "bisikan" seseorang yang tidak senang kepadanya?. Apakah ada konspirasi tingkat tinggi dibalik pencopotannya sebagai Kabarestak (Kepala Barisan Pracetak-red) itu. I don't like this game. Saya turut prihatin


Ah yang bener...

Ini mirip sekali dengan bunyi iklan yang ada dan banyak ditayangkan di berbagai televisi swasta di tanah air kita, Indonesia. Bunyi slogan salah satu layanan kartu pra bayar suatu produk kartu telepon selular di Indonesia yang artinya mirip nama sebuah senjata itu hihihihihi. Soale kalaw disebut nama produknya wah enak bener tuh produk diiklankan secara gratis emangnya gue dinas sosial. Hehehee. Tapi bener ini sebuah intermezo aja tentang posting saya kali ini mengenai "ah yang bener..." itu tadi kira kira bermakna apa hayoo. Tebak tebakan ne, Yang bisa menjawab boleh membaca blog saya sepuas puasnya dan fasilitas makan setiap hari di rumah masing masing. Hehehhehehehe.

Banyak hal yang aneh yang terjadi di negeri yang terkenal karena angka korupsinya yang tinggi ini. Ada saja hal yang lucu terjadi dan hampir setiap hari. Namun kalaw diliat dari judul posting saya di sini "ah yang bener..." bernada riang dan seolah tidak percaya akan sesuatu yang menyenangkan. Sebagai referensi ya liat saja tayangan iklan produk kartu pra bayar itu. Hehehehe. Namun sepanjang yang saya amati profil iklan produk kartu pra bayar itu banyak mengalami editing dan penyuntingan di sana sini. Setau saya ada ucapan "ah yang bener" diucapkan oleh sepasang pengantin yang berada di dalam ranjang malam pertamanya yang penuh ditaburi bunga bunga itu. Hihihihihii senyum senyum saja saya dibuatnya.

Ah yang bener....
Masa kerja sudah lebih dari 5 (lima) taun masih saja menyandang status sebagai KKA (Karyawan Kontrak Abadi)?. Apa memang begitu peraturannya. Kata siapa yang bilang yang jadi diangkat menjadi karyawan tetap adalah mereka yang "dipilih" oleh sang bos atas dasar karena suka dan layak. Bukan karena memang sudah menjadi haknya menjadi karyawan tetap setelah melalui tahapan kontrak. Peraturan macam apa itu seenaknya sendiri, menginjak injak Undang Undang ketenagakerjaan secara membabi buta dan tidak cerdas. Itu tidak baik, dan tidak layak ditiru oleh perusahaan manapun yang ada di planet bumi ini.

Ah yang bener.....
Begitu banyak kejadian yang menyita keuangan Negara saat ini. Sang pelaku koruptor sudah jelas salah atas dasar vonis pengadilan. Tapi masih saja berkeliaran di mana mana dengan bebasnya. Masa untuk surat email keluhan saja harus mendekam di Penjara?. Mengapa orang bersaksi untuk kebenaran malah dituding menyebarkan fitnah seperti kombes Kusno itu. Ah yang bener. Masa di Indonesia, angka korupsi masih saja merajalela di sana sini. Ah yang bener. Presiden SBY tidak mau bergerak cepat menuntaskan kasus century yang telah menyeret nama Sri Mulyani Menteri keuangan dan Wakil Presiden Budiono itu.

Ah yang bemer aja deh. Makin kacow saja negeri ku ini


Judul di atas kalaw diterjemahkan secara sederhana dalam Bahasa Inggris menjadi "Idealism is not a Crime". Memang. Menjadi idealis adalah sah dan bukan suatu kejahatan. Setiap orang memang dilahirkan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kata siapa setiap orang itu memiliki bakat yang sama dan juga talentanya yang juga sama?. Saya tidak percaya kalaw ada yang bilang "ah si anu bisa menjadi pengarang terkenal, saya juga bisa. Orang lain bisa mengapa saya tidak?". Ini streotip yang ngaco menurut saya. Karena apa ya karena setiap orang tidak sama bakat dan talentanya. TUHAN memberikan bekal ketrampilan, kelebihan, bakat dan juga kekurangan dalam satu paket di dalam diri setiap orang.

Kalaw ada orang yang punya kekuasaan, uang dan pengaruh, apakah dia bisa membeli sebuah harga diri dan juga idealisme seseorang?. Memang tidak selalu, tetapi banyak juga orang yang masih setia mempertahankan tradisionalnya, adat istiadatnya hingga ego idealismenya yang kadang bisa membuat orang lain kesal. Ya tentu saja idealisme seseorang bisa membuat orang lain kesal.

Memang idealisme bisa buat orang lain kesal. Sebagai contoh di saat orang lagi tren menjadi penjilat BOS, bahkan dia sendiri "sok" mandiri dan idealis berjuang dengan kemampuannya sendiri. Hasilnya apa? Ya hasilnya tetap saja hidupnya merana, karirnya di kantor tetap menjadi karyawan kontrak abadi, serta sederet perlakuan tidak adil lainnya yang dia terima. Dia tetap tabah, dan sabar, dan bahkan berjuang sendiri dengan keyakinannya sendiri bahwa Idealisme memang layak untuk dipertahankan bahkan memerlukan pengorbanan harus tidak sejahtera dibanding rekan rekan kerjanya yang sudah "senior" dalam jilat menjilat.

Menjadi idealis tidak ada masalah dengan orang lain yang bahkan tidak mau idealis. Tetapi sebaiknya hormatilah orang yang masih memegang teguh prinsip idealis yang tidak akan bisa diganggu gugat. Sang idealis pun juga harus bisa menghormati orang lain yang juga tidak idealis atau yang tidak sepaham dengan dirinya sendiri. Menjadi Idealis bukanlah suatu kejahatan. Dia bukanlah ancaman bagi orang lain, dan sebaliknya orang lain pun sebaiknya tidak melakukan intimidasi atau ancam mengancam kepada mereka yang memegang teguh prinsip yang diyakininya. Keyakinan bisa saja menjadi bagian dari seseorang dan seseorang berhak untuk mempertahankannya.
Tag : Resensi - Asep Haryono | V for Vendetta - Powered by Blogger

Dear Blog

Malam ini kutonton salah satu film yang sudah berulang kali saya liat. Film yang berjudul V for Vendetta. Film ini diputar di salah satu televisi swasta di Indonesia, dan saya menemukan beberapa catatan mengenai fim yang merupakan film bergaya perjuangan dan penentangan terhada pemerintah.

Dalam Wikipedia disebutkan bahwa film ini merupakan saduran dari komik yang sudah beredar luas dan berjudul sama. Film yang ditulis oleh Alan Moore dan diilustrasikan dengan baik sekali oleh David Lloyd. Film ini diset di sebuah tempat di London (INggris) yang terkenal dengan Big Bennya itu. Setingan kota London di era taun 1980 dan juga 1980 sangat kentara di sini. Film yang menceritakan romantika revolusioner di jaman yang serba korupsi merajela dalam sebuah pemerintahan yang dikatoris. Sang pelaku sellau mengenakan jubah hitam bertopeng dan selalu menyebut dirinya sendiri dengan sebutan "V".

Film yang diproduksi Warner Bross ini mengisahkan seorang yang menyebut dirinya "V" merupakan buah dari pemerintahan yang diktaor dan totalite. Pemerintahan yang korup menjadikan negeri London menjadi takut untuk menentang apalagi melawan pemerintahan yang berlaku saat itu. Jika ada warga London yang menentang, maka Penjara dan siksaan berat sudah menanti mereka.

Film yang sarat dengan perlawanan fisik terhadap pemerintahan yang diktator diwujudkan oleh orang berjubah hitam dan bertopeng "guy Fawkers" ini selalu meluncurkan kampany kampanye kepada masyarakat kota London untuk bersama sama menentang pemerintahan yang korup pada tanggal 5 November. Aksi balas dendam dalam film ini sangat terasa ditampilkan secara sangat vulgar. Dalam perkembangan selanjutnya film ini dirilis kembali pada tahun 2006.

Akankah di Indonesia ada orang yang meniru langkah mr V ini dalam nenegakkan kebenaran? Cara cara perlawanan secara fisik mungkin tidak dapat diterapkan di negeri ini, namun sampai kapankah rakyat akan menerima perlakuan tidak adil dari pemerintahannya sendiri. Apa apa mahal, pengangguran, korupsi , narkoba serta sederet kasus lainnya di Indonesia sepertinya tidak tuntas untuk diselesaikan. Akankah ada ada pengadilan masyarakat untuk pemerintahan semacam itu sekarang ini?.

Itu sebuah pertanyaan. Pertanyaan yang menatikan jawaban




Dear Blog

Sudah hampir 2 (dua) taun lamanya saya menunggu kesempatan untuk bisa mengikuti tes Beasiswa Studi ke Australia untuk intake tahun 2011-2012 ini. Memang sudah lama direncanakan tapi waktu itu juga belum tercapai.

Mengapa sampai tertunda dua kali? Pertama, karena pada taun 2005 saya menikah di Jogjakarta dan itu saja memerlukan persiapan 1 (satu) taun sebelumnya, sedangkan pada taun berikutnya 2006 juga tidak dapat saya lakukan. Karena apa, ya karena setelah menikah saya pontang panting bertahan dengan keuangan terbatas. Maklum saja pulang menikah boyongan Istri ke Pontianak (Kalbar) yang merupakan hal baru bagi istri saya yang aseli Jogjakarta dan belum pernah satu kali pun berkunjung ke Pontianak. Uang yang saya miliki saat itu pun sudah habis habisan, pokoke kacaw balaw bin berantakan nih kantong. Untuk makan sehari hari aja suse nya minta ampun. Maklum saat itu (periode 2005-2006- Red) masa masa sulit kami setelah menikah dan hanya 1 kepala saja yang mencari nafkah. Cieee lEbay.

Begitu pula dengan taun berikutnya 2007 sampai dengan 2009 adalah masa sulit juga sekaligus masa Bahagia kami setelah berumah tangga sejak taun 2005 bulan Desember lalu. Hadirnya putra pertama kami, Abbie Muhammad Furqan Haryono , mewarnai kehidupan kami sehari hari menjadi lebih bewarna. Dan sejak itulah rezeki Allah seakan tidak ada habisnya mengalir kepada kami. Istri diterima CPNS tahun 2009 lalu dan sudah memperoleh SK Mengajar sebagai Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Kecamatan Kubu (4 jam dari Pontianak via Rasau -red). Dan Insya Allah tidak lama lagi sang Istri akan Pra Jabatan yang diperkirakan pada bulan April atau Mei 2010 mendatang ini.

Mungkin jika tidak ada halangan tahun 2010 inilah saya cuba untuk merebut 1 kursi slot kuliah di Australia melalui sayembara Beasiswa Endeavour Australia yang dinamakan VET atau kepanjangan dari Vocational Education And Training. Suatu program singkat bukan S1 tetapi khusus diperuntukan untuk meningkatkan pengetahuan yang akan menunjang pekerjaan. Mengapa saya pilih VET?

VET Award akan memberikan dukungan finansial sampai 2,5 tahun bagi mahasiswa internasional dari Negara-negara peserta untuk mengambil pendidikan vokasional setingkat diploma, diploma lanjut, atau yang sejenis di semua bidang studi di Australia. Pelatihan dan pendidikan vokasional memberikan pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Kuliah biasanya bukan akademik dan berkaitan langsung dengan perdagangan atau pekerjaan yang dikerjakan pelamar. Kuliah ini tidak termasuk dalam gelar atau program dalam tingkat yang lebih tinggi yang ditawarkan oleh universitas. Pelatihan Bahasa Inggris juga diberikan jika kemampuan pelamar tidak memenuhi persyaratan institusi yang menerimanya.

Ini saja dahulu pengantar Blog saya hari ini. Ditulis ditengah jurang malam. Sepertinya saya harus belajar dan berlatih Bahasa Inggris lagi. Kesibukan pekerjaan kantor, urusan rumah tangga, anak, bisnis online, dan website memang menguras seluruh tenaga ku. Semoga Allah SWT berkenan atas rencana ku ini. Ya Allah izinkan aku untuk kuliah di Australia suatu hari nanti. Amin


Dear Blog ku sayang,

Sudah sering saya dengar kalaw orang bisa kaya raya hanya membuat website dengan memasang script iklan dari Google Adsense. Wah wah saya banyak pengalaman dengan sang mbah Google Adsense itu. Hihihihihi. Bagi yang hobi cari uang gratis di internet tentu tidak asing lagi yang namanya Google Adsense. Program GA (Google Adsense-Red) ini adalah program sederhana yang meletakkkan script iklan di pasang diblog ataw website kita, dan jika ada pengunjung yang mengklik iklan itu dari IP Unik/berbeda makan kita kan mendapat revenue beberapa sent US Dollar. Hahhahaha.

Saya sudah beberapa kali di ban oleh mbah Google karena dianggap melanggar TOS (term of service-red) tapi its ok tidak apa apa. Pernah saya mendapat kabar dari salah seorang pemain adsense kondang dari Kalimantan Barat, Mas Eddy Setiawan , bahwa orang bisa dapat milyaran hanya dengan iklan google adsense ini. Wah fantastis pikir saya hehehhe. Mas Eddy sendiri sudah 2 (dua) kali PO (Pay Out-red) dari Google Adsense, dan saya juga sudah membaca tulisan pengalamannya saat pertama sekali menerima cek pertama dari Google Adsense. Ah serasa dibawa mimpi ya hahahhahaa.

Seperti yang sudah ditulis di atas saya sudah beberapa kali di Ban oleh mbah Google Adsense padahal duit yang dikumpul juga belum sampai 1 USD $ sekalipun. Hahahhaa kasian e. Pernah juga sih menjajal klik iklan sendiri dengan trip ke berbagai warnet yang berbeda dengan harap IP warnet yang berbeda beda itu akan mengecoh sistim anomali atau scanning IP Google Adsense. Pas saat menunjuk earning lebih dari 10 USD$ dan mereka sudah mengirimkan PIN mendadak account saya di ban. Wahahahhahaha. Memang kalaw berbuat curang pasti tidak akan berhasil hahahhaha.

Ya sudah lah. Saya pun apply lagi ke Google Adsense dan diterima. Heran kok nda ada ucapan "congratulations - Welcome" segala di email ya seperti sebelumnya. Bodo ah yang penting aplikasi diterima. Lalu saya pasang di website bisnis saya yang berbasis Bahasa Inggris dan juga beberapa blog bahasa Inggris yang sudah saya siapkan sebelumnya. Saya rencana buat blog yang bertema Kuliner, Money Online dan Pariwisata. Bidang bidang itu memang sarat pengunjung, apa lagi yang bertema duit duit hahahhaha. Kalaw diban juga piye? ya nasib la.

Yang jelas saya tidak silau dengan cerita sukses orang orang dengan Google Adsense. Biarlah mengalir kaya air. Let's flow like water. Memang sebaiknya saya terus melakukan updating, dan mempermahir SEO (Search Engine Optimization) dan juga berlatih menembak keyword yang kata orang orang sih salah satu kunci keberhasilan bermain Adsense di Internet.

Saya terus berkreasi. Keep up the good work :)



Dear Blog,

Kemarin dalam suatu kesempatan saya sudah menuliskan ide dari diri sendiri dan dari lubuk hati yang terdalam bahwa saya tidak akan lagi melakukan serangan kritikan tajam dan kontrol sosial buat kantor. Hal ini saya lakukan bukan semata mata karena ikutan tren Koalisi seperti yang pernah disindir oleh salah seorang rekan FB saya. O tidak sama sekali. Dari dulu juga saya sudah dikenal sebagai "pejuang facebook" atau Single Fighter berperang sendiri. Memang ada dukungan tapi banyak yang sebatas dukungan doa maupun dukungan moral saja tidak lebih.

Susah memang kalaw berjuan sendiri tanpa ada dukungan real dalam bentuk aksi aksi damai seperti menyuarakan hak di jejaring facebook ini misalnya. Isu BONUs yang sering saya lontarkan juga tidak banyak membuahkan dukungan dari rekan rekan seperjuangan. Mereka (Memang tidak semua sih-red) banyak yang "diam" dan "bungkam" tidak mau mendukung karena sudah terlanjur menikmati gratifikasi atau berbagai hadiah dari kantor. Mulai dari karir yang cemerlang, jalan jalan ke China (juga negara lain seperti Singapore- red), serta akses diperjalankan atau dikirim jalan jalan ke berbagai tempat di Indonesia. Akses laporan kegiatan yang mudah dimuat hanya karena status redaktur terhormat, serta banyak kemudahan lainnya yang tidak akan pernah di dapat oleh karyawan kelas 'rendahan' seperti saya

Sebenarnya dalam hati mereka pasti menyetujui bahwa hak karyawan memang sebaiknya di dukung. Namun rekan rekan yang sudah menikmati gratifikasi dan faslitias "mewah" dari Kantor itu menjadi BISU dan DIAM seperti yang sudah saya duga sebelumnya. Apa mereka mau fasilitas yang sudah mereka terima itu diambil kembali? Ohohoho tentu saja mereka tidak mau. Apalagi para petinggi di jajaran kantor sudah menerima BONUS yang jumlahnya sangat mencengangkan untuk ukuran karyawan kontrak abadi seperti saya. Jumlah yang sangat cukup untuk berangkat Umroh atau Uang Muka (DP) rumah tipe 36 sekarang ini. Luar biasa diskriminasi yang ada di sini. Sungguh suatu rezim yang berakar sangat kuat, bagaikan tembok yang tidak mungkin bisa diruntuhkan.

Apa iya tidak bisa diruntuhkan?. Saya tidak berada dalam posisi untuk menjawab pertanyaan ini. Sungguh saya tidak bisa berbuat banyak untuk merubah keadaan di sini karena selain saya tidak mempunyai wewenang dan jabatan, posisi menyandang status sebagai KKA (Karyawan Kontrak Abadi-red) sungguh sangat tidak menguntungkan. Posisi saya tidak aman. Tidak safe. Saya pikir saya sebaiknya tidak memposisikan diri sebagai "oposan" di rezim ini. Bukan berarti saya luntur semangat idealis, atau takut. O tidak sama sekali. Saya tidak takut. Seperti yang sudah saya tulis dalam facebook kemarin (17/2/2010) bahwa saya hanya menyingkir (fade away-red) dari permainan ini. I am not stupid. I know the game.

Alasan lain saya mengambil posisi menyingkir (fade away-red) ini adalah karena kalian adalah teman teman ku sendiri. Saya tidak mau memerangi teman sendiri di sini. Kalian hanya "korban" dari sistim yang diciptakan dan dikondisikan sedemikian rupa oleh seseorang yang punya uang banyak, pengaruh dan kekuasaan. Saya tidak mau kalaw "peluru" yang saya tembakkan mengenai kalian yang sebenarnya bukan target saya. Saya tidak mau kehilangan teman teman hanya karena saya berjuang membela kaum lemah pekerja (cieeeeeeee lebay-Red). Heheheh tentu saya juga tidak mau "babak belur" karena berjuang sendiri bukan. Orang bijak tentu akan memperhitungkan resiko yang mungkin akan diterima dari tindakan yang akan diambilnya.

Kini saya sudah tidak lagi mengangkat 'senjata' untuk "berperang". Tapi saya juga tidak akan berkoalisi dengan siapa pun. Jangan katakan saya sudah tidak lagi Idealis. Jangan bilang saya takut. Jangan sebut saya sudah tidak lagi memperjuangkan hak hak kita semua. Saya hanya fade away (menyingkir-red).

Kita lihat saja nanti

Dear Blog ku sayang

Memang dalam beberapa bulan terakhir ini karir pekerjaan ku dikantor yang mengklaim dirinya sendiri sebagai "yang terbesar dan terutama" di Kalimantan Barat ini tidak semulus jalan tol. Dalam artian karir ku di kantor nyaris tanpa prestasi apa apa, bahkan cenderung datar datar saja tidak ada perkembangan sama sekali. Ini memang menyedihkan mengingat perjalanan saya di mulai dari kantor milik juragan Nanas yang tidak laku ini sudah dirintis sejak taon 2001 ini juga masih belum diakui status kepagawaiannya yang masih saja menyandang "KA" alias Kontrak abadi.

Sungguh disayangkan memang karena sistim yang berlaku dikantor milik mr Pineapple ini juga masih kuat memberlakukan manajemen amburadul alias tidak ada dalam sisim manajemen modern saat ini. Sistim yang diberlakukan di sini lebih mirip pada sistim kekeluargaan yang kuat mengakar dengan berbagai dikotomi dan kelompok kelompok yang sarat kepentingan antara satu dengan lainnya.

Banyak rekan yang "bungkam" dan "membisu" 1000 bahasa jika ada hal hal yang bisa menggoyahkan posisi mereka. Mengapa mereka diam begitu? Ya karena mereka sudah 'menikmati' berbagai privilege dan berbagai fasilitas mewah yang diberikan oleh bos. Mulai dari karir yang bagus, jalan jalan ke China (serta berbagai negara lainnya sesuai dengan selera bos) dan juga akses fasilitas lainnya. Semua fasilitas "mewah" ini tidak akan pernah didapat oleh karyawan kelas tipe "rendahan" seperti saya. Apalagi status pegawai kontrak ditambah sedereta faktor lainnya dari karyawan seperti saya. Memang begitulah keadaannya di sini. Jadi dengan kata lain posisi saya memang disepelekan, dianaktirikan bahkan dianggap tidak ada. Hehehhe.

Coba liat saat isu BONUS saya blow up di facebook, semua terkesan "diam" dan "membisu" dan bahkan tidak mendukung sama sekali dari rekan rekan saya. Mengapa mereka bersikap begitu seolah membiarkan saya berjuang sendiri. Ya karena itu tadi mereka sudah menikmati berbagai fasilitas mewah dari kantor. Jadi untuk "bersuara" tentu saja mereka tidak akan melakukan itu jika tidak mau fasiltas yang sudah mereka nikmati akan dicabut atau diambil kembali hahahahhaa. Pengecut. Lalu kenapa saya masih bertahan di kantor ini? Itu suatu pertanyaan yang bagus. Saya menganggap semua perlakuan ini sebagai hal yang biasa biasa aja.

Loh kenapa tidak melawan? For what? Buat apa melawan rezim yang kuat ini dan yang saya hadapi ternyata kawan saya sendiri?. Lagi pula istri tercinta sudah berpesan padaku untuk tidak "neka neko" sama kantor, dan setelah saya pertimbangkan masak masak ada benarnya. Karena toh rezeki saya tidak dari kantor ini saja. Dan mungkin memang sudah takdir Yang Maha Kuasa, karir saya mandeg (atau memang dimandegkan-red) di kantor ini ternyata rezeki mengalir dari sang istri tercinta yang diterima menjadi CPNS tahun 2009 yang lalu. Alhamdulillah. Masa depan kami sudah terjamin Insya Allah melalui sang istri. Satu pintu tertutup tapi pintu lain terbuka. Saya senang. :)

Untuk itulah saran istri tercinta sepertinya paling masuk akal untuk ku saat ini. "Iya mas jangan macam macam lah sama kantor. Biarkan saja mereka begitu. Yang penting mas kerja dengan baik, terima gaji, pulang dan bisa istirahat di rumah" begitu pesan sang istri tercinta. Betapa bijaknya disaat saya sudah siap siap memberi pelajaran pada kantor ini. Tapi mungkin ide itu harus saya kubur dalam dalam. Saya hargai saran sang istri. Mungkin untuk saat ini saya fade away (menyingkir-red) dari 'permainan' ini dalam artian saya seharusnya tidak lagi mengambil posisi oposan atau berlawanan pada mereka. Biarkan seperti air mengalir (let's flow like water-red). Ibarat layangan biarlah tali layangan ini saya ulur sepanjang angin meniupnya. Dan saya yakin jika angin sudah tidak bertiup kencang lagi saya yakin sang Layangan akan jatuh ke bumi.

Cepat atau lambat layangan itu pasti akan jatuh. Tinggal menunggu waktu




Paypal emang serba bisa buat bisnis online, Banyak fasilitas yang diberikan guna menunjang bisnis kita .Yupsz dalam postingan kali ini saya akan membahas Cara Transfer Uang Dari Paypal Ke Rekening Bank Kita. Namun sebelum saya menjelaskan Cara Transfer Uang Dari Paypal Ke Rekening Bank .

Saya akan memberi tahu biaya-biaya dari pengambilan uang tersebut.Jika kita ingin mentransfer uang dengan tujuan rekening tabungan,Biaya pengambilan pengambilan gratis dengan nominal Rp1.500.000 atau lebih . tapi jika kita menarik dana dibawah nominal tersebut akan dikenakan biaya sebesar Rp16.000 per transfer .dan untuk pengambilan dengan tujuan kartu kredit akan dikenakan biaya sebesar $5 USD. yuk langsung aja ikuti langkah-langkah berikut untuk transfer uang dari paypal kerekening kita :

1.Log in ke Paypal dengan akun Paypal kamu,dan yang pasti status rekening Paypal kamu sudah verified, dan nama pemegang rekening juga harus sama dengan nama di akun Paypal Kamu.


2.Setelah Log in fasilitas paypal yang akan kita gunakan untuk mengambil uang adalah fasilitas withdraw

3.Klik Withdraw Funds To Your Bank

4.Lalu masukan data bank kamu Di Add A Bank Account In Indonesia. Berikut adalah data-data yang harus dimasukan :

-Country :Isikan dengan indonesia.
-First Name :Isikan dengan nam depan kamu.
-Last Name :Iasikan dengan nama belakang kamu.
-Nama Bank Tujuan :Isikan dengan nama bank yang kamu gunakan.
-Bank Code :Isikan dengan Code bank yang kamu gunakan . kode bank tersebut terdiri dari 7 digit ,3 digit pertama adalah kpde bank yang kamu gunakan dan 4 digit terakhir adalah kode cabang bank yang kamu gunakan . kamu bisa mendapatkan kode bank tersebut di website bank yang kamu gunakan atau melalui kontak service bank yang kamu gunakan .

5.Klik continue,lalu masukan jumlah uang yang ingin kamu ambil pada kolom Amount dan klik continue.

6.Klik Submit pada halaman konfirmasi . Selesai.. Kalo ga ada masalah uang yang kamu ambil dalam 1 minggu akan masuk ke rekening bank kamu





Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia