Bagian Kedua Tulisan - Habis
Dalam Rangka Peringatan Ulang Tahun Pernikahan ke 7 tahun
11 Desember 2005 - 11 Desember 2012
Catatan Asep Haryono


Bagi rekan blogger dan pengunjung blog saya membaca posting ini sebaiknya membaca dahulu tulisan saya sebelumnya yang berisi dan berjudul Love of My life Part One sehingga bisa dengan mudah mengikuti jalan cerita ini. Saya akan sangat berterima kasih jika rekan rekan sudi kiranya membaca postingan saya sebelumnya itu sehinggan akan "nyambung dengan cerita ini.

Pertanyaan bagian kemarin yang belum saya bahas di sini adalah : Lalu bagaimana suka dukanya melakukan komunikasi jarak jauh tersebut?. Bagaimana mungkin melakukan koordinasi untuk mengadakan walimatul ursy sedangkan kami berada di 4 lokasi kota yang berbeda?. Jadikah kami menikah?. Bagaimana teknis seserahan dan lain sebagainya sedangkan kami berada di 4 kota yang berbeda?.  Puyeng kan hheiheiie. Saya aja oyeng 11 Keliling waktu itu. Jadi sudah tidak diangka 7 lagi.

Bagaimana tips tips mengatur/menyiapkan pernikahan ini? Berikut adalah bahasannya. Bagian ini habis dari dua tulisan bersambung saya. Selamat membaca. Semoga tulisan ini bermanfaat yang bagi mereka yang saat ini sedang menjalin komunikasi jarak jauh (Long Distance Relationship) dan bagi mereka yang sedang merencanakan ingin segera menikah. Tulisan ini sudah disingkat tanpa mengurangi makna dan substansi ceritanya. Halah Lebayyyyyyyyyyyyyy hiheiheiee

Bagian Pertama Dari Dua tulisan
Dalam Rangka Peringatan Ulang Tahun Pernikahan ke 7 tahun
11 Desember 2005 - 11 Desember 2012

Catatan Asep Haryono


Tulisan ini sebenarnya sudah lama selesai beberapa hari sebelumnya, dan diturunkan dalam dua episod yang pertama dan yang kedua Insya Allah pada keesokan harinya. Tulisan atau yang lebih tepatnya cerita ngalor ngidul nda karu karuan akhirnya bisa diposting tepat pada hari ini 11 Desember 2012 sekaligus sebagai milad atau dalam rangka Peringatan Hari Jadi Pernikahan kami yang ke-7 (tujuh) tahun.  Bagi yang sudah pernah membaca silahkan dilewatkan saja karena artikel ini memang sudah saya berikan 'bocorannya'  atau previewnya walau hanya beberapa jam. 

Abstraksi dari tulisan ini adalah cerita saat saya bertemu untuk pertama kalinya dengan si dia hanya dalam waktu singkat, lalu ta aruf antara dua keluarga (Kami tidak pake pacaran-red), proses melamar sekaligus ijab qabul beserta pernak pernik pasca pernikahannya. Koordinasi jarak jauh Bekasi - Jakarta- Pontianak (Kalimantan Barat) dan Jogjakarta (Jawa Tengah) turut mewarnai tulisan ini yang kata orang long distance relationship. Itu saja kira kira abstraksi atau ringkasan tulisan saya kali ini. Selamat menyimak hieieiheie, Mohon mangap eh maaf kalau panjangggggggggggg kaya kereta api tut tut tuttttttttttttttttttttt.

Mungkin bisa dikatakan tulisan saya kali ini amat kental dengan mengandung unsur narsis tapi tidak apa apa ya, setidaknya tulisan ini berisi catatan saya pribadi terhadap Istri saya sebagai wanita pendamping hidup saya yang saat saya menulis postingan blog ini hari ini Ahad (28 Juni 2009) sudah setia mendampingi saya selama 7 (tujuh tahun). Adakah yang menarik dari sosok Rudi Maryati.S.Pd baik sebagai istri, seorang ibu, seorang guru, seorang penulis, maupun sebagai seorang sahabat bagi saya?. Semoga tulisan ini bermanfaat buat kita semua. 

Kilas Balik awal Pertemuan

Berawal dari postingan di website Kang Guru Indonesia dan Pontianak Post tersebutlah sebuah nama user dengan ID rudymary yang sering membalas postingan saya di forum kedua website itu. Singkat cerita pada suatu ketika pada tahun sekitar 2003 kalaw tidak salah, si pemilik user name ini menuliskan pertanyaan (atau tanggapan) dalam website Pontianak Post dan juga di website KangGuru Indonesia.

Yah mirip mirip banged sama sahut sahutan ala Koor lagunya Bohemian Rhapsody nya Queen. Juga mirip sama forum milisnya anggota KPK gitulah panjang nda karu karuan kayak Pasar hiehiehiee.   Dari forum itulah saya banyak menanggapi kotak komen di bawah user name rudymary ini. 

Sebenarnya saya sering menanggapi postingan pertanyaan dari siapa saja yang mengisi guest book website yang saya gawangi, KangGuru Indonesia . Nah mungkin secara kebetulan tanggapan saya terhadap beberapa visitor website mendapat tanggapan balasan dalam bentuk e-mail ke alamat email pribadi saya yang memang amat mudah ditemui dalam website itu. Salah satu yang membalas tanggapan saya tersebut adalah ID rudymary itu tadi, dan saya hanya menanggapi dengan standar ucapan terima kasih atas kunjungannya pada website perusahaan kami dan lain sebagainya.  Jawaban normatif gitu deh. Eala bahasanya hiheiheiheieee

Ketemu Darat
Mungkin sudah diatur oleh ALLAH SWT barangkali ya, masih di tahun sekitar 2003 , pada suatu ketika si pemilik user name Rudymary ini mengirim email kembali kepada saya dan mengatakan secara singkat profil dirinya bahwa ia bernama asli Rudi Maryati adalah seorang Mahasiswi IKIP PGRI semarang (Jawa Tengah) yang sedang menyiapkan judul skripsi.

Dan si mahasiswi ini kebetulan akan menghadiri sebuah seminar yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura di Pontianak.  Dia datang dengan rekannya Setyowati yang juga berasal dari kampus yang sama.

Dia mengabarkan. Ini artinya bisa ketemuan darat donk ya sama saya. Dia katakan dalam e-mailnya semoga bisa jumpa dengan saya di sela sela jam Istirahat di seminar FISIP Untan yang diselenggarakan di lantai III Gedung Rektorat Untan tersebut.  Nah Kopdar nih yeeeeee

Hari itu (Saya lupa tanggalnya dan harinya taunya cuma taon 2003 aja-red ) setelah masuk jam istirahat siang, saya langsung berangkat dari Gedung Pontianak Post menuju rektorat Untan Lantai III yang sedang berlangsung seminar FISIP UNTAN itu. Saat itu sedang break makan siang.

Saya menghampiri seorang panitia seminar dan langsung bertanya kepada panitia seminar itu, adakah peserta seminar dari Jawa dari kampus IKIP PGRI Semarang yang bernama Rudi Maryati . Dan singkat kata akhirnya ketemu darat jugalah saya dengan pemilik username rudymary ini.  Hiheiee Kopdar mamennnnnnn. Hiheiheiheieie.

Sebelum ketemuan langsung dengan si pemilik user Id rudymary ini saya tidak tahu apa apa mengenai wajah, tinggi badan dan lain sebagainya. Saya blank sama sekali. Selama kontak kontakan via email saya dan dia pun tidak berkirim foto sama sekali. Semuanya masih normatif saja, dataar tanpa makna. 

Setelah menunggu beberapa menit keluarlah sosoknya. Mahasiswi berjaket IKIP PGRI Semarang, berkerudung dan berkaca mata menghampiri saya di sela sela makan siang Seminar tersebut. Saya pun berhasil melihatnya secara langsung. Sang Mahasiswi mengenakan jilbab dan biasa disebut akhwat. Tinggi badan sekitar 163 cm lebih tinggi 5 cm dari tinggi saya yang "cuma" 158 cm ini. Pendek banged saya yah. Hiehiheiee

Saya katakan hanya ucapan terima kasih sudah mengisi guestbook website kami, dan saya memberikannya sebuah koran edisi hari itu kepadanya sebagai ungkapan ucapan terima kasih. Menurut saya pertemuan itu singkat saja tidak lebih dari 1 jam. Kami pun saling bertukar alamat email dan Nomor Telepon.

Komunikasi Jarak Jauh
Pasca pertemuan darat itu tadi, komunikasi kami berdua hanya praktis tinggal Short Message Service (SMS), Telepon , Surat menyurat POS (Korespondensi), dan Email saja antara Pontianak (Kalimantan Barat) dengan Semarang (Jawa Tengah).  Kenapa Semarang? ya karena sang Mahasiswi yang bernama Rudi Maryati (kemudian disapa dengan nama kecil Mba Uut-red) ini masih berstatus sebagai Mahasiswi IKIP PGRI Semarang yang sedang menyusun Skripsi. Dia orang Jogjakarta actually namun kuliah dan kos di Semarang (Jawa Tengah).  Dari komunikasi jarak jauh inilah akhirnya saya tahu kalaw si mahasiswi ini adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara yang aseli orang Jogjakarta.

Si mahasiswi ini orang Jogja yang kebetulan mengambil kuliah di IKIP PGRI Semarang dan Jurusan yang dia ambil FPBS Bahasa Inggris . Ayah dan Ibunya hanyalah petani biasa yang tinggal di Desa Nanggulan, kecamatan Kulon Progo, 1 jam dari kota Jogjakarta.  Dari komunikasi surat menyurat juga tidak menyiratkan apa apa, dan semuanya berjalan datar saja layaknya seorang sahabat dengan rekan sahabat penanya yang berasal dari kota lain. Setiap surat yang dia kirim selalu dialamatkan ke rumah kos saya waktu itu di Jalan Sekadau Komplek No.P.50. Untan Pontianak.

Hingga pada suatu ketika setelah pulang kantor dan sesampainya saya di rumah kos (saat itu mungkin saya shift malam), saya mendapati sepucuk surat dari Rudi Maryati, sang Mahasiswi Akhwat itu. Setelah membaca isi surat dia itu jantung saya berdegup kencang dan seolah tidak percaya. Apa sih isi suratnya?. Hihieieie.  Aseli isi suratnya membuat degup jantunhg saya berdetak lebih cepat dari normalnya. Terasa agak sesak di dada. Hiehiehiee bahasanya euiiiiiiiiiiiii.  LebaY Dot Kommmmmmmmm.

Ya dalam suratnya itu dia mengatakan ingin "berjuang" bersama sama dan memberanikan diri untuk mengajak saya menikah. Ya sang Mahasiswi yang Akhwat yang bernama Rudi Maryati ini menawarkan dirinya untuk dinikahi. Sungguh suatu keberanian yang luar biasa. Saya aja kaget.   Dan ternyata sang Mahasiswi sudah berdiskusi dengan rekan rekan sesama akhwat di forum Kajian ke ISlaman kampusnya di IKIP PGRI Semarang.  Wah satu langkah saya merasa tertinggal dari komunitas keIslamannya sang Mahasiswi IKIP PGRI Semarang, Jawa Tengah ini.

Jadi dengan kata lain surat surat saya buat dia menjadi bahan diskusi dia di forum Akhwat di kajian Islam Kampusnya di IKIP PGRI Semarang, Jawa Tengah. Huaaaa.   Rekan rekan dia di forum Akhwat Kajian ke Islaman IKIP PGRI Semarang ini "melihat" saya sebagai pria yang yang bersungguh sungguh, dan mereka yakin bahwa saya adalah pilihan yang baik untuk sang mahasiswi. Dia mendapat dukunag moril dari forum Akhwat Keislaman IKIP PGRI Semarang.  Sang Mahasiswi, sebut saja mba Uut ini,  juga mengatakaan tidak mau apa yang disebutnya dengan Pacaran seperti anak muda sekarang. Singkat kata  sang Mahasiswi Akhwat ini, Uut, "menantang" saya untuk datang ke Jogjakarta (Jawa Tengah) untuk bertemu dengan kedua orang tuanya untuk membicarakan masalah ini. Huaaaaaaaaaaa
Quote:
Pernikahan itu indah jika Akhwat menawarkan diri
. Dimulakan dengan bismillah...Ketika umur menanjak dewasa dan masa expired seorang akhwat mulai bergerak menuju pengurangan masa daya produktifitas...pernahkah tersadarkan oleh para ikhwan semua???

Disaat para ikhwan takut untuk di tolak... hanya karena belum belum punya pendapatan di atas rata2...tapi ternyata di sisi lain...saudara antum begitu takut dan bahkan sangat takut...masa itu...akan terus berjalan...hingga umur.....membuat penurunan daya produktifitasnya.

Ketika seorang akhwat menawarkan dirinya kepada seorang ikhwan dengan ahsan tanpa merendahkan martabatnya agar ikhwan itu mau menikahinya, tapi di sisi lain tanggapan ikhwan terkadang memandang akhwat itu dengan tanggapan yang aneh...???

Kami ingin....melamarmu para ikhwan disaat dirimu takut melamar kami hanya karena kurang percaya diri antum. Yang bisa jadi kurangnya rasa percaya diri antum itu hanya ketakutan antum semata.... Budaya...yang sudah dari dulu terpatri dalam benak qta....bahwasanya akhwat selalu menunggu untuk dilamar dan ikhwan melamar seorang akhwat.... Tapi salahkah ketika seorang akhwat memberanikan diri untuk menawarkan dirinya kepada seseorang yang dia rasa pantas untuk mendampinginya untuk meniti jalan menuju surgaNYA. Sumber Balqis


Pertemuan Keluarga Ta aruf
Saya minta izin kepada orang tua saya  di Bekasi via telepon. Saya minta izin orang tua saya   untuk mampir ke rumah orang tua Uut di Jogjakarta (Jawa Tengah) terlebih dahulu sebelum pulang ke Bekasi.  . Sebelumnya juga ortu saya sudah saya kabarkan mengenai dirinya lewat surat, jadi kedua orang tua saya sudah tahu sebelumnya. Orang tua mengizinkan, dan saya langsung berangkat dengan menumpang pesawat rute langsung dari Pontianak ke Jogjakarta.  Pesawatnya Batavia kelas Ekonomi. Kelas fave saya hiehiehiheiee.  Untuk Batavia memang ada rute langsung dari Pontianak ke Jogjakarta. Saya belum pernah ke Jogjakarta sebelumnya, jadi blank sekali sama eh sama sekali

Atas bantuan rekan ceting MIRC saya Mas Sugeng, Mas Bram di Jogjakarta. Jaman taon 2003 itu masih gencar gencarnya ceting pake MIRC Dalnet.  Nah masih ingat kan? Dulu Yahoo Messenger, Twitter masih belum dikenal. Saya minta bantuan Ma Sugeng dan mas Bram untuk jemput saya di Bandara Adisucipto Jogjakarta karena saya blank kota Jogjakarta.  Mereka pun senang senang saja. Hiehiehie inilah manfaatnya punya teman Ceting dari Jogjakarta, jadi pas banged saya mau ke Jogjakarta, eh sudah ada teman dari kota itu. Jadi mereka bisa bantuin saya, jadi guide in sayah hiheiheieee

Ternyata Mas Sugeng dan Mas Bram kawan ceting MIRC saya ini punya komunitas kaya KPK.  Hhiehieie. Komunitas mereka namanya Angkringan. Wow gitu deh.   Nah anak anak Angkringan siap jadi Guide buat saya juga selama di Kota Jogjakarta.  Tentu saja free alias Gratis tis tisssssssss.  Sebagai pemburu gratisan bersertifikat, ajakan ini tentu saja disambut dengan gegap gempita, koprol sambil salto. Hiehiheihee. Senanglah dibantuin Guide free selama kunjungan saya ke Jogjakarta waktu itu

Selain itu rekan kampus saya dari Pontianak yang bernama Sumargono atau disapa akrab Mas Gono, adalah alumni Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak Mas Gono ini ternyata orang Kulon Progo, satu kampung dengan Uut, sang Mahasiswi.  hihiehieiee Pucuk di cinta Bubur pun Tiba. Mas Gono yang sudah balik kampung ke Kulon Progo juga sudah dikontak.  Wahahahah yang jadi GUIDE buat saya selama di Jogjakarta buanyak cekaleeeeee. Hiehehie Sip markosip lah.

Saya merasa tidak sendirian di kota gudeg itu. Maklum belum pernah sama sekali ke Jogjakarta, seumur hidup saya. Selama saya di kota Jogjakarta, saya banyak dibantu mereka untuk mempertemukan saya dengan kedua orang tua si Uut, sang mahasiswi ini, dan akhirnya saya bertemu dengan kedua orang tuanya, didampingi oleh Mas Gono yang bertindak sebagai penterjemah Bahasa Jawa ke bahasa Indonesia.  Saat saya silaturhmi di rumah orang tua sang mahasiswi, Uut, semuanya full pake Bahasa Jawa yang saya tidak tau sekali sama eh sama sekali. 

"Oh pake Bahasa Nasional ya" kata Pak Ponidjo, ayahanda sang mahasiswi.  Saya pun dibantu diterjemahkan dari Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia sebaliknya oleh Mas Gono.   Pertemuan yang singkat saja, dan tidak ada Deal apa pun dengan kedua orang tua mahasiswi itu tadi. Singkat cerita akhirnya saya ke Bandara Adisucipto dan meneruskan kembali pulang ke rumah orang tua saya di Bekasi.


BOROBUDUR : Inilah pertama kali saya melihat candi Borobudur 2004 dianter dengan mas Gono boncengan naek motor. Koleksi pribadi


MAS BRAM : Lihat cowok yang di sebelah paling kiri. Itulah Mas Sugeng. Foto diambil di dekat kosan mas Sugeng di Jogjakarta. Dok Pribadi. Nah di depan kami kami itulah Nasi Kucing atau Sego Kucing yang luar biasa enyak enyak enyaaaaaaaaak


Catatan Lain
Oh ya ada yang lupa, sebelum saya kembali pulang ke Bekasi, Saat saya berada di kota Jogjakarta itulah, saya didampingi juga oleh Mas Sugeng, Mba Mira, Mas Bram, Mas Sigit (komunitas Angkringan yang sudah janjian sebelumnya saat saya masih di Pontianak).  Kami keliling kota Jogjakarta dengan kendaraan roda dua. Sunggu suatu pengalaman yang luar biasa serunya berkeliling di kotanya Katon Bagaskara itu. JJS Ke Kraton Jogjakarta, ke Tugu, Wisata Kuliner di Pasar Bering Harjo, belanja Dagadu di Malioboro, nyeruput ronde dan foto foto wih seru bangeds. Asyik deh.

Pokoknya Kota Jogjakarta yang sering disebut Never ending City memang benar adanya. Tak lama kemudian, saya pun kembali ke Bekasi, ke tempat orang tua saya.  Dan saya ceritakan perjalanan saya silaturahmi saja ke keluarga sang Mahasiswi, Rudi Maryati atau Uut itu selama di Jogjakarta. Orang tua saya menanggapi "pertemuan" saya dengan keluarga Uut biasa biasa saja. Karena memang tidak ada deal apa apa. 



Secara kebetulan sekali, Pak Ponijo (Ayah kandung si mahasiswi) ini juga Menyusul saya ke Bekasi dengan menggunakan kereta Api. Beliau ke Bekasi bukan untuk nyamperin saya, atau istilahnya Kunjungan Balasan ala Blogwalking,. Oh bukan sama sekali.   Ayahanda Uut ini ke Bekasi karena salah satu anaknya yang lain Suripto juga bertempat tinggal di Bekasi. Mas Surioto ini ternyata Kakak Kandung sang mahasiswi dan tinggal juga di Bekasi. Mas Ripto, sapaan akrabnya, sudah berkeluarga.

Nah dari sinilah awal pertemuan kedua keluarga kami untuk saling ta aruf.  Pak Ponijo tertarik ingin bertemu dengan orang tua saya mumpung masih berada di kota Bekasi. Satu kota yang sama dengan orang tua saya yang berlokasi di Jakasampurna Bekasi Barat. Akhirnya dengan menggunakan TAXI, saya bawa kedua orang tua saya untuk menyambangi kediaman mas Suripto di Bekasi dimana sudah menunggu Pak Ponijo, ayah kandung sang Mahasiswi itu tadi. Cieeeeeeee ketemuan kedua orang tua nih yeeeeeeee

Nah dari sinilah awal pertemuan kedua keluarga kami untuk saling ta aruf. Singkatnya, akhirnya bertemu jugalah kedua orang tua kami, dan bahkan sang Mahasiswi pun diminta datang dari Semarang ke Bekasi, ke rumah kakaknya Mas Suripto sekeluarga yang juga di Bekasi. Jadilah pertemuan keluarga kami untuk saling ta aruf dan memperkenalkan kedua anak kami masing masing. Dari sinilah akhirnya jatuh keputusan untuk segera menikahkan kami dengan waktu yang kami tentukan sendiri. Begitulah jalan cerita pertemuan ta aruf ini.

Komunikasi Jarak Jauh
Setelah pertemuan Ta aruf itu tadi, kedua orang tua kami menyerahkan sepenuhnya kepada kami berdua kapan dan dimana kami segera menikah. Semua komunikasi kami berdua dilakukan dengan jarak jauh.(Long distance)  Saya pun kembali pulang ke Pontianak (Saat itu saya sudah bekerja di Harian Pontianak Post), dan sang Mahasiswi pun kembali ke Semarang, karena masih Kuliahm dan bahkan sedang nyusun Bubur eh salah nyusun Skripsi di IKIP PGRI Semarang.

Ini Artinya komunikasi hanya melalui Telepon, SMS, dan Surat Menyurat antara Pontianak dan Semarang. Banyak suka dan duka komunikasi jarak jauh antara saya dan dia yang tidak akan saya tulis di sini. Insya Allah di bagian lain aja ya. Komunikasi jarak jauh kami ini hanya berlangsung 1 (satu) tahun setelah pertemuan ta aruf keluarga kami.

Akhirnya kami "sepakat" mengurus segala sesuatunya untuk mengadakan pernikahan langsung di kota Jogjakarta. Repotnya mengurus ini dan itu bagi kami berdua yang sama sama sibuk luar biasa. Si dia yang masih menyandang status mahasiswi IKIP PGRI Semarang (Jawa Tengah), dan saya sebagai karyawan sebuah perusahaan di Pontianak. Bayangkan saja, saya di Pontianak (Kalimantan Barat), Orang tua saya di Bekasi, Orang tua dia di Jogjakarta, sedangkan dia sendiri di Semarang (Jawa Tengah). Bisakah kalian menghandle menyiapkan pernikahan melalui komunikasi jarak jauh di 4 (empat) kota yang berbeda tersebut?. Wallahu Alam, dan ternyata kami bisa mengaturnya. Tentu dengan banyak sekali hambatan, kendala, dan masalah pelik diantara kami masing masing.

Lalu bagaimana suka dukanya melakukan komunikasi jarak jauh tersebut?. Bagaimana mungkin melakukan koordinasi untuk mengadakan walimatul ursy sedangkan kami berada di 4 lokasi kota yang berbeda?. Jadikah kami menikah?. Bagaimana teknis seserahan dan lain sebagainya sedangkan kami berada di 4 kota yang berbeda?. bagaimana tips tips mengatur/menyiapkan pernikahan ini? Penasaran Bagaimana kelanjutannya cerita kami ini?. Simak bagian ke 2 - Love Of My Life ini ya. To be Continued. (Asep Haryono)

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia