Catatan Asep Haryono
Kerja Bhakti memang rutin diselenggarakan secara berkala minimal 1 kali dalam 4 bulan, namun sehubungan dengan Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 69 (Enam Puluh Sembilan) , maka Kerja Bakti pun segera diadakan. Alhamdulillah selesai kemarin pagi (Sabtu, 16 Agustus 2014). Dengan menyertakan beberapa orang Warga khusus Blok C Komplek Duta Bandara, penulis pun diundang untuk ikut "memeriahkan" kerja bakti ini. Bukan sekedar "penggembira" saja tentunya juga turut "blusukan" gitu deh.
Dimulai tepat pada pukul 08.00 WIB hari Sabtu kemarin (16 Agustus 2014), kami berkumpul di rumah Bapak Ketua RT Blok C Duta Bandara. Dengan masing masing membawa "senjata" untuk keperluan kerja Bhakti. Mission hari itu adalah membersihan saluran air, parit, dan drainase sekitar komplek. Sebelum berangkat ke medan "tempur", kami pun menyantap hidangan kue kue yang sudah disediakan oleh "komandan" Kerja Bhakti Pak Herman, Ketua RT Blok C.
Hidangan kue kue yang disediakan Pak Ketua RT mumer alias murah meriah. Ada kroket isi mie dan kentang, Risoles, Kue Lapis, Bolu , Lemper dan tidak ketinggalan adalah minumannya. Masa makan kue tidak disertai dengan minumannya.
Bisa tersedak nanti kalau makan tidak minum. Minumannya ada 2 (dua) macam : Kopi dan air mineral dalam gelas merek tertentu. Penulis sendiri sudah habis 5 (lima) Kroket Isi Mie. Favorit soalnya sih. Namun sayang giliran mau menyantap kue yang 6 nya sudah raib disamber bapak yang duduk di depan penulis. Nasib mu nak nak.
Ketemu Ular Sawah
Kami melakukan "patroli" ke sekitar komplek Duta Bandara sambil "blusukan" ke dalam parit parit, got, drainase, dan saluran air. Jika kedapatan banyak sampah sampah yang menyumbat saluran air dan drainase sekitar Komplek, kami pun "blusukan" alias turun ke dalam parit, got, atau di mana saja dimana kedapatan penyumbata tadi.
Areal Kompel Duta Bandara memang dekat dengan Sawah milik warga setempat. Jadi air yang beredar di sekitar komple, khususnya saluran pembuangan limbahnya akan "melewati" sungai dan akhirya akan terus menuju Sungai Kapuas.
Tak disangka sangka, saat kami berendam di dalam selokan dekat sawah dengan maksud untuk membersihkan drainase dan saluran limbah, kaki salah seorang dari kami merasakan ada desir seperti ada sesuatu "benda" yang melintasii kakinya. Menurut salah seorang saksi mata yang berada dekat dengan beliau melihat ada kelebatan "benda" memanjang berkelok kelok di dalam air drainase yang agak keruh oleh sampah. "Awas ular" teriak salah seorang dari mereka. Kami yang memang sudah membawa Parang da Clurit di tangan masing masing sudah siap membabat benda yang diyakini sejenis Ular Sawah.
Untuk menghndari hal hal yang tidak diinginkan, para bapak bapak yang dari tadi berendam di air drainase atau parit sekitar sawah diminta segera naik ke atas. Penulis pun sigap naik ke atas. Penulis pun menaruh clurit , dan langsung menyambar kamera digital saku jadul kesayangan, siap mendokumentasikan momen "bersejarah" ini.
Ada 3 orang bapak bapak pemberani tetap di air, dan menyergap sang ular. Singkat cerita sang Ular berhasil ditangkap. Bak seperti dalam film ANACONDA, the hunt for the black orchid aja. Itu ular sebenarnya ada di bawah kaki kami kami saat di air. Tapi syukurlah ular Sawah yang panjangnya lebih dari 2 (dua) meter tersebut berhasil ditangkap. (Asep Haryono)
..
Hidangan kue kue yang disediakan Pak Ketua RT mumer alias murah meriah. Ada kroket isi mie dan kentang, Risoles, Kue Lapis, Bolu , Lemper dan tidak ketinggalan adalah minumannya. Masa makan kue tidak disertai dengan minumannya.
Bisa tersedak nanti kalau makan tidak minum. Minumannya ada 2 (dua) macam : Kopi dan air mineral dalam gelas merek tertentu. Penulis sendiri sudah habis 5 (lima) Kroket Isi Mie. Favorit soalnya sih. Namun sayang giliran mau menyantap kue yang 6 nya sudah raib disamber bapak yang duduk di depan penulis. Nasib mu nak nak.
Ketemu Ular Sawah
Kami melakukan "patroli" ke sekitar komplek Duta Bandara sambil "blusukan" ke dalam parit parit, got, drainase, dan saluran air. Jika kedapatan banyak sampah sampah yang menyumbat saluran air dan drainase sekitar Komplek, kami pun "blusukan" alias turun ke dalam parit, got, atau di mana saja dimana kedapatan penyumbata tadi.
Areal Kompel Duta Bandara memang dekat dengan Sawah milik warga setempat. Jadi air yang beredar di sekitar komple, khususnya saluran pembuangan limbahnya akan "melewati" sungai dan akhirya akan terus menuju Sungai Kapuas.
Tak disangka sangka, saat kami berendam di dalam selokan dekat sawah dengan maksud untuk membersihkan drainase dan saluran limbah, kaki salah seorang dari kami merasakan ada desir seperti ada sesuatu "benda" yang melintasii kakinya. Menurut salah seorang saksi mata yang berada dekat dengan beliau melihat ada kelebatan "benda" memanjang berkelok kelok di dalam air drainase yang agak keruh oleh sampah. "Awas ular" teriak salah seorang dari mereka. Kami yang memang sudah membawa Parang da Clurit di tangan masing masing sudah siap membabat benda yang diyakini sejenis Ular Sawah.
Untuk menghndari hal hal yang tidak diinginkan, para bapak bapak yang dari tadi berendam di air drainase atau parit sekitar sawah diminta segera naik ke atas. Penulis pun sigap naik ke atas. Penulis pun menaruh clurit , dan langsung menyambar kamera digital saku jadul kesayangan, siap mendokumentasikan momen "bersejarah" ini.
Ada 3 orang bapak bapak pemberani tetap di air, dan menyergap sang ular. Singkat cerita sang Ular berhasil ditangkap. Bak seperti dalam film ANACONDA, the hunt for the black orchid aja. Itu ular sebenarnya ada di bawah kaki kami kami saat di air. Tapi syukurlah ular Sawah yang panjangnya lebih dari 2 (dua) meter tersebut berhasil ditangkap. (Asep Haryono)
KERJA BAKTI : Sejumlah warga komplek Duta Bandara yang akan kerja bakti siap dengan senjata masing masing. Ada yang membawa pisau, golok serta clurit buat menebas. Foto Asep Haryono |
BLUSUKAN: Saluran drainase dan pembuangan limbah di sekitar Sawah dibersihkan dari sampah yang menyumbat. Foto Asep Haryono |
SALURAN AIR : Ternyata ada Ular Sawah berukuran cukup besar wara wiri (hilir mudik) dan sudah menunggu di bawah kaki kaki kami saat terjun di air.. Foto Asep Haryono |
..