Catatan Asep Haryono

Kejadiannya sih kemarin (Hari Jumat. 21 Pebruari 2014 atau bertepatan dengan penanggalan 20 Rabiul Akhir 1435 Hijriah) ketika akan hendak pulang ke head quarter alias rumah kendaraan yang saya tumpangi ini melihat (spot) seorang pengendara yang dengan barang bawaannya terlihat penuh di belakang joknya.   Jaraknya sekitar sepuluh meter di depan motor saya dan saya coba untuk memepetnya hanya untuk mengambil foto dari sisi sebelah kanan darinya.  Walau terlihat hal yang biasa namun cukup unik juga untuk saya coba share kan di sini.  Mengapa pengendara motor itu memaksakan dirinya membawa barang belanjaan yang sedemikian banyaknya?

Pertama dan yang terutama yang ingin saya bagikan di sini adalah keselamatan.  Nah keselamatan sang pengendara dan keselamatan berkendaraan (safety riding).   Dengan menaruh beban yang cukup banyak dan telihat berat seperti dalam foto di bawah ini, selain membahayakan keselamatan diri sang pengendara juga bisa berpotensi menimbulkan bahaya bagi pengendara lainnya.  Coba dilihat saya betapa sulitnya sang pengendara motor tersebut menoleh kebelakang.  Fungsi kaca SPION yang memang diperuntukkan untuk melihat situasi di belakang menjadi tidak berguna bagi pengendara ini. 

Pengendara motor dengan bawaannya. Berat dan berbahaya. Foto Asep Haryono
TIDAK SEIMBANG :  Pengendara motor dengan barang bawaannya ini keliatan tidak seimbang. Apakah bebannya terlalu berat atau terlalu banyak.   Tidak santun di jalan raya.  Foto Asep Haryono


Kedua , kepatutan atau tidak santun   Perilaku berkendaraan di Jalan Raya juga punya Etika, kesopanan dan kesantunan.   Kok ada juga unsur "kesopanan" terselip dalam analisa saya terhadap pengendara motor dalam foto di atas?   Ya sudah pasti.  Begitu banyak pengendara kendaraan roda dua yang tidak sopan dalam berkendaraan misalnya saja membunyikan klakson kendaraanya berulang ulang sehingga menimbulkan polusi suara.  Ternyata tidak hanya polusi udara saja, polusi suara juga ada


Belum lagi cara berbusana dan atau berpakaian. Sudah sering sekali ditemui pengendara kendaraan roda dua ini mengenakan busana yang dalam pandangan saya tidak santun seperti sengaja memamerkan perhiasan baik perhiasan tubuh (tidak perlu lah disebutkan) sampai perhiasan dalam arti yang sebenarnya seperti memakai kalung emas, menaruh tas pinggang yang memancing tindakan kriminal berupa penjambretan di jalan.   Busana yang terbuka yang memamerkan bagian tubuh yang mulus walau siang hari sekalipun juga berpotensi membuat "rusuh" para pengendara lain yang melihatnya.

Texting atau mengirim pesan SMS sambil sebelah tanganya mengendarai stang motor. Menerima panggilan handphone sambil naik motor.  Adalah pemandangan yang nyaris cukup mudah ditemui di mana saja.  Mengapa tidak bersabar menunggu sampai tujuan baru membuka pesan yang masuk dan atau membalas panggilan?  Membuka . membaca pesan SMS atau menelpon sambil naik motor adalah prilaku pengendara yang tidak santun, beresiko kecelakaan sampai mengundang aksi kejahatan.  Saya punya teman wartawan walaupun sudah pull over (menepi) di jalan raya, dan mengirim pesan SMS tiba tiba didatang kawanan perampok,. Beruntung hanya HP nya yang dibawa. (Asep Haryono)

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia