Catatan Asep Haryono

Sudah bukan rahasia lagi kalau skala hubungan antara pemerintah Indonesia (Garuda) dan pemerintah Australia (Kangguru) kini sedang "memanas". Bukan karena "panas" nya paras
Schapelle Leigh Corby, WN Australia yang didakwa menyelundupkan Narkoba seberat 4.2 Kg di Indonesia dan telah dijatuhi hukuman 20 (dua puluh tahun) penjara di Indonesia. 


Pasang surut hubungan Garuda dengan KangGuru ini memang sudah lama. Setiap kali ada perselisihan antara kedua negara di tingkat hubungan diplomatik selalu bisa diselesaikan dengan win win solution. Namun kasus yang sedang booming sekarang ini adalah tindakan spionase (penyadapan) yang dilakukan oleh oknum yang diduga adalah Agen resmi Pemerintah Australia terhadap pejabat Republik Indonesia mulai dari Kepala Negara Presiden SBY sampai ke tingkat menteri menterinya. 

Dalam pandangan penulis yang awam ini berpendapat bahwa tindakan mata mata yang dilakukan oleh Negeri KangGuru itu tidak serta dibalas dengan tindakan yang sama yakni melakukan penyadapan terhadap Australia.
Gambar dari Internet

Tidak bijak dan juga tidak cantik jika kejahatan dibalas dengan kejahatan. Kalau (penyadapan) itu dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sebagai tindakan balasan maka itu menunjukan kita tidak lebih baik dari mereka. Ini juga ironi karena mengisyaratkan bangsa Indonesia adalah bangsa yang lemah karena diperlakukan demikian oleh negara lain. Di sini rasa nasionalisme anak bangsa merasa terpanggil untuk turut menyuarakan kegalauan dalam dada.  

Lantas apa yang terjadi jika Hubungan Indonesia Australia (Indonesia Australia Partnership) ini diputus sepihak atau sama sama saling memutuskan hubungan kedua negara.  Saya mencoba menerka nerka kita kira dampak (akibat) yang mungkin terjadi jika pemerintah Indonesia memutuskan sepihak dengan pemerintah Australia di tingkat hubungan Diplomatik
  1. Pendidikan.  Banyak mahasiswa Indonesia yang saat ini sedang menimba Ilmu di Australia melalui paket bantuan pendidikan beasiswa Australia (Australian Scholarship) seperti ADS, ALA, Endeavour dan lain sebagainya. Jika PUTUS hubungan diplomatik dengan Australia, sangat mungkin mahasiswa kita harus angkat kaki dari negeri tersebut. Kuliahnya terbelengkalai. Begitupula sebaliknya. Ada banyak Mahasiswa Australia yang sedang menimba ilmu di berbagai kampus di seluruh Indonesia.
  2. Militer.  Banyak program kemitraan kerja sama militer Kepolisian Republik , TNI team anti teror Indonesia dengan Militer Australia.  Beberapa perwira Indonesia dikirim menimba ilmu Anti Teror di negeri Australia dan lain sebagainya.  Jika PUTUS diplomatik dengan Australia, bisa jadi kerja sama ini juga akan dihentikan.
  3. Pembangunan.  Banyak gedung gedung sekolah setingkat SMA di seluruh Indonesia dibangun atas sokongan program Australia melalui program AIBEP (Australia Indonesia Basic Edcuation program).  Jika hubungan RI-AUSTRALIA Putus, maka sangat mungkin sokongan ini juga dihentikan
  4. Masih banyak lagi kerugian lainnya yang harus ditanggung oleh Rakyat Indonesia jika harus menerima kenyataan Indonesia Australia Partnership (IAP) berakhir tragis dengan putusnya hubungan Indonesia-Australia. Jika yang "berkelahi" hanya ditingkat pemerintahan kedua negara (Indonesia-Australia) sejatinya jangan sampai membuat rakyat kedua negara menjadi sengsara karena kedua pemimpin negaranya "berkelahi". 

Sejauh ini perkembangan yang dilansir oleh Detik Com banyak memberitakan bahwa Pemerintah Australia tetap tidak akan meminta maaf atas tindakan penyadapan yang dilakukan pemerintahannya terhadap pemerintahan Republik Indonesia.  Seperti dalam film "Behind Enemy Lines" yang dibintangi oleh Owen Wilson disebutkan bahwa komandannya berpesan agar tugas patroli pengintaian yang dilakukan pilot tempurnya adalah operasi rahasia. Jika ketahuan oleh musuh maka akan disangkal (deny). Ini mungkin terjadi dalam hal yang sesungguhnya.
Bagaimana dengan tanggapan dari Dinas Intelijen Negara (BIN)?  Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman sendiri sudah mendapatkan kepastian dari Dinas Intelijen Australia sendiri bahwa (penyadapan) itu tidak akan terjadi lagi. (Detik Com, tanggal 20 November 2013)  Ironi juga kalau ternyata aksi (penyadapan) terhadap pejabat Indonesia itu sudah dilakukan sejak kurun waktu 2007 s/d 2009. 


Gambar dari Twitter

Sebenarnya aksi balasan dari Indonesia yang "diwakili" oleh Anonymous Cyber Army memang sudah melakukan peretasan (hacking) terhadap ratusan situs situs Australia walau masih dalam kelompok situs biasa seperti UKM , Lembaga sosial dan lain sebagainya. Bukan situs situs resmi pemerintah Australia yang penting dan esensi.  Dari pihak Australia sendiri terutama dari kelompok Cyber Army mereka terkekeh kekeh melihat aksi hacker Indonesia yang "cetek" ilmunya.  Kalau sudah begini kemungkinan terjadinya Cyber War semakin terbuka.

Jangan terburu buru melakukan tindakan balasan yang frontal atau menggunakan kekuatan berlebihan (excessive force) terhadap pemerintah Australia misalnya dengan melakukan pemutusan Hubungan Diplomatik.  Ada banyak harga yang harus dibayar jika status hubungan Indonesia-Australia menjadi cidera dan berakhir tragis dengan saling memutuskan hubungan kedua negara di tingkat diplomatik.  Eala nulis apa saya ini. (Asep Haryono*)


*Asep Haryono
Mantan Perwakilan KangGuru di Indonesia 2005-2010
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia