Catatan Asep Haryono

Dalam satu minggu terakhir ini koneksi Internet di rumah menggunakan Kartu XL dengan paket terakhir yang saya suscribe (langganan-red) adalah Paket Internet HotRod 3G dengan kuota 200 MB selama 1 (satu) minggu dengan harga bandrol Rp.10.000,- (Sepuluh Ribu Rupiah).

Awalnya sih lancar lancar saja, namun sampai pada suatu ketika ketika sedang asyiknya berselancar tiba tiba koneksi terputus.   Mungkin karena sinyal akhirnya saya disconnect lalu di connect kan kembali namun tetap saja koneksi terputus.  Akhirnya saat membuka control panel atau mencek balance nya ternyata pulsa saya sudah Rp.37,- (Tiga puluh tujuh rupiah).  Bingung juga mengapa pulsa jadi tergerus begini?.

Saya masih ingat sebelumya sudah reload alias mengisi credit Pulsa XL senilai Rp.25.000,- (Dua puluh lima ribu rupiah). Kok tiba tiba tergerus sampai bablaz pulsane gini.   Saya pake XL memang baru baru ini, karena sebelumnya menggunaka kartu internet (kuota) dari Three alias 3.    Nah biasanya kan ada pemberitahuan donk.

Jadi jangan jangan balance atau sisa kuota paket yang saya pilih sudah habis lalu langsung di charge ke tarif internet Normal dengan mengambil (mendebet) dari pulsa XL yang ada dikartu.     Mungkin salah saya juga karena tidak mencek sisa kuota dengan mengakses control panel balance di websitenya. Tapi masa iya sih saat asyik nya berselancar bolak balik tengok sisa kuota?  Yang benar aja donk.


Gambar dari Internet
Kalau dipikir pikir memang mahal juga kalau berlangganan paket XL "ketengan" seperti ini.  Bayangkan saja untuk paket internet HotRod 200 MB seminggu harganya Rp.10.000,-   Nah jika dengan duit sebesar Rp.40.000,- (empat puluh ribu rupiah) maka "hanya" mendapat kuota XL sebesar 800 MB selama sebulan masa aktif.   Beda banged dengan si "tiga".  Paket internet 3 kuota 2.5 GB seharga Rp.45.000,- (Empat Puluh Lima Ribu) rupiah. 

Jadi ini hanya perbandingan dari segi harga saja.  Jadi emang lebih save alias lebih hemat jika kuota habis (kartu apa pun itu-red) sebaiknya kartu bekasnya dibuang saja.  Kalau perlu dilarungkan ke laut. Toh kita hanya perlu kuota nya bukan nomor kartu nya. Jadi rekomendasi sih beli kartu baru dengan kuota yang dikehendaki.

Sedangkan untuk Modem saya memiliki dua jenis Modem yakni Modem speed 7,2 Mbps dan 3.6 Mbps.  Saya sudah konsultasikan kepada kawan kawan yang paham soal modem ini, dan mereka menyebut akses modem (internet) nya sangat banyak faktor yang mempengaruhinya seperti BTS yang tersedia, ramai tidaknya user yang memakai jaringan, serta sinyal.  Puyeng khan? Saya saja sudah pusing. (Asep Haryono)
Catatan Asep Haryono


Bisa berlibur ke Pulau Bali adalah hal yang menyenangkan sekaligus membanggakan apalagi terbangnya bersama dengan maskapai penerbangan bangsa, Garuda Indonesia, ditambah lagi jika berlibur ke Bali adalah hasil jerih payah mengikuti sebuah kompetisi atau perlombaan menulis "asyiknya terbang bersama Garuda Indonesia" sungguh nikmat terasa.

Inilah yang akhirnya berbuah manis, beberapa pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Mahasiswa Perguruan Tinggi di kota Pontianak baru saja diberikan award berupa hadiah liburan ke Pulau Bali atau Jogjakarta untuk  juara I, II, dan III tiap katagori.  Mereka berhasil menang dalam lomba menulis karangan atau tulisan tentang "Asyiknya terbang bersama Garuda Indonesia"  yang disponsori oleh Garuda Indonesia.


JUARA : Inilah foto bersama para juara Lomba Menulis Garuda Indonesia yang diabadikan bersama di Graha Pena Pontianak Post lantai 5 tadi pagi Foto Asep Haryono

Ada juga paket hadiah Liburan ke Jogjakarta.  Baik Jogjakarta, Pulau Bali, dan Garuda Indonesia, adalah 3 (tiga) hal yang sangat berkesan di hati saya.  Sejak tahun 2005 hingga awal Januari 2011 yang lalu tidak kurang sudah 10 (sepuluh) kali saya mendapat kesempatan dari Allah SWT untuk  berkunjung ke Bali secara free alias gratis.  Sponsor saya waktu itu adalah Indonesia Australia Language Foundation (I/A/L/F) dan KangGuru Indonesia.

Jadi setelah menyaksikan secara langsung serah terima hadiah bagi para Juara Juara  saya menyaksikannya dengan sangat bangga dan bahagia. Membayangkan para mahasiswa dan pelajar berprestasi itu menikmati jerih payah lomba mereka dengan bersenang senang ke Bali. 

Bayangan saya pantai Kuta ,  Jogger, Pasar Sukowati, ah masih banyak lagi kenangan Bali terlintas di benak saya.  Selamat ya. Kalian semua layak menerima. Congratulations. Selamat berlibur ke Pulau Bali.  (Asep Haryono)
Catatan Asep Haryono

Sudah menjadi ketentuan dari Allah SWT bahwa roda kehidupan akan selalu berjalan sesuai arah dan ketentuan yang sudah digarikanNYA, dan dalam hal ini sang waktu akan terus berputar pada porosnya.

Sinar mentari yang kita nikmati setiap hari datang disetiap harinya (itupun kalaw nda mendung donk ya-red) begitupula dari diri saya, anda, kawan kawan dan semuanya.   Segitukah dramatisasi kehidupan ini, yang harus kita perhatikan dengan baik kaitannya dengan sang waktu?.

Hidup ini hanya satu kali, dan atau satu periode saja.  Kalau saya coba gariskan alur hidup ini mungkin hampir mirip dengan sebuah garis lurus horizontal, lahir ke dunia - bayi - besar bersekolah maupun tidak - bekerja maupun belum - menikah atau belum - berbakhit kepada orang tua - sukses - kaya Insya Allah - beramal kebaikan - menghadap Yang Maha Kuasa.  Segitu sederhanakah garis kehidupan yang digambarkan seperti ini? Tentu saja belum tentu. Saya hanya iseng iseng saja menggambarkan.  Urusan ke depan dunia ini hanya Allah SWT Yang Maha Tahu.

Penyesalan Selalu Datang Terakhir
Begitu kata "penyesalan" hadir dalam postingan saya kali ini pikiran dan fokus saya sekarang adalah bagaimana memanfaatkan sang waktu yang tercipta dan tersisa untuk saya sekarang ini bisa dimanfaatkan yang sebaik baiknya bermanfaat baik untuk diri sendiri, orang tua, agama , masyarakat dan bangsa dan Negara. 

Penyesalan adalah "sesuatu" (minjem istilahnya Syahdini-red) yang sering disebut orang selalu datang disetiap akhir suatu peristiwa. Jarang saya dengan penyesalan itu datang di awal. Penyesalan biasanya datang paling belakangan.  Kalaw penyesalan di awal sebutannya apa donk? Mene ketehe saya.

Banyak ragam dan model "penyesalan" yang saya rasakan sekarang ini, di usia saya yang sudah dikatakan tidak muda lagi,  Hehehee jadi ngaku tuir donk?.  Kata orang usia boleh saja tidak muda, tetapi semangat hidup haruslah tetap menyala dalam diri kita semuanya, diri saya, diri kawan kawan, dan semuanya.

Ilustrasi dari momastery.com

Semangad hidup dalam mewujudkan cita cita dan impian yang belum terlaksana harus tetap membara dalam dada. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan impian dan cita cita yang belum terwujud.  Bagi sebagian orang ada yang dimudahkan dalam mencapai cita cita, sedangkan sebagian yang lain harus melalui jalan berliku onak dan duri dalam mengejar cita cita.  Hanya Allah Yang Maha Tahu,

Salah satu penyesalan yang saya rasakan sekarang ini adalah menabung.  Sudah lama saya tau bahwa kegiatan menabung itu banyak manfaatnya bahkan ketika saya duduk di bangku SMP sekalipun di era taon 84 an lalu pun sudah dikasih tau sama guru guru bahwa menabung itu baik. Slogan "gemar menabung" atau "hemat pangkal kaya" saya tahu tapi tidak saya laksanakan.

Andai saya tau dan mengerti saat itu bahwa menabung itu luar biasa manfaatnya bisa saja kehidupan saya sekarang ini bisa berbeda.  Saya menyesal tidak menabung dari kecil. Penyesalan selalu datang terlambar, dan di usia yang sudah tidak muda lagi saya baru ngeh bahwa menabung itu banyak manfaatnya.

Berharap Waktu Bisa Diulang
Begitu pula saat saya duduk di bangku kuliah, saya melihat ada perbedaan visi antara mahasiswa jaman sekarang dengan jamannya saya kuliah dahulu di era taon 1990 an.  Yang namanya teknologi informasi seperti internet, dan beragam informasi lainnya begitu mudah diperoleh saat ini, dan jika kita amati dengan cermat semua fasilitas anak jaman sekarang sudah tersaji lengkap di sini.

Penyesalan saya di sini tidak lain adalah wawasan saya yang kurang saat itu.  Benar seperti katak Pak Dahlan Iskan (Menteri BUMN) yang menulis buku GANTI HATI itu.  Menurut beliau setiap generasi berbeda antar satu dengan lainnya, dan perbedaan itu tidak bisa dipaksakan untuk didekat dekatkan.

Andai waktu bisa terulang, tentu saya ingin sekali kembali ke masa kecil dan menjalani roda kehidupan yang sudah saya "ketahui" dan saya sudah "intip" di masa kini.  Memang terkesan konyol dan mengada ngada mengharapkan jam waktu berputar kembali ke masa silam.

Saya hanya berandai andai saja, Andai waktu bisa terulang tentu saya akan berbuat baik,. menabung dengan rajin, belajar tekun dan bekerja giat, dan berjanji akan menjadi orang yang baik.  Jika saya tau akhirnya saya jadi begini, tentu saya berharap diberikan suatu mukzizat (miracle) untuk bisa kembali ke masa silam dan menapaki jalur kehidupan yang sudah saya "ketahui" di masa depan.   Tidak mungkin kan?  Ah andai waktu bisa diulang.(Asep Haryono)
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia