Mungkin terdengar klise dari judul tulisan singkat saya pada hari ini. "Bosan Jadi Karyawan" , suatu judul yang sudah sering kita dengar dan sering baca dari berbagai tulisan, artikel dan juga berita dimuat diberbagai media.
Beberapa blogger Laskar KPK seperti mba Covalimawati yang dengan apik sudah menuturkannya dalam tulisan beliau yang berisi dan berjudul "Bosan Jadi Pegawai" cukup menarik untuk saya simak hingga beberapa kali.
Ada pencerahan dalam tulisan yang ditulis mba Cova tersebut. Begitu juga dengan cerita dari Ibu Siti Mahmudah dalam tulisannya yang apik berjudul "Berjualan Pop Corn Suamiku dapat Menafkahi Keluarga". Memberikan banyak inspirasi dan pencerahan buat kita semua pada umumnya dan kepada saya pada khusussnya yang tertarik untuk terjun ke sungai eh salah ke dunia wiraswasta.
Bahkan salah satu Media Televisi Swasta juga sudah pernah menayangkan program serupa dengan nama yang sama yakni "Bosan Jadi Pegawai" juga sudah banyak memberikan inspirasi bagi siapa saja yang ingin memulai usaha sendiri.
Namun sedikit demi sedikit slogan "Bosan Jadi Pegawai" itu rasa rasanya sudah mulai mempertakut perasaan yang berkecamuk dalam labil hati saya ini. Oala minjem bahasanya Om Vicky dah ini. Hiheiheiheiheiheee. Ya kenyataan seperti itulah kira kira.
Bekerja di salah satu perusahaan ternama di Kalimantan Barat, dan juga merupakan salah satu group Jawa Pos News Network sekilas memang menyiratkan keasyikan bagi mereka yang melihatnya dari luar sana.
Bekerja di belakang meja dengan deretan Komputer berkecepatan tinggi internet, dan segudang renumerasi lainnya memang membuat diri terpedaya dalam apa yang disebut sebagai "zona aman". Sudah banyak tulisan dan artikel yang menyebut perlunya membuat "arah baru" dari kebiasaan yang sudah lama dalam hal ini adalah pekerjaan.
Dijaman yang konon sangat sulit mencari pekerjaan ini memang tidak lah hal yang mudah. Di saat orang lain berburu pekerjaan dengan mengikuti perkembangan JOB FAIR dikota masing masing.
Mengasah kemampuan diri dengan mengikuti berbagai kursus ketrampilan baik itu Bahasa Asing, Komputer, dan lain sebagainya hanya untuk "to be qualified" agar diterima di bidang pekerjaan yang diinginkan. Hmmm. Pekerjaan tetap dengan gaji (upah) yang layak akan selalu menjadi salah satu motivasi utama seseorang dalam berburu pekerjaan dan atau bekerja sekarang ini.
Ilustrasi Asep Haryono |
Memang sering saya dengar seseorang melepaskan status PNS nya karena menjadi calon legislatif, atau terjun ke dunia wiraswasta. Namun itu jarang terjadi. Slogan "Bosan Jadi Pegawai" dalam prespektif saya lebih ditujukan kepada Pegawai Swasta seperti saya.
Kelak mungkin suatu saat nanti, status karyawan dan atau Pegawai yang melekat dalam diri saya akan ditinggalkan. Mau kemana setelah retired? Sudah dipersiapkan dari sekarang tentunya. Apakah ingin mencoba peruntungan untuk berwiraswasta? Saya tidak mau terjebak dalam "indahnya" cerita sukses dari mereka yang berniaga atau berwiraswasata yang sering saya baca dan sering saya dengar.
Saya masih belajar kepada mereka yang sudah lebih dahulu "banting komputer" eh salah "banting stir" dan sukses dalam usaha wiraswasta yang dimilikinya. 13 (Tiga Belas Tahun) sudah bekerja sebagai karyawan swasta sudah saya rasakan cukup.
Walaupun istri tercinta sudah menyandang sebagai "pelayan rakyat" (bacA :PNS) lebih dahulu tidak ada masalah buat saya. Saya akan mencoba "arah baru" bukan saja untuk mencari pundi pundi pemasukan saja tetapi lebih dari itu adalah passion saya yang ingin merasakan challenge (tantangan) yang lebih besar lagi. (Asep Haryno)