Catatan Asep Haryono

Sudah bukan rahasia lagi semua makhluk hidup memerlukan air bersih sebagai penghidupan begitu pula dengan manusia juga sangat memerlukan air bersih dan sehat untuk berbagai keperluan hidup yang utama seperti untuk minum sehari hari, keperluan MCK (Mandi Cuci Kakus) dan juga untuk keperluan lainnya yang tidak kalah pentingnya.

Kebutuhan akan tersedianya air bersih di perkotaan misalnya, dalam skala nasional, sudah merambah dalam berbagai sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Di kota Jakarta saja misalnya yang sudah mencanangkan untuk bekerja sama dengan Propinsi Banten dalam hal penyediaan air bersih. Bayangkan saja untuk urusan air saja sudah lintas wilayah.

Seperti diberitakan dalam harian Kompas tanggal 8 November 2012, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sepakatr bekerja sama dalam berbagai bidang termasuk tawaran Banten yang menyediakan pasokan air bersih untuk Jakarta.

Untuk wilayah di kota Pontianak sendiri pada khususnya, dan seluruh kota di propinsi Kalimantan Barat pada umumnya juga sangat memerlukan tersedianya air bersih.  Bagaimana rasanya jika air bersih yang menjadi kebutuhan primer masyarakat itu menjadi langka? Apa yang seharusnya kita lakukan jika menghadapi kelangkaan air bersih yang sangat penting bagi masyarakat tersebut?
Derita Kekurangan Air
Tidak perlu membahas terlalu jauh sampai urusan dua kota besar yang bekerja sama dalam penyediaan air bersih seperti DKI Jakarta dan Banten yang sudah saya sebutkan di atas, saya sendiri sudah merasakan betapa sengsaranya jika (hidup) tanpa ada air bersih untuk keperluan sehari hari di rumah kontrakan saya di komplek Duta Bandara Supadio propinsi Kalimantan Barat.  Jika pasokan air dari PDAM macet atau terhenti mengalir satu hari saja sudah sangat menyengsarakan keluarga saya. 

Apakah karena saya sering telat membayar tagihan PDAM yang setiap bulannya sekitar Rp.53.500,- (Lima Puluh Tiga Ribu Lima Ratus Rupiah) itu sehingga pasokan air bersih ke rumah saya menjadi terganggu atau dimacetkan? Tentu saja saya tidak berpikiran rendah seperti itu.  Tetangga saya di komple yang raji membayar setiap bulan pun juga sering mengalami masalah yang sama dengan saya. Air PDAM sering tidak lancar. Kalau sudah begini, yang jadi "korban" tidak saja orang tua, bahkan anak anak pun juga merasakan.
  1. Anak Anak Susah Mandi
    Saya punya 2 (dua) anak yang masih kecil, Abbie (4,5 tahun) dan adiknya Tazkia Putri (2,1 tahun) dan mereka harus mandi minimal 2 (dua) kali sehari agar tubuh mereka bersih, sehat dan terjaga kesehatannya.  Jika air bersih tidak mengalir dari PDAM satu hari saja sudah bisa dipastikan anak anak saya akan kesulitan untuk mandi.  Coba saja lihat bak mandi di rumah kontrakan kami kering tidak ada airnya sama sekali.

    Dinding di bagian dalam bak mandi pun terlihat kotor dan berlumut di sana sini karena tidak ada air sama sekali. Bagaimana harus membersihkannya jika tidak ada air seperti ini. Selain tidak sedap dipandang mata, aroma yang ditimbulkannya pun tidak nyaman. Bagaimana jadinya jika ada anggota keluarga atau saya sendiri harus "be a be" (Buang Air Besar).  Ini akan menjadi masalah lagi.  Mau membersihkan pakai apa kalau tidak ada air? Pake Tisu?

    KOSONG : Bak mandi yang kosong. Foto Asep Haryono

  2. Mau Cuci Baju Bingung Tak Ada Air
    Dalam satu hari di rumah selalu ada cucian kotor baik dari pakaian sekolah atau seragam anak anak yang harus bergantian dengan yang baru dan bersih. Cucian dewasa, dan anak anak yang kotor harus dicuci bersih dan kemudian dijemur untuk dipakai di hari berikutnya dan begitu seterusnya irama kehidupan di rumah keluarga saya.

    Jika air PDAM tidak mengalir, bisa dipastikan pakaian kotor akan menggunung menunggu di cuci belum termasuk piring gelas perkakas dapur dan peralatan makan juga menumpuk kotor. Mau pakai cuci air apa? Kalau sudah habis alat alat makan yang bersih, bisa jadi kami makan pake piring praktis sekali pakai langsung buang alias daun pisang.  Kemping dong.

    KOTOR : Tumpukan pakaian kotor dan alat makan yang menumpuk menunggu dicuci.  Bagaimana jika air PDAM tidak mengalir seperti tampak dalam foto ini.  Foto Asep Haryono
  3. Gentong Air Kosong
    Saya punya 2 (dua) buah tempayan atau gentong air sebagai "tabungan" jika tiba tiba air PDAM tidak mengalir dalam sehari saja, namun tidak dirancang untuk bisa bertahan berhari hari jika air PDAM terus menerus tidak mengalir.  Dengan anggota keluarga berjumlah 4 (empat) terdiri dari saya, istri dan kedua anak saya maka kebutuhan akan air bersih tidak mungkin terpenuhi dengan hanya mengandalkan 2 (dua) buah gentong air yang habis sekali pakai dalam sehari itu. 
    GENTONG KOSONG : Gentong air yang kosong tidak air karena air PDAM macet. Jika tidak sering dibersihkan sangat berpotensi menjadi sarang nyamuk demam berdarah atau Malaria.  Foto Asep Haryono

Langkanya pasokan air bersih dari PDAM ini juga menghambat aktifitas masak memasak di rumah karena beras, sayur sayuran, daging atau ikan yang akan diolah untuk dimasak tentu harus dicuci dengan air yang bersih.  Bagaimana jadinya jika air bersih pun tidak ada.  Dengan kata lain tidak adanya air bersih tentu akan membuat hidup saya semakin susah.  Sudahlah banyak masalah yang memerlukan perhatian saya jangan ditambah pusing lagi dengan masalah kelangkaan air bersih di rumah. Makin lengkap lah sudah penderitaan saya kalau begini.

Apa yang seharusnya kita lakukan
Bagi orang dewasa mungkin tidak begitu mengganggu jika tidak ada air bersih untuk mandi sebab mereka bisa mencari dari sumber yang lain atau kalau perlu mandi ke rumah tetangga atau saudara di tempat lain yang sumber air bersihnya lancar. Bagaimana dengan anak anak dan Balita yang sangat rentan jika harus mandi dengan menggunakan air yang tidak bersih. Selain berpotensi mengganggu kesehatan kulit sang anak dan Balita, mandi dengan air yang kurang terjamin kebersihan juga mengundang berbagai penyakit kulit.

Masih lumayan mengundang tamu untuk datang selain menambah pahala kebaikan juga bisa mempererat tali silaturahmi. Jadi kalau sampai penyakit pun turut datang "bekunjung" tentu tidak akan saya sukai, dan saya tidak berniat "mengundang" penyakit dengan langkanya air bersih ini.

  1. Dengan Air Galon
    Ini memang solusi instant dan tidak akan memecahkan masalah yakni dengan menggunakan air galon untuk berbagai keperluan.  Khusus perlakuan air galon untuk keperluan air minum selalu saya masak kembali untuik memastikan air itu benar benar aman dan layak untuk dikonsumsi seluruh keluarga.   Saya memang memiliki kebiasaan untuk memasak kembali air galon yang saya beli di warung untuk air minum keluarga dan membuat botol susu anak anak saya.
    AIR GALON : Solusi instant dengan menggunakan air galon untuk keperluan mandi dan air minum namun tidak menyelesaikan masalah.  Selain tidak ekonomis, juga harus dimasak dahulu hingga yakin benar benar amain untuk diminum seluruh keluarga.  Foto Asep Haryono

  2. Menampung Air Hujan
    Ini sering saya lakukan jika turun hujan lebat saya menampung curahan air hujan yang dialirkan ke dalam 2 (dua) buah gentong air yang saya letakkan di belakang rumah. Air hujan ini mungkin tidak layak untuk dikonsumsi manusia karena kandungan zat zat di dalamnya yang saya sendiri juga kurang begitu mengetahuinya. Saya cuma prakmatis aja bahwa ada air "menganggur" yang turun dari langit karunia Allah SWT ini tidak saya sia siakan. Dengan kondisi kelangkaan air bersih sekarang ini maka air hujan adalah alternatif cadangan air yang masuk akal.|
    AIR HUJAN :  Konsmsi air hujan sangat tidak dianjurkan untuk dikonsusi untuk air minum. Air hujan bagi masyarakat Pontianak sering digunakan untuk keperluan mencuci pakaian dan alat makan sehari hari. Foto dari misbach138.wordpress.com
  3. Penjernihan Air Dengan Tawas/PAC
    Diluar konsumsi air minum yang tidak bisa ditawar lagi harus menggunakan air galon, maka untuk keperluan non body atau untuk dipakai diluar tubuh manusia seperti mencuci piring gelas dan alat makan atau mandi maka saya sering menggunakan bubuk penjernih air PAC atau Tawas.

    Air yang didapat dari sumur sumur tanah yang ada di sekitar rumah kontrakan saya juga sering kering karena musim kemarau dan atau sedang tidak ada air.  Jika hujan turun dengan lebatnya selain air hujannya ditampung untuk beberbagai keperluan seperti yang sudah saya sebutkan dalam butir 2 di atas, maka saya pun menjernihkan air tanah dari sumur.  Biasanya setelah hujan berhenti maka sumur sumur tanah akan penuh dan saat itulah kesempatan emas saya untuk mengambil sumber air dari sumur tanah dan menjernihkannya dengan Tawas atau PAC.

    SUMUR TANAH : Kering tidak air jika sudah datang musim kemarau. Jika hujan lebat air dalam sumur tanah ini menjadi penuh namun harus diolah lagi agar bisa digunakan untuk keperluan MCK dan bukan untuk air minum. Foto Asep Haryono

    Air yang ditaburi bubuk atau cairan PAC atau Tawas didiamkan terlebih dahulu hingga beberapa jam lamanya agar air hasil penjernihan dengan kedua bahan kimia tersebut menjadi bagus. Air yang jernih akan keliatan dari luar, dan residu kotorannya ada di bagian dasar.  Saya harus berhati hati "memisahkan" air yang jernih di atasnya ke ember lain agar tidak tercampur dengan "adonan" lumpur kotor di bagian bawahnya.
Mulai Sekarang Mari Berhemat Air
Dari semua solusi untuk mengatasi kelangkaan air yang sudah saya gambarkan di atas, masih tersisa satu senjata pemungkas nya yakni membiasakan diri untuk hidup sehat dan berhemat air. Bagaimana yang dimaksud dengan pola hidup sehat yang saya sebutkan tadi?  Hidup dengan pola sehat tidak selalu identik dengan asupan gizi yang terkenal dengan platform 4 (empat) 5 (lima) sempurna, namun juga bisa dipersepsikan sebagai hidup teratur dan disiplin sehari hari mulai dari hal yang sederhana sekalipun seperti membuang sampah pada tempatnya.

Adakah hubungan antara sampah dengan persediaan air bersih? Sudah tentu. Jika masyarakat tidak disiplin dengan membuang sampah di badan Sungai , parit atau got di sekitar rumah kita.  Masyarakat Pontianak pada khususnya secara geografis memang dilalui oleh sungai kecil, dan aliran sungainya "mengular" sampai ke pelosok kota sehingga sangat mirip dengan wisata air di tengah kota.  Konon kota Pontianak sangat mirip dengan kota Amsterdam (Belanda) dimana perahu warga bersliweran di tenga kota.

Kebiasaan buruk membuang sampah ke badan sungai hingga pada akhirnya akan menyempit hingga membuat mampet di ujung sungai sehingga dikuatirkan akan berdampak pada tidak lancarnya saluran aliran air sampai ke hulu sehingag berpotensi menimbulkan banjir.   Bukan rahasia umum bahwa membuang sampai ke got atau ke selokan air selain menjadi sarang nyamuk juga bisa membuat mampet saluran air.  Sebaiknya kita tidak lagi membuang sampah sembarang tempat apalagi ke badan sungai jika tidak mau berurusan dengan hukum.


HEMAT : periksa selalu kran air ledeng anda dan jangan sampai meluber atau berlebihan seperti yang digambarkan dalam foto ini. Pastikan kran air anda ditutup atau dikunci. Hematlah air.  Foto Asep Haryono

Di Sidoarjo (Jawa Timur) pemerintah setempat sudah mencoba berbagai program dan kampanye kepada warganya untuk tidak mencoba membuang sampah sembarangan ke badan sungai karena akan diancam hukuman penjara 6 (enam) bulan.

Hal ini  sesuai dengan dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sidoarjo nomor 18 tahun 2008 pasal 40 yang berbunyi " Masyarakat baik orang perseorangan maupun badan hukum yang membuang sampah ditempat yang tidak sesuai dengan ketentuan, diancam pidana kurungan maksimal 6 (enam) bulan atau denda tidak kurang dari Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) tetapi tidak lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)". (Sumber DPRD Sidoarjo)

Coba bandingkan dengan 3 (tiga) metode yang sudah saya gambarkan di atas terlihat jelas betapa sangat merepotkan dan menyusahkan bukan. Dari air Galon saja misalnya harus repot repot memasak lagi agar layak dikonsumsi seluruh keluarga.  Dengan menggunaakan Tawas atau PAC juga bersiko tinggi karena bahan kimia yang terkandungnya juga harus dipisahkan lagi antara air bersih dan residu kotorannya. Semuanya sangat merepotkan.

Nah sebagai kesimpulan dari tulisan ini saya menghimbau masyarakat untuk mulai dari sekarang berhemat air semaksimal mungkin.  Kita seharusnya bersyukur diberikan air yang melimpah dan bersih jika dibandingkan dengan beberapa negara lain yang masih sangat kekurangan air.  Kita semua perlu air bersih baik untuk keperluan sehari hari juga untuk berlangsungnya kehidupan. (Asep Haryono)


Tulisan Ini Diikusertakan dalam Kontes Blog Anugerah Jurnalistik Aqua 2012 Aqua Danone yang deadline nya berakhir pada tanggal 1 Februari  2013|

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia