Foto Asep Haryono
Catatan Asep Haryono

Sebagaimana yang sudah saya janjikan di episod "Mie Tiaw Dulu yuk" di artikel postingan saya tanggal 16 Desember 2012 kemarin dan ini adalah episod lanjutannya. Nda enak juga nih sudah ditanyain orang kapan dimuatin ceritanya nyeMie Tiaw itu.   Hhiheiheiee

Terima kasih saya sampaikan buat kawan kita, Sabahan Blogger Jue Jaynee yang bertanya "dari mie tiaw? mana fotonya? penasaran".

Nah biar tidak penasaran, ini dia ceritanya.  Seperti yang sudah saya tulis kemarin disebutkan  bahwa pada hari itu memang niatnya mau mampir ke Angkringan di daerah Kubu Raya yang terkenal akan wedang ronde, sego kucing (Nasi Kucing) dan Gudeg Jogjanya itu, akhirnya saya pun mendaratkan kunjungannya ke sebuah kedai (warung) yang bernama Kedai Makan Pak De Dori yang gambar gambarnya saya sertakan juga bersama tulisan ini.

Begitu jam menunjukkan pukul 13.00 WIB hari itu Sabtu,  8 Desember 2012 saya pun turun langsung cabut dari kantor karena hari Sabtu sajalah jam kerja saya hanya sampai pada jam 13.00 WIB sahaja. Eala bahasanya sudah Melayu eui.  Sedangkan untuk hari lainnya dari Senin sampai dengan Jumat teteup seperti biasanya sampai jam 16.00 WIB.

Saya pun memicu eh memacu  "baju terbang" saya ala di filmnya "Iron Man" itu alias motor MIO yang masih bau toko itu, dan langsung ngacir ke TKP tempat lunch saya hari itu dengan kecepatan 40 Km per ja. Kata orang melaju kendaraan roda dua dengan kecepatan tersebut masih diangap keong. "Aha masa sih, padahal kecepatan segitu sudah amat kuenceng bagi saya" gumam saya dalam hati.  ,

Cukup Nyaman TempatnyaTidak sampai 30 (tiga puluh menit) melaju dari Bilangan Gajah Mada menuju Kedai Makan Pak De Dori, saya pun langsung memarkir "Iron Man" (baca : MIO) saya di depan kedainya yang beralaskan papan kayu yang asri dan cukup nyaman itu.  "Enak juga di sini mas, kantinnya full angin alias tidak berdinding jadi angin yang bebas keluar masuk di kedai ini" kata salah satu pengunjung yang saya temui juga di kedai itu. Keliatannya dia dan temannya pesan bakso Kuah ya. Hmmm

Ramainya pembertiaan soal bakso yang dioplos ternyata tidak mempengaruhi minat para peminat hidangan berkuah di wilayah Gang Wonodari Kabupaten Kubu Raya ini. "mas nda takut isu soal Bakso yang dioplos yang rame diberitakan di tivi belakangan ini?" tanya saya sekenanya kepada pengunjung itu. "Ya mas saya tau tapi saya yakin tidak ada gitu di daerah ini karena saya kenal penjualnnya yang jujur" katanya sambil mulai menikmati bakso urat di depannya. "glek" liur saya hampir jatuh menetes saya melihat betapa nikmatnya dia makan bakso Urat di kedai ini.

CHEF : Inilah mas penjual merangkap Chef dan juga kasirnya. Bajunya kotak kotak ya jangan jangan fans JOKOWI ya Mas. Sayang saya tidak menanyakannya kepadanya hiehiehie. Foto Asep Haryono
SUDUT :  Suasana yang lega membuat pengunjung betah. Duduk di atas dipan beralaskan karpet warna Hijau yang asri. Saya senang warna Hijau. Ah penjual ini tau aja selera warna saya hiehiehiheiheiee.Mau pake krupuk, tuh menggantung di atas petik aja hiehiehiee Foto Asep Haryono

BANYAK MENU : Mau apa banyak menu di sini. Saya pertama kali datang ke kedai PakDe Dori ini langsung jatuh cinta pada Mie Tiawnya. Menu lain belum juga. Ada yang mau traktir saya?. Foto Asep Haryono

Saya biarkan bapak itu asyik "berpeluh keringat" menikmati BaksoUrat yang keliatannya nikmat itu. "Ah saya pesen Mie Tiaw saja deh paling juga rasanya nda beda dengan kedai yang menjual mie Tiaw yang sudah sering saya santap sebelmnya di Pontianak" kata saya dalam hati.  Memang banyak sekali kuliner seperti Nasgor (Nasi Goreng), Pecel Lele, Bubur Ayam (horee), dan Mie Tiaw ini banyak dijual di hampir setiap sudut di kota Pontianak. 

Begitu juga dengan Bakso yang ramai dibicarakan orang karena Oplosannya itu, namun saya tidak melihat ada keluhan atau laporan dari masyarakat mengenai ini (bakso oplosan-red) yang sampai di meja redaksi kami di Harian Pontianak post.  Saya  yang senang dengan sudut (corner) di rumah, kebawa saat saya mau memesan Mie Tiaw di Kedai Pak De Dori ini. Sudah kebiasaan rupanya.  Di rumah pun saya senang baca buku dan duduk di sudut rumah. Setelah saya order Mie Tiaw goreng kepada mas Penjualnya yang fasih bahasa Jawa itu , saya pun duduk manis di sudut

Enak Dah Murah Meriah
"Mriki mas?" kata Penjual setelah mencatat pesanan saya.  Agak kaget juga saya ditanya pake Bahasa Jawa buat saya yang tidak tau apa apa soal Bahasa Jawa ini. Dugaan saya sih, dan saya sering dengar kata pertanyaan tadi, ya saya jawab ya mas saya makan di sini saja. Jawab saya dalam bahasa Indonesia.  Saya rasa penjualnya tau kalaw saya tidak bisa bahasa itu.

Saya perhatikan orang di depan saya ternyata sudah habis menyantap Bakso Uratnya.  Dalam hitungan dari saya sih tidak sampai 20 (dua puluh) menit bapak itu sudah habis 1 (satu) mangkok Bakso Urat lengkap dengan Es TEh (Atau Teh Es ya-red) satu gelas. Wih cepat sekali bapak itu. Saya perhatikan bapak tadi mengeluarkan dompetnya, dan ingin membayar Bill makanan yang dia santap tadi.  Saya pikir bapak ini mencarai kasir atau bagian kasir buat pembayaran makanannya. Namun dugaan saya meleset. Kedai pak De Dori ini tidak ada kasir.

Begitu selesai makan, maka customer bisa langsung membayar kepada sang Juru Masaknya yang merangkap juga sebagai cashier alias terima duit dari customer. Hmmm.  Repot juga si mas kalau yang beli di kedainya banyak bisa keteteran melayani pelanggan.  "Oh ada mas teman saya yang satu lagi yang membantu saya memasak makanan di sini" kata mas Penjualnya. Syukurlah kalaw gitu.  Horreee akhirnya Mie Tiaw pesanan saya sudah datang

ORI : Inilah sepiring Mie Tiaw yang original alias belum di "apa apain" lengkap dengan suiran ayam goreng, mentimun. Sebelum disantap ya di foto dulu buat kawan kawan hiheiheiehiehieie. . Foto Asep Haryono

PEDAS : Saya termasuk pecinta kuliner dengan pedas, dan spicy. Apa saja menu makanan yang asyik bisa saya pakeikan sambal saos. Mie Tiaw pake Saos sambal pun okelah. Rasanya? Sudah pasti pedas. Huiiiiiiiii  ssss hah.. ssssss hah. Ini masih ditambah lagi dengan sambal cair lainnya.  Foto Asep Haryono

Terasa kurang saya pun memesan lagi 1 (satu) Ekor Ayam Goreng kepada mas Penjualnya. Pahadal eh padahal Mie Tiaw yang sudah tersaji di depan saya juga belum disentuh.  Entah dedemit dari mana yang menclok di jidat saya sampai saya jadi "lapar mata" begini. 

"Mas pesen 1 lagi ya Ayam Goreng ya dibungkus" kata saya dalam bahasa Indonesia.  "Mau PAHA atau DADA mas" tanya penjualnya.  Saya bilang DADA saja yang banyakan dagingnya hiheiheihee.  Saya minta kepada mas Penjualnya untuk membungkus ayam gorengnya untuk anak di rumah.    Harga seporsi Mie Tiaw Goreng ini dibandrol Rp.10.000,-(Sepuluh Ribu Rupiah).   Saya senang ternyata dugaan saya meleset ternyata Mie Tiaw Pak De Dori di daerah Kubu Raya ini rasanya cukup nikmat untuk lidah saya. Kenikmatannya setara dengan Mie Tiaw yang ada di Kota Pontianak.  Boljug. (Asep Haryono)

Apakah cuma Halusinasi saja. Atau Kebetulan?
Catatan Asep Haryono

Seberapa sering kawan kawan memperhatikan hal hal kecil yang ada di sekitar kita, alam sekitar kita misalnya air hujan, tumbuh tumbuhan yang mekar di taman (Halah sudah kaya film India-red), suara burung berkicau, burung burung terbang, kupu kupu yang hinggap di dalam rumah, sungai yang mengalir, atau gumpalan awan awan di langit?.

Saya kadang sering memperhatikan langit di kala malam hari sekitar pukul 00.00 WIB tengah malam melihat banyaknya bintang bintang dilangit yang cemerlang cahayanya seperti intan berserakan.  Kadang kala juga dikala Matahari mulai terbit di belakang rumah saya yang mewah (Mepet Sawah-red) saya bisa melihat dengan kepala mata eh mata kepala sendiri sang mentari terbit dengan cahaya menghangatkan bumi. Eala bahasanya lebay bin alay.

Saya mencoba memaparkan hal hal yang ringan saja yang terjadi disekitar saya dalam kurun waktu beberapa minggu terakhir ini.  Dahulu sekali sekitar tahun 2004 yang lalu saya memang pernah menyaksikan fenomena alam di langit dalam bentuk gugusan awan hitam mendung yang membentuk lafaz "Allah SWT". Sayang sekali waktu itu saya tidak atau belum punya kamera digital, namun ini pengalaman benar adanya.  Setahun kemudian, sang istri mengandung dan melahirkan putra kami yang pertama, Abbie.


Tanda Di Langit Mendung
Mungkin saja itu pertanda dari Allah SWT atau saja kebetulan saja awan mendung yang saya lihat itu membentuk lafaz karena otak dan pikiran saya "ikut membantu" membentuk gambar gambar tertentu di gumpalan awan awan mendung tersebut.  Soalnya di lain kesempatan, saya juga diberikan mimpi yang cukup aneh , konyol dan tidak masuk akal menurut saya.  Bagaimana tidak aneh kalaw saya bermimpi memancing ikan namun bukan sang Ikan yang berhasil dipancing, namun bayi yang cantik.

Dalam mimpi tersebut juga digambarkan sang bayi yang saya dapatkan dari memancing di sungai itu diminta oleh bapak Iwan Kurniawan, salah satu rekan kerja senior saya di Pontianak Post.  Bayi yang saya peroleh itu dimintanya, dan  saya memberikannya.  Apakah dua hal di tahun 2004 itu (mimpi dapat bayi dan melihat lafad Allah di awan mendung) adalah pertanda saya mendapat anak?  As matter of fact, pada kenyataanya sang istri mengandung dan melahirkan satu tahun kemudian yakni tahun 2005.


GELAP : Awan gelap mau hujan. Gambar ini saya ambil kemarin (12/12) saat akan turun hujan di Blok C komlek Duta Bandara. Angin bertiup kencang saat itu. Foto Asep Haryono

MAU HUJAN : Awan gelap di sisi yang lain. Gambar ini saya ambil kemarin (12/12) saat akan turun hujan di Blok C komlek Duta Bandara. Tahun 2004 saya penah melihat seperti lafaz ALLAH SWT di gumpalan awan gelap seperti ini  Foto Asep Haryono

Mungkin juga kebetulan. Soalnya Pak Iwan Kurniawan, rekan senior saya itu, Insya Allah akan berangkat Naik Haji tahun 2013 mendatang. Nah apa pula ini.  Saya mendapat informasi ini dari rekan saya yang lain, Pak Bobby Kurniawan, yang lebih dahulu pulang dari Tanah Suci Mekah.   Dalam suatu kesempatan saya pernah berjumpa dengan pak Bobby di Al Azhar saat saya jemput anak. "Sep, si Iwan mau berangkat Haji tahun depan loh" katanya. 

"Oh ya kah Alhamdulillah, cepatnya. Bukankah untuk Pontianak, masa tunggu berangkat haji itu sekitar 5 tahun? Kapan daftar hajinya cepat sekali berangkata?" tanya saya kepada Pak Bobby keheranan. "Oh kami sudah lama mendaftar berangkatnya" jawab Bobby.  Saya lalu menerapkan teknik wartawan dalam krocek berita, maka saya pun melakukan cover both side yakni mengkonfrontir isu itu langsung kepada pak Iwan Kurniawan.  Dari Pak Iwan Kurniawan pun membenarkannya dengan jawaban yang singkat" Insya Allah".  Nah bagaimana kawan kawan melihat ini semua? (Asep Haryono)
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia