Gambar dari Internt |
Opini Oleh Asep Haryono
Berbagai tayangan di berbagai media cetak dan online di tanah air yang marak memberitakan aksi penyelundupan berkilo kilo Heroin yang berhasil digagalkan oleh aparat keamanaan di Negara ini. Sungguh suatu prestasi yang membanggakan kita semua sekaligus menjadikan perasaan kuatir dan miris betapa bangsa ini kini menjadi target ataupun transit penyelundupan dan penyebaran Narkoba Internasional.
Sudah bukan rahasia lagi proses penegakan hokum terhadap pelaku penyelundupan dan pengedar Narkoba mendapatkan keistimewaan dengan jaminan menghirup udara bebas dan kalaupun harus masuk ke bilik penjara dijamin akan mendapatkan remisi dan kalau perlu dapat BONUS pengampunan (grasi) dari Presiden.
Jadi jika grasi sudah diberikan secara Cuma Cuma alias gratis itu tadi akhirnya disalahgunakan oleh sang penerima Grasi tentu sudah bukan tanggung jawab yang mulia presiden. Begitu mudahnya pelaku perusak bangsa dengan mengedarkan Narkoba kepada generasi muda kita ini melenggang dengan bebas dan hanya mendapat hukuman ringan. Oh No, jangan begitu. Belum lepas masalah kita terhadap peredaran Narkoba yang sudah membuat pusing kita semua, masalah baru kembali menghajar kita. Seks bebas. Apalagi ini?
Berbagai tayangan di berbagai media cetak dan online di tanah air yang marak memberitakan aksi penyelundupan berkilo kilo Heroin yang berhasil digagalkan oleh aparat keamanaan di Negara ini. Sungguh suatu prestasi yang membanggakan kita semua sekaligus menjadikan perasaan kuatir dan miris betapa bangsa ini kini menjadi target ataupun transit penyelundupan dan penyebaran Narkoba Internasional.
Sudah bukan rahasia lagi proses penegakan hokum terhadap pelaku penyelundupan dan pengedar Narkoba mendapatkan keistimewaan dengan jaminan menghirup udara bebas dan kalaupun harus masuk ke bilik penjara dijamin akan mendapatkan remisi dan kalau perlu dapat BONUS pengampunan (grasi) dari Presiden.
Jadi jika grasi sudah diberikan secara Cuma Cuma alias gratis itu tadi akhirnya disalahgunakan oleh sang penerima Grasi tentu sudah bukan tanggung jawab yang mulia presiden. Begitu mudahnya pelaku perusak bangsa dengan mengedarkan Narkoba kepada generasi muda kita ini melenggang dengan bebas dan hanya mendapat hukuman ringan. Oh No, jangan begitu. Belum lepas masalah kita terhadap peredaran Narkoba yang sudah membuat pusing kita semua, masalah baru kembali menghajar kita. Seks bebas. Apalagi ini?
Mengapa Seks Bebas?
Tren seks bebas memang sangat pelik untuk kita bahas karena banyak sekali dimensi maupun parameter yang didiskusikan. Dimensi agama dan dimensi kebudayaan atau culture yang biasa diterapkan oleh budaya timur orang Indonesia. Mengapa seks bebas? Data yang dikeluarkan hasil dari sebuah riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Kementrian kesehatan menunjukkan tren yang mengerikan.
Bagaimana tidak mengerikan jika
temuan tersebut menunjukkan bahwa tren penyebaran HIV di Indonesia yang
disebabkan oleh body contact (kontak
tubuh) secara langsung melalui aktifitas seks bebas ini berjumlah 51.3 persen.
Angka ini diyakini akan semakin meningkat di tahun mendatang. Sudah bukan rahasia lagi bahwa pergaulan
yang semakin intens dan massif sekarang ini dengan godaan dari internet dengan
semakin mudahnya anak anak mengakses situs yang “lucu lucu” membuat anak anak
kita, generasi muda kita, bisa dengan
mudah tergoda dan mencoba menirukan apa yang dilihatnya itu.
LEAFLET : Berbagai brosur, leaflet dan juga informasi No Seks Bebas sudah digencarkan di mana mana. Brosur pendidikan seperti ini harus sering diberikan kepada masyarakat. Foto Asep Haryono |
Jangankan membuka situs yang
“lucu lucu” itu, anak anak kecil pun banyak yang menirukan adegan film kartun
dan dipraktekkan dengan teman sebayanya. Ini kasus yang unik dan benar pernah
terjadi dimana orang tua melaporkan kasus yang menimpa anaknya yang benjut di
kepalanya terkena pukulan gelas dari rekan sebayanya kepada Komisi Perlindungan
Anak. Usut punya usut rupanya sang anak menirukan adegan film kartun yang
memukul kepala temannya dengan gelas dan tetap tertawa tawa.
Haruskah kita menutup akses
Internet sekarang? Lalu bagaimana dengan
peran pendidikan Agama yang ditanamkan kepada anak anak kita sebagai benteng
untuk memfilter pengaruh negative dari Teknologi seperti sekarang ini marak
disalahgunakan itu? Pro kontra terjadi
karena tidak sinerginya kita dalam membentengi anak anak kita dari derasnya
informasi dan teknologi dengan pemahaman agama.
Di satu pihak mencegah prilaku
seks bebas dengan menutup akses informasi, dan melarang mereka mengakses
informasi. Di pihak lain anak anak
dipaksa memahami agama dengan mencekoki nya dengan berbagai doktrin dosa, surga
dan neraka. Lalu langkah apa sebaiknya yang harus kita lakukan untuk mencegah
prilaku seks bebas ini?
Gunakanlah Keteguhan Hati
Penyesalan selalu datang nya terakhir, dan belum pernah diberitakan penyesalan itu datangnya di awal. Jika sudah kejadian, sudah ada jatuh korban, sudah ada siswa yang hamil, siapa yang
harus disalahkan?. Sang anak kah? Orang tuanya kah? :Lingkungan pergaulannya kah? Lawan jenisnya kah? Urusan akan semakin runyam jika sudah memasuki ranah hokum dan pelaku yang menyebabkan accident ini diseret ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya? Hasilnya?
Penyesalan selalu datang nya terakhir, dan belum pernah diberitakan penyesalan itu datangnya di awal. Jika sudah kejadian, sudah ada jatuh korban, sudah ada siswa yang hamil, siapa yang
harus disalahkan?. Sang anak kah? Orang tuanya kah? :Lingkungan pergaulannya kah? Lawan jenisnya kah? Urusan akan semakin runyam jika sudah memasuki ranah hokum dan pelaku yang menyebabkan accident ini diseret ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya? Hasilnya?
Bisa jadi sang pelaku mendekam di
balik jeruji besi, dan sang gadis yang sudah kedapatan hami tersebut
dikeluarkan dari sekolah. Atau yang
lebih logis lagi adalah dinikahkan dengan sang pelaku serta masih banyak lagi
kemungkinan lainnya seperti pencemaran nama baik.
Mengapa bisa sampai kepada
pencemaran nama baik? Tentu saja pihak sekolah tidak mau namanya dicemarkan
oleh ulah “oknum” siswanya yang hamil diluar nikah tersebut. Maka dikeluarkanlah ia sebagai hukuman. Namun bukan itu sebenarnya yang menjadi
pelajaran buat sang korban, masih ada hukuman lain yang tidak kalah menyeramkan
yakni vonis hukuman dari lingkungan tempat tinggalnya. Dikucilkan dan yang
lebih parah lagi diusir dari tempat tinggalnya.
Semua pihak menjadi malu, orang tua malu, sekolah malu
Kasus siswi hamil diluar nikah
atau akibat dari pergaulan bebas memang masih sering terjadi di Indonesia. Mencegah mereka untuk bergaul dengan lawan
jenis juga tidak mungkin karena siswa dan siswi perlu saling berinteraksi dan
kontak mereka dengan dunia luar juga tidak bisa dicegah.
Apakah jadinya jika anak anak
kita tidak mendapatkan informasi perkembangan di luar dan harus terpuruk dalam
kamar saja. Tentu bukan keputusan yang bijak untuk mengatasi masalah seks bebas
ini dengan frontal dengan menembak memotong jalur informasi dari luar tanpa memikirkan dampak negatifnya. Jadi
sebelum kita berbicara bagaimana mencegah peredaran HIV AIDS di kalangan
generasi muda, kita konsentrasikan dahulu perhatian kita kepada prilaku seks
bebas nya. Ini dahulu yang harus kita
selesaikan.
Kini jelaslah sudah bahwa
mencegah penyebaran HIV AIDS adalah salah satu solusi yang jitu saat ini. Memberinya
pengertian melalui pendidikan atau edukasi yang benar mengenai dampak buruk
penderita HIV AIDS kepada generasi muda dan bahwa HIV AIDS sebagai musuh dan harus diperangi bersama sama.
Sejauh ini belum pernah ada obat untuk menyembuhkan para penderita HIV AIDS selain hanya untuk memperlambat kerja virus ini saja. “obat” yang paling mujarab saat ini adalah mencegah prilaku seks bebas yang berpotensi menjadi penyebab beredarnya virus mematikan itu. Mencegah adalah satu satunya pilihan yang masuk akal dan berbiaya murah namun hasil yang didapatkan luar biasa. Mari selamatkan generasi muda kita dari Seks Bebas.(Asep Haryono)
Sejauh ini belum pernah ada obat untuk menyembuhkan para penderita HIV AIDS selain hanya untuk memperlambat kerja virus ini saja. “obat” yang paling mujarab saat ini adalah mencegah prilaku seks bebas yang berpotensi menjadi penyebab beredarnya virus mematikan itu. Mencegah adalah satu satunya pilihan yang masuk akal dan berbiaya murah namun hasil yang didapatkan luar biasa. Mari selamatkan generasi muda kita dari Seks Bebas.(Asep Haryono)