Gambar dari Internt
Opini Oleh Asep Haryono

Berbagai tayangan di berbagai media cetak dan online di tanah air yang marak memberitakan aksi penyelundupan berkilo kilo Heroin yang berhasil digagalkan oleh aparat keamanaan di Negara ini. Sungguh suatu prestasi yang membanggakan kita semua sekaligus menjadikan perasaan kuatir dan miris betapa bangsa ini kini menjadi target ataupun transit penyelundupan dan penyebaran Narkoba Internasional.

Sudah bukan rahasia lagi proses penegakan hokum terhadap pelaku penyelundupan dan pengedar Narkoba mendapatkan keistimewaan dengan jaminan menghirup udara bebas dan kalaupun harus masuk ke bilik penjara dijamin akan mendapatkan remisi dan kalau perlu dapat BONUS pengampunan (grasi) dari Presiden.

Jadi jika grasi sudah diberikan secara Cuma Cuma alias gratis itu tadi akhirnya disalahgunakan oleh sang penerima Grasi tentu sudah bukan tanggung jawab yang mulia presiden. Begitu mudahnya pelaku perusak bangsa dengan mengedarkan Narkoba kepada generasi muda kita ini melenggang dengan bebas dan hanya mendapat hukuman ringan. Oh No, jangan begitu. Belum lepas masalah kita terhadap peredaran Narkoba yang sudah membuat pusing kita semua, masalah baru kembali menghajar kita. Seks bebas. Apalagi ini?

Mengapa Seks Bebas?

Tren seks bebas memang sangat pelik untuk kita bahas karena banyak sekali dimensi maupun parameter yang didiskusikan. Dimensi agama dan dimensi kebudayaan atau culture yang biasa diterapkan oleh budaya timur orang Indonesia. Mengapa seks bebas? Data yang dikeluarkan hasil dari sebuah riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Kementrian kesehatan menunjukkan tren yang mengerikan.

Bagaimana tidak mengerikan jika temuan tersebut menunjukkan bahwa tren penyebaran HIV di Indonesia yang disebabkan oleh body contact (kontak tubuh) secara langsung melalui aktifitas seks bebas ini berjumlah 51.3 persen. Angka ini diyakini akan semakin meningkat di tahun mendatang.     Sudah bukan rahasia lagi bahwa pergaulan yang semakin intens dan massif sekarang ini dengan godaan dari internet dengan semakin mudahnya anak anak mengakses situs yang “lucu lucu” membuat anak anak kita, generasi muda kita,  bisa dengan mudah tergoda dan mencoba menirukan apa yang dilihatnya itu.
LEAFLET :  Berbagai brosur, leaflet dan juga informasi No Seks Bebas sudah digencarkan di mana mana. Brosur pendidikan seperti ini harus sering diberikan kepada masyarakat.  Foto Asep Haryono

Jangankan membuka situs yang “lucu lucu” itu, anak anak kecil pun banyak yang menirukan adegan film kartun dan dipraktekkan dengan teman sebayanya. Ini kasus yang unik dan benar pernah terjadi dimana orang tua melaporkan kasus yang menimpa anaknya yang benjut di kepalanya terkena pukulan gelas dari rekan sebayanya kepada Komisi Perlindungan Anak. Usut punya usut rupanya sang anak menirukan adegan film kartun yang memukul kepala temannya dengan gelas dan tetap tertawa tawa.

 Haruskah kita menutup akses Internet sekarang?  Lalu bagaimana dengan peran pendidikan Agama yang ditanamkan kepada anak anak kita sebagai benteng untuk memfilter pengaruh negative dari Teknologi seperti sekarang ini marak disalahgunakan itu?  Pro kontra terjadi karena tidak sinerginya kita dalam membentengi anak anak kita dari derasnya informasi dan teknologi dengan pemahaman agama.

Di satu pihak mencegah prilaku seks bebas dengan menutup akses informasi, dan melarang mereka mengakses informasi.  Di pihak lain anak anak dipaksa memahami agama dengan mencekoki nya dengan berbagai doktrin dosa, surga dan neraka. Lalu langkah apa sebaiknya yang harus kita lakukan untuk mencegah prilaku seks bebas ini?

Gunakanlah Keteguhan Hati
Penyesalan selalu datang nya terakhir, dan belum pernah diberitakan penyesalan itu datangnya di awal. Jika sudah kejadian, sudah ada jatuh korban, sudah ada siswa yang hamil, siapa yang
harus disalahkan?.  Sang anak kah? Orang tuanya kah? :Lingkungan pergaulannya kah? Lawan jenisnya kah?  Urusan akan semakin runyam jika sudah memasuki ranah hokum dan pelaku yang menyebabkan accident ini diseret ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya?  Hasilnya?

Bisa jadi sang pelaku mendekam di balik jeruji besi, dan sang gadis yang sudah kedapatan hami tersebut dikeluarkan dari sekolah.  Atau yang lebih logis lagi adalah dinikahkan dengan sang pelaku serta masih banyak lagi kemungkinan lainnya seperti pencemaran nama baik. 

Mengapa bisa sampai kepada pencemaran nama baik? Tentu saja pihak sekolah tidak mau namanya dicemarkan oleh ulah “oknum” siswanya yang hamil diluar nikah tersebut.  Maka dikeluarkanlah ia sebagai hukuman.  Namun bukan itu sebenarnya yang menjadi pelajaran buat sang korban, masih ada hukuman lain yang tidak kalah menyeramkan yakni vonis hukuman dari lingkungan tempat tinggalnya. Dikucilkan dan yang lebih parah lagi diusir dari tempat tinggalnya.  Semua pihak menjadi malu, orang tua malu, sekolah malu

Kasus siswi hamil diluar nikah atau akibat dari pergaulan bebas memang masih sering terjadi di Indonesia.  Mencegah mereka untuk bergaul dengan lawan jenis juga tidak mungkin karena siswa dan siswi perlu saling berinteraksi dan kontak mereka dengan dunia luar juga tidak bisa dicegah.

Apakah jadinya jika anak anak kita tidak mendapatkan informasi perkembangan di luar dan harus terpuruk dalam kamar saja. Tentu bukan keputusan yang bijak untuk mengatasi masalah seks bebas ini dengan frontal dengan menembak memotong jalur informasi dari luar  tanpa memikirkan dampak negatifnya. Jadi sebelum kita berbicara bagaimana mencegah peredaran HIV AIDS di kalangan generasi muda, kita konsentrasikan dahulu perhatian kita kepada prilaku seks bebas nya.  Ini dahulu yang harus kita selesaikan.

 Kini jelaslah sudah bahwa mencegah penyebaran HIV AIDS adalah salah satu solusi yang jitu saat ini. Memberinya pengertian melalui pendidikan atau edukasi yang benar mengenai dampak buruk penderita HIV AIDS kepada generasi muda dan bahwa HIV AIDS sebagai musuh  dan harus diperangi bersama sama.

Sejauh ini belum pernah ada obat untuk menyembuhkan para penderita HIV AIDS selain hanya untuk memperlambat kerja virus ini saja.  “obat” yang paling mujarab saat ini adalah mencegah prilaku seks bebas yang berpotensi menjadi penyebab beredarnya virus mematikan itu. Mencegah adalah satu satunya pilihan yang masuk akal dan berbiaya murah namun hasil yang didapatkan luar biasa.  Mari selamatkan generasi muda kita dari Seks Bebas.(Asep Haryono)

Gambar dari Internet
Gali Lobang Tutup Lobang? Jangan ah
Catatan Asep Haryono

Dalam keseharian kadang kita tidak terlepas dari fenomena dunia pinjam meminjam mulai dari hal yang sangat sederhana hingga kepada hal yang serius dan berat. Itulah tema tulisan blog pada hari ini. Hmm. Siapa sih di dunia ini yang tidak pernah berhutang atau memberi hutang dari atau kepada orang lain?.

Ya tentu pasti ada orang yang selama hidupnya tidak pernah berhutang dari orang lain. Juga tentu sudah pasti ada orang yang selama hidupnya tidak pernah memberi hutang kepada orang lain.

Ada juga orang yang tidak pernah memberi pinjaman kepada orang lain, tetapi dia "jagoan" dalam meminta pinjaman atau berhutang dari orang lain. Hehehee. Yah namanya juga hidup, tentu kadang pinjam meminjam adalah bagian lain dari hidup kita yang kadang harus kita lalui tanpa kita sadari.

Terlepas dari jumlah gaji yang anda terima setiap bulannya memang tidak akan pernah cukup jika dipikir pikir. Namun pola berhutang seperti yang menjadi tema tulisan saya hari ini bisa membuat galau bagi mereka yang terkena lingkaran hutang seperti ini. Kalaw dulu anda giat sekali memberi pinjaman kepada orang lain, Kini bisa bisa hal itu berbalik 180 derajat dari kebiasaan memberi hutang kepada orang menjadi pribadi "jagoan" ngutang dari orang lain hehehehhee. Kok bisa ya.

Pendapatan VS Pengeluaran

Ya tentu bisa saja. Mengapa tidak. Tentu para pembaca blog setia saya akan bertanya. Apa tidak bisa mengelola keuangan sendiri, apa tidak cukup jumlah (gaji) yang diterima setiap bulan hingga selalu saja melakukan aksi meminjam atau berhutang dari orang lain?. Siapa pun yang sudah kena jerat "hutang sindorm" pasti akan berusaha keras agar "lepas" dari jeratan hutang sana sini yang terus saja membebani otak kiri dan otak kanan. Kadang kejaran orang yang memberi pinjaman kepada anda sering membuat orang tidak dapat tidur dengan nyenyak, dan kadang anda sendiri tidak dapat keluar rumah dengan leluasa.

Kenapa anda tidak dapat keluar rumah dengan leluasa? Ya karena anda takut dikejar atau ditagih orang yang merasa punya " deposit" dari anda dan sudah jatuh tempo pembayaran yang dijanjikan tapi kita tidak dapat atau tidak mampu memenuhi akad yang sudah disepakati bersama. Dan inilah momen momen yang sangat "menakutkan" dan membuat nyali anda "ciut" berhadapan dengan orang yang sudah ber"jasa" memberi hutang kepada diri anda. Lalu apa yang harus anda lakukan jika mereka yang berhak menagih utangnya dari anda  dan sudah jatuh tempo dan anda idak dapat memenuhinya.



INGAT :  Kata orang ingatlah saat tidak punya duit barang sepeser pun. Jadi jika anda punya uang banyak ingatlah selalu. Berhematlah. Mengutip kata orang bijak " Banyak orang yang tidak mulai belajar berhemat sebelum ia tidak punya uang sama sekali". Pelajaran berharga buat sayah.  Foto Kekes

Sebab bisa saja berbagai macam terjadi. Alasan bisa saja dibuat atau memang harus beralasan jika saat ini anda  belum bisa memenuhi pinjaman orang atas diri and. Lidah ini terasa kelu, kaku dan tidak dapat berkata apa apa atas semua tindakan yang berakibat pada tidak mampunya anda  membayar pinjaman itu. Kemana lagi harus anda lakukan agar dapat melunasi pinjaman yang sudah anda nikmati dari orang lain?. Apakah harus gali lobang tutup lobang lagi untuk melunasi pinjaman pinjaman itu. Tutup sudah satu pintu hutang, namun pintu hutang lain terbuka lagi. Tutup satu lobang hutang , namun lobang hutang yang lain terbuka lagi. Dan begitulah irama kehidupan yang terjadi sekarang ini.

Salah satu rumus jitu untuk mengatasi kesulitan diri dari himpitan hutang ini adalah dengan mendongkrak pemasukan (income) menjadi 2 kali lipat dari penghasilan yang ada sekarang dan mengurangi pos pos biaya yang tidak perlu. Nah Rumusnya sederhana bukan?  Untuk mengatasi hutang, tidak ada jalan lain kecuali meningkatkan pendapatan anda minimal 2x lipat dari sekarang. Ini yang sering dikatakan oleh Safir Senduk dan Rekan, Pakar Pengelolaan Keuangan Keluarga yang sudah kondang dan terkenal di mana mana itu

Resep ini sangat inspiratif, bahwa mensolusi hutang dengan berhutang lagi adalah bukan solusi terbaik, atau bisa juga melakukan penghematan di sana-sini. Bisa jadi ini juga merupakan solusi, tapi solusi yang paling ampuh adalah focus pada bagaimana anda bisa meningkatkan pendapatan. Hal inilah yang harus menjadi perhatian bersama dalam menghadapi dan mengisi tahun 2013 mendatang ini adalah bagaimana agar income anda bisa bertambah. Bagaimana secara kreatif anda bisa meningkatkan pendapatan, itulah tantangan kita semua di tahun 2013 nanti. (Asep Haryono)
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia