Catatan Asep Haryono

Kawan kawan suka membaca atau hobi membaca? Seperti kata atau slogan yang diusung oleh Toko Kanisius yang pernah memberikan saya sebuah hadiah Buku karena saya berhasil memenangkan Kuisnya beberapa waktu itu lalu menyebut bahwa di Jogja menunggu itu membaca sepertinya mengandung hikmah yang mendalam buat saya pribadi khususnya, dan juga buat istri tercinta di rumah pada umumnya. Halah ngomong apa saya ini.

Terus terang terag terus untuk urusan membaca saya masih kalah telak sama istri saya yang memang dari jaman Kuliahnya (dia kuliah di IKIP PGRI Semarang alumni tahun 2005-red) hobi membaca sampai mengantarkannya sebagai Juara I karya tulis Mahasiswa Se Jawa Tengah. Koleksi juara dan Piala nya sudah berderet deret, lah saya seumur hidup 'cuma' dapat 2 gelar juara doangan. Satu waktu masih SMA  saya juara II Lomba Menterjemah Bahasa Inggris - Bahasa Indonesia se SMA Begeri 2 Bekasi Jawa Barat tahun 1989 dan Juara I Lomba Desain BLOG Kominfo se Kabupaten Kubu Raya Tahun 2012.   Lah kok jadi narsis sih ceritanya.

Nah apakah kawan kawan punya sendiri buku buku di rumah?  Ataukah kawan kawan  pada rajin berkunjung ke perpustakaan umum di daerahnya masing masing?  Apakah sering berkunjung dan membaca buku di perpustakaan di sekolah masing masing bagi yang masih berstatus pelajar?  Perpustakaan kampus barangkali bagi yang mahasiswa/wi?  Ataukah pada punya perpustakaan pribadi di rumah?  Nah khusus yang terakhir ini yang saya sukai dari semuanya.  Memiliki Perpustakaan Pribadi memang menyenangkan loh.

Kesal Sering Hilang
Saya sebenarnya punya beberapa buah buku yang saya koleksi saat masih kuliah dulu walaupun sangat sedikit, karena sudah banyak yang hilang karena dipinjam teman namun tidak dikembalikan kepada saya hiks hiks.  Inilah DUKA nya punya buku dan sering dipinjam teman atau kawan janjinya pulangin Buku tepat waktu.  Giliran sudah saatnya buku saya "tarik" eh orangnya pindah ke luar kota, dan buku saya pun "terbang" bebas antah berantah.

Kalau pesawat terbang sudah wajar.  Memang ada sih pesawat yang nda bisa terbang, seperti Pesawat Telelpon, tapi buku yang bisa "terbang" ini benar benar paling sering membuat saya jengkel bin keki setengah hidup.  Pernah suatu ketika 2 (dua) buku saya juga "raib" entah kemana karena si peminjam juga pindah ke luar kota. 
SEBAGIAN : Ini adalah sebagian buku buku yang akan disusun dalam lemari perpustakaan pribadi di rumah. Disusn secara acak aja berjejerrrr.  Eh ada sondesip mba Una ikut narsis sama buku ya. Hiehiheieie itu sondesip putri kecil saya.  Foto Asep Haryono

ACAK : Biarpun saya sudah pernah Diklat Perpustakaan di Perpusda Kalbar selama 2 minggu tahun 97 an lalu, namun saya tidak menerapkannya sama sekali. Njelimet. Tak perlu pake katalog segala walau pun sudah diajar ilmunya.  Halah tinggal susun rapih wis plek selesai dah. Foto Asep Haryono

Buku yang berisi dan berjudul Dasar dasar HTML dan Pengalaman Belajar di Amerika Serikat (Arief Budiman, Gramedia) juga sudah tidak ketauan rimbanya.  Saya sangat "berduka" atas kehilangan dua buku itu terlebih buku itu saya beli dari hasil menyisihkan wesel kiriman dari ORTU saat kuliah dulu.  Jaman sekarang masih tren nda ya Wesel Pos buat mahasiswa? Hhiehiheiehiehe. Sekarang sudah jamannya transfer ATM ya.

Biarpun pada waktu itu buku buku saya sudah saya STEMPEL khusus yang saya pesan dari tukang stempel pinggir jalan yang bertuliskan "Milik Asep Haryono" di tiap halaman tertentu di buku buku saya teteup aja tidak ada pengaruhnya. Kalaw sudah waktunya hilang ya hilanglah tuh buku.

Minimal 1 Buku Sebulan
Sampai sekarang saya trauma ngasih pinjam Buku kepada orang lain selain dibaca di rumah saya sendiri.   Ada juga sih yang "baik hati" mulangkan buku pinjaman tepat waktu namun sering saya dapati buku tersebut dalam keadaan rusak sampulnya, sobek di halan tertentu atau yang paling parah adalah lepek karena basah oleh air.  "Maaf ya , bukunya ketumpahan air sama anak saya" kata mereka. Huaaa tobat tobat dah kasih pinjem buku lagi sama orang hiks hiks hiks hiks. 

Istri tercinta pun tidak luput mengalami hal yang sama yang saya rasakan.  Buku pinjaman kembali tapi dalam kondisi "babak belur" dan lepek karena ketumpahan air.  Dua buah buku cerita anak anak karangan sang Istri yang sudah diterbitkan oleh Wildan Pustaka Semarang yang berjudul "Beli Semut Yang Bijaksana" dan "Penculik Budiman" juga "come home" alias pulang ke rumah dalam kondisi yang mengenaskan. Sampul luarnya lusuh, dan beberapa halaman di dalamnnya sobek. Oala dunia dunia hiks hiks hiks


SEDERHANA : Biarpun MURAH asalkan efisien dan bermanfaat jadilah lemari perpustakaan ini berhasil diadakan.  Lihat bagian atasnya yang terbuka lebar karena papannya patah.  Saya menaruh kamus gede gede dan berat soalnya. Sekarang kelompok kamus kamus ada dibagian bawah lemari ini.   Foto Asep Haryono

Pasca menikah tahun 2005, kami "menyatukan" koleksi buku buku yang kami miliki untuk dijadikan dalam satu buah perpustakaan pribadi di rumah.  Kini tidak ada lagi buku mu buku ku.  Majalah mu majalah ku.  Kamus mu kamus ku. Yang ada adalah buku kita. Majalah Kita.  Kamus kita. Inilah perpustakaan pribadi kami di rumah dengan koleksi yang masih "seadanya".   Karena koleksi buku buku hasil gabungan dua "perusahaan" semakin lama semakin banyak maka kardus kardus Buku sudah tidak muat lagi. 

Dan sangat beresiko kena air genangan jika banjir, dan gigitan rayap mengancam kardus kardus berisi buku buku tersebut maka kebutuhan akan lemari perpustakaan pun mutlak diperlukan, dan jadilah kami membeli lemari perpustakaan kayu yang murah meriah seperti dalam gambar di atas.  Dalam catatan saya lemari perpustakaan murah meriah di atas dibeli pada tahun 2008 dan sampai sekarang masih awet walau kondisinya juga sudah memprihatinkan

Untuk "mengisi" lemari perpustakaan pun digencarkan. Karena pada dasarnya saya dan istri senang membaca, maka beberapa program pengadaan buku pun digelontorkan.  Selain mengucurkan dana dari merogoh kocek sendiri dengan membeli buku di Gramedia Ahmad Yani Mega Mall (datang langsung on the spot-red) atau memesan buku via online

Minimal 1 (satu) buah buku sebulan.  Jadi jika konsisten maka akan didapat kira kira 12 (dua belas) buku daam 1 (satu) tahun.   Selain itu saya juga sering mendapat hadiah buku dari kuis berhadiah, pemberian dari sahabat di hari Ultah, dan juga hasil memburu (hunting) buku di acara bazaar Buku atau buku buku bekas.  Wah apa pun ditempuh agar koleksi buku buku di perpustakaan bertambah banyak judulnya dan juga jumlahnya. (Asep Haryono)
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia