Mak Yati.  Foto dari Viva Co Id
Kisah Pemulung Yang Berkurban
Catatan Asep Haryono

Ketika saya memutar channel salah satu televisi Swata pada pukul sekitar 19.30 WIB, saya dikejutkan dengan tayangan eksklusif tentang seorang pemulung di wilayah Tebet yang bernama Mak Yati (55 Tahun)  yang berkurban 2 (dua) ekor kambing. Yang lebih mengejutkan saya saat menyaksikan tayangan di TV tersebut adalah kunjungan Menteri Sosial Republik Indonesia , Salim Segaf Al Jufri., yang menyambangi Mak Yati dan memberinya hadiah rumah dan pekerjaan.

Sang menteri terketuk hatinya atas kedermawanan Mak Yati, pemulung, yang berkurban 2 ekor Kambing yang menurut sang Menteri adalah hal yang luar biasa Tentu dalam benak kita adalah yang yang luar biasa betapa seorang pemulung yang tidak tetap penghasilannya dan hidup serba kekurangan ternyata mampu menyumbangkan 2 (dua) ekor Kambing untuk disumbangkan kepada Masjid di sekitar tempat tinggalnya untuk dibagikan kepada warga lainya. Dalam penuturannya seperti yang disampaikan kepada awsak VIVAnews di gubuknya, Tebet, Jakarta Selatan, Mak Yati menabung uang selama 3 (tiga) tahun dan akhirnya mampu membeli 2 (dua) ekor kambing untuk disumbangkan.

Keikhlasan Dan Kedermawanan

Saya sungguh terharu dan juga amat bangga kepada Mak Yati yang mampu menyumbangkan 2 (dua) ekor kambing untuk dikurbankan melalui Masjid di tempat tinggalnya dan dibagikan kepada warga sekitarnya. Kedermawanan dan keikhlasan Mak Yati yang seorang pemulung tapi mampu berkurban 2 (dua) ekor kambing ternyata sampai ke telinga bapak Menteri Sosial Bapak Dr Salim Segaf Al Jufri yang  datang menyambangi kediaman beliau dan menghadiahi Mak Yati dan suaminya sebuah rumah yang layak dan juga pekerjaan di kampung halamannya.

Pelajaran apa yang bisa kita petik dari kisah heroik Mak Yati?.  Di saat para petinggi kita, para Oknum pejabat Negara ditingkat DPR pada bancakan uang rakyat untuk dihambur hamburkan, korupsi yang hampir merajalela dan meranbah ke seluruh urat nadi Bangsa ini, di tengah gonjang ganjing ketikdak pastian penyelesaian kasus kasus Korupsi lainnya, ternyata masih banyak warga negara yang peduli kepada sesama. Dan yang lebih istimewa dan luar biasa lagi adalah mereka yang beramal dan bersodakoh itu adalah berasal dari keluarga yang tidak mampu, dibawah garis kemiskinan bahkan seorang pemulung.

Oknum Pejabat negara yang hartanya Milyaran rupiah dari hasil suap, komisi proyek, ataupun dari hasil "kerja keras" nya mengkorupsi uang negara ternyata lebih "miskin" rasa kedermawanan dan rasa kesetiakawanan sosialnya dari seorang pemulung yang bernama Mak Yati ini.  Tentu tidak sebanding hartanya jika dibandingkan antara seorang pemulung yang bernama Mak Yati dibandingkan dengan seorang pejabat negara yang hartanya Milyaran.   Bagaikan bumi dan langit perbedaannya.

Namun seorang Mak Yati yang seorang Pemulung itu ternyata jauh lebih kaya dibandingkan dengan konglomerat sekalipun.  Sang pejabat negara atau super konglomerat menyumbang hartanya buat orang miskin itu baik, dan terpuji, namun percayalah bahwa para orang kaya tersebut menyumbang orang miskin karena kelebihan hartanya.  Ini hal yang biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Orang kaya menyumbang karena kelebihan hartanya.  Tetapi orang miskin seperti Mak Yati yang pemulung itu menyumbang adalah memberikan apa yang dia punya. Luar Biasa kedermawanan dan keikhlasan Mak Yati ini.

Foto Asep Haryono


"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya (Al-Hajj: 37)."   Seorang blogger yang beralamat saymyfuture.blogspot.com  menuliskan bahwa Ayat tersebut mengandung isyarat bahwa dalam berqurban bukan hanya binatang yang kita hadirkan untuk diqurbankan melaikan juga ketaqwaan, ketaatan, keikhlasan niat pelaku qurban. Sehingga diterima dan mendapat ridha dari Allah swt demikian sebagaimana ditulis dalam blognya.   Saya berpendapat kedermawanan dan keikhlasan hati Mak Yati yang pemulung itu berkurban mendapat Ridha Allah SWT. Wallahu Alam Bissawab. Hanya  Allah SWT Yang Maha Tahu

Seperti yang sudah dijanjikan dalam ayat tersebut , Allah SWT Yang Maha Kaya memberikan ganjaran setimpal atas rasa kedermawanan, keikhlasan, dan pengorbanan Mak Yati yang menabung serupiah demi serupiah selama 3 (tiga) tahun untuk bisa membeli 2 (dua) ekor kambing untuk disumbangkan pada perayaan Iedul Adha itu. Ganjaran dari Allah SWT yang disampaikan melalui sang Menteri berupa sebuah Rumah layak Huni dan Pekerjaan di kampung halamannya Mak Yati adalah buktinya.  Mari kita belajar dari Mak Yati , kisah pemulung yang berhati mulia ini.  Semoga kita semua bisa menarik hikmah dari kisah nyata ini. (Asep Haryono)
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia