Catatan Asep Haryono

Hidup di perkotaan memang banyak menjanjikan baik dari segi fasilitas yang sudah tersedia maupun yang masih dalam tahap perencanaan termasuk didalamnya adalah ketersediaan pasokan listrik yang stabil yang menjadi dambaan setiap pelanggan PLN.  Namun seiring dengan semakin luasnya jangkauan wilayah di Indonesia yang masih belum dapat menikmati pembangunan listrik menyebakan PLN terus berbenah diri dan meningkatkan kapasitas sambungan listriknya hingga ke pelosok pelosok.

Berbicara soal tantangan yang dihadapi oleh PLN tentu bukan main sulitnya dan medan yang dihadapi pun beragam ditengah sorotan masyarakat yang memiliki ekspetasi yang besar kepada PLN untuk bisa menyumbangkan segenap kemampuan terbaiknya bagi seluruh pelanggannya di Indonesia.  Ini memang ironis sebenarnya di saat PLN sedang berjuang keras dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk melayani pelanggannya , di sisi lain masyarakat banyak yang merasa kurang puas akan pelayanan yang diberikan oleh PLN.

Kendala yang dihadapi oleh PLN dalam melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia diyakini akan masih terus diupayakan dicarikan jalan keluarnya dengan win win solution dalam arti bahwa pelanggan setia PLN sebagai bagian yang menjadi prioritas utama yang harus didahulukan mengingat kewajiban mereka dengan membayar tagihan listrik yang mereka gunakan tepat waktu dan tidak terlambat.  Selanjutnya adalah memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggan baru dengan kemudahan birokrasi dan informasi penyambungan listriknya.  

Pada waktu yang bersamaan masih banyak lagi jutaan pelanggan PLN yang masih harus menunggu untuk dilayani oleh PLN dalam penyelesaian gangguan yang mereka alami. Sebab bukan tidak mungkin para pelanggan akan merasa kesal dan jengkel jika keluhan gangguan listrik yang mereka alami tidak segera direspon secara aktif oleh PLN  Dan inilah beberapa hal yang masih menjadi pekerjaan rumah sehari hari yang sudah pasti menyita perhatian dan menguras energi PLN secara terus menerus. Saya sendiri sering mengalami berbagai kendala baik yang dikarenakan oleh kelalaian saya dalam membayar tagihan listrik setiap bulannya maupun pada birokrasi di PLN yang saya rasakan masih "lari ditempat" atau membingungkan.


Pemutusan Sambungan Listrik
Saya tinggal di sebuah rumah kontrakan di komplek Duta Bandara yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani 2 Pontianak di propinsi Kalimantan Barat sejak tahun 2005 yang lalu selalu berusaha membayar tagihan PLN setiap bulannya tepat waktu dan diusahakan tidak terlambat.  Namun terkadang hal tersebut saya tidak konsisten sehingga terlambat membayar satu bahkan dua bulan berturut turut sehingga berdampak pada pada pemutusan sementara sambungan listrik di rumah saya.   Saya kira ini adalah konsekuensi logis karena saya terlambat membayar tagihan listrik hingga 2 (dua) bulan berturut terut sehingga sambungan listrik di rumah saya diputus.

Namun terkadang saya pun tidak ingat lagi kalau hari itu adalah batas terakhir pembayaran tagihan listriknya sehingga ketika saya pulang dari kantor sore hari dan mendapati listrik di rumah saya yang padam dan setelah saya periksa dengan seksama sambungan listrik di rumah saya telah diputus sementara.  Selembar surat peringatan (Warning) terletak mengeletak dibawah lantai di depan pintu rumah saya dan saya diingatkan untuk segera melunasi tunggakan listrik tersebut dalam beberapa hari ke depan untuk menghindari pemutusan tetap listrik di rumah saya tersebut.



Betapa penggalan kalimat di bagian akhri dari surat peringatan tersebut yang membuat jantung saya berdegub keras karena sudah tentu saya merasa sangat ketakutan jika tunggakan listrik yang saya belum lunasi itu belum juga terbayar sampai batas waktu yang sudah ditentukan secara sepihak dalam lembaran surat peringatan tersebut.  Jika sampai diputus permanen sambungan listriknya selain berdampak serius terhadap anak anak saya yang masih berusia balita di rumah, juga akan mendapat kesan negatif dari pemilik rumah kontrakan saya tersebut.   Saya membayangkan proses birkrasi penyambungan listrik baru yang bertele tele hingga bertahun tahun jika dilakukan penyambungan baru belum lagi biaya yang harus saya keluarkan untuk menyambung baru yang tentunya tidak sedikit jumlahnya.

Dari bayangan menyeramkan jika listrik di rumah saya benar benar diputus, maka saya lakukan apa saja kalau perlu pinjam uang dari tetangga agar segera mendapatkan uang untuk membayar tagihan listrik tersebut.  Ini merupakan dilema bagi saya karena pada saat itu kebutuhan anak anak saya juga tidak kalah pentingnya yakni membelikan susu dan makanan yang menjadi konsumsinya setiap hari yang jumlahnya tidak sedikit setiap bulannya.   Nah dari gambaran yang saya paparkan di atas ini menjadi pelajaran berharga buat saya sebagai pelanggan setia PLN agar tidak telat membayar tagihan listrik setiap bulannya

Harapan Dan Tantangan
Setiap pelanggan PLN tentunya memiliki ekspetasi yang berbeda beda seperti yang sudah saya singgung pada bagian awal tulisan ini yang semuanya bermuara pada satu harapan agar PLN memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pelanggan setianya yang sudah "berkorban" waktu dan uang nya demi mengharap terjaminnya pasokan listrik yang stabil di rumahnya masing masing.   Namun tidak jarang juga masih banyak ulah nakal masyarakat yang sering membuat PLN naik pitam seperti gangguan yang disebabkan oleh penyambungan listrik illegal, permainan layangan dan lain sebagainya.

Saya sadar dan memahami bahwa PLN bukanlah IRON MAN atau SUPERMAN yang serba kuat dan sakti mandraguna dalam menyelesaikan masalah masalah kelistrikan rumah tangga di Indonesia.  Pihak PLN tentu saja memiliki keterbatasan baik dari segi sumber daya manusia (human resource) dan juga sarana prasarana pendukungnya.  Namun inilah tantangan (challenge) yang harus selalu dihadapi oleh PLN sebagai bukti sumbangsih dan peran sertanya dalam membangun bangsa dan negara Indonesia dibidang penyediaan sambungan listrik dan kenyamanan pelanggan dan masyarakat akan listrik di seluruh Indonesia.

Harapan saya yang lain terhadap PLN adalah kemudahan birokrasi yang sering dikeluhkan pelanggan lain bertele tele dan membuka celah terjadinya praktek korupsi ternyata beda dengan yang saya rasakan selama ini.  Mungkin saya termasuk pelanggan yang tidak mengalami hal hal yang menjengkelkan dari PLN dalam hal birokrasi penyambungan listrik kembali setelah terjadinya pemutusan sambungan listrik sementara.  Begitu tagihan listrik tersebut saya bayar secara langsung di Kantor PLNdi Jalan Ahmad Yani Pontianak dengan membawa surat peringatan, saya langsung dijanjikan akan disambungkan listriknya hari itu juga. 

Dan ternyata begitu saya sampai di rumah ternyata sambungan listriknya sudah menyala dengan baik dan saya rasa itu luar biasa dan sangat cekatan sekali.  Seperti dalam doktrin bisnis yang selama ini sudah dikenal orang yakni "ada barang ada uang" atau sebaliknya dan begitu tagihan listrik yang menyebabkan sambungan listrik di rumah saya diputus sementara itu dilunasi, maka hari itu juga dibayar dan hari itu juga sambungan listrik kembali menyala seperti sediakala.  Harapan saya agar kemudahan birokrasi dalam penyambungan listrik yang diputus ini tetap dipertahankan dan kalau perlu ditingkatkan lagi kepada mereka yang sudah mengajukan permohonan sambungan listrik namun belum juga segera mendapatkan apa yang sudah menjadi haknya. (Asep Haryono)
Gambar dari Internet
Catatan Asep Haryono

Hahaha edisi kali ini yuk saya mau cerita yang ringan ringan aja. Kertas kalee ringan. Hehehe nggak nggak, ya cuma hari ini saya mau rileks aja ngebloG dengan tema seputar makanan alias kuliner. Bukan Kuliner LebaY seperti yang ada di televisi Swasta itu loh yang menurut saya memang tayangan aseli dibuat buat alias LebAy. Nah nah untuk tulisan saya kali ini adalah menikmati BubuR Ayam.

Nah siapa sih diantara kalian yang tidak tau atau tidak pernah icip icip Bubur Ayam?. Jajanan pasar yang satu ini memang khas di lidah kita orang Indonesia, dan harganya pun bener bener sangat terjangkau oleh setiap orang.  Lagi lagi (tulisan) ini tidak bermaksud merupakan "tandingan" atau menyindir mereka mereka yang gemar masakan Barat seperti Miza (minjem dari Miss Syahdini-red), NgefCi (makan KFC-red) itu loh.

Bener nda ada maksud seperti itu. Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya ini semata mata persoalan selera. Selera setiap orang berbeda beda antara satu orang ke orang lainnya. Dan yang namanya Selera tidak dapat diperdebatkan. So eh jadi jangan memperdebatkan soal selera ya hehehee.
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia