Gambar dari Internet
Catatan Asep Haryono

Siapa bilang mendapat Gratisan itu menyenangkan? Tidak selalu jawab saya. Mengapa saya katakan demikian tentu ada Behind The Scene nya, dan pengalaman pahit tentang gratisan sudah saya alami, dan sedang saya alami.

Tentunya tanpa mengurangi rasa hormat sama yang memberiman "sesuatu" yang gratisan seperti itu kepada saya, beberapa cuplikan peristiwa atau hal tertentu justru membuat saya harus menerima kenyataan yang berbeda jauh darii harapan. Mendapat Gratisan memang tidak selalu menyenangkan, itulah tema tulisan saya pada hari ini.

Sebagai salah satu pemburu gratisan yang bersertifikat, tentu saya akan selalu mencari cara agar yang namanhya gratisan ini akan selalu menjadui bagian yang tidak terpisahkan dari hidup hehehee. Iyalah, selama masih bisa gratis , kenapa pula saya harus membayar. bukankah begitu?. Tapi itu selera juga ya. Tidak semua orang juga suka dengan gratisan. Banyak juga dari kita, mungkin kawan kawan, yang memilih membayar atau merogoh kocek untuk sesuatu yang sebenarnya bisa diperoleh gratisan, tapi tetap memilih yang bayar saja. Wow, its okey tentu. Hmmm

Gratisan Memang Unik
Nah beberapa pengalaman saya di bawah ini bertemakan "gratisan" yang saya rasakan, dan menimbulkan sedikit masalah. Salah satu hal  yang saya alami dari "gratisan" tapi merugikan pada akhirnya adalah fasilitas gratisan yang saya peroleh dari Internet.

Mungkin kawan kawan pernah dengar Geocities?  Ya alamat aselinya ada di www.geocities.com itu? Saya rasa kawan kawan banyak yang sering mendengar, pernah mendengar, atau bahkan tau tentang alamat itui?  Ya saya banyak menyimpan data data di Geocities yang akhirnya menghilang.  Situs itu mungkin bangkrut dan ditutup (closed) sampai sekarang tidak tau rimbanya.  Nah kan ini suatu bukti juga bahwa yang namanya Gratisan tidak selalu Happy Ending.

Begitu pula dengan "pesta gratisan" lainnya yang pernah saya rasakan dan ujung ujungnya mereka hilang dan lenyap begitu saja seperti fasilitas SMS gratis dari mtsn misalnya.  Kan pernah ada tuh fasilitas SMS gratis tersebar di mana mana, nah banyak dari mereka kini hilang tralala. 

Nah yang terbaru yang saya rasakan dari gratisan ini adalah barang atau pemberian barang atau bisa juga dikatakan berbentuk barang elektronik baik dari pihak lain atau dari rekan dan sahabat kita.  Kadang kita membeli sebuah produk terentu dan mendapatkan hadiah barang berbentuk barang.  Atau kita mendapat barang dari sahabat entah itu hadiah ulang tahun atau sebagainya.  Barang itu sebenarnya baik di awalnya, namun ujung ujungnya rusak.  Akhirinya saya merogoh kocek lagi untuk biaya dan ongkos perbaikannya yang tidak tergolong murah itu.

Gratisan Akan Tetap Di Hati
Nah ini dia yang akan menjadi fokus utama dan perhatian saya.  Pemburu gratisan.  Berbagai cara, trik, dan juga usaha akan saya lakukan demi mendapatkan gratisan yang lebih moncer, bermakna, dan juga memberikan manfaat yang banyak buat sayah.  Salah satu poin yang ingin saya tekankian di bagian akgir tulisan saya ini adalah jangan ragu, jangan bimbang dan jangan malu untuk mendapatkan gratisan apapun caranya, asal halal dan tidak melanggar ketentuan hukum yang berlaku, bagi saya pribadi adalah "wajib" untuk memburu gratisan apapun bentuk dan manifestasinya. Hehehehhee.

Walauu tidak setiap orang suka gratisan karena menurutnya hal hal gratisan akan membuat citranya jatuh karena banyak memiliki gratisan. Ah masa iya sih?  Ini pendapat saya aja loh.   Coba tengok sebentar pada negara adidaya seperti Amerika Serikat, Australia, dan umumnya negara negara asing selain Indonesia.

Mereka kadang tersinggung jika tidak diminta untuk membayar pajak. Beda dengan orang Indonesia yang "jagoan" dalam mencari hutang dari negara lain, namun "bandit" dalam urusan membayar hutang atau memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya.  Orang asing asing senang jika diminta Negara untuk membayuar pajak. 

Profesor Syarif Ibrahim Alqadrie, Guru Besar Fakultas Sosiologi Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak pernah menyebut bahwa kebiasaan warga Amerika adalah membayar pajak Negara. "Apa saya ini keluarga kelas kambing tidak diminta membayar pajak?"  kata beliau.

Maka wajar saja dari pajak yang terkumpul itulah mampu menyejahterakan rakyatnya.  Lah bagaimana dengan negara Indonesia yang kita cintai ini. Udah deh malas saya ngomonginnnya.  Nah kembali ke soal di awal tadi, bagi saya Gratisan akan selalu di hati. Sudahkah kawan kawan memperoleh gratisan seperti yang banyak saya dapatkan akhir akhir ini.  Hidup Gratisan, Yess. (Asep Haryono)


Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia