Catatan Asep Haryono

Secara pemikiran logika , mungkin definisi hemat hampir identik dengan pelit ?. Hanya saja apakah bisa kedua kata tersebut mempunyai makna yang sama ? . Otak saya ini mengatakan bahwa hemat tidak bisa di samakan dengan pelit , meskipun juga hemat itu "saudara dekat"nya pelit . Hemat menurut saya adalah suatu tindakan cermat dalam mengatur pengeluaran tanpa mengurangi apa apa yang telah menjadi kebutuhan sehari hari , hanya dengan lebih menekan keinginan yang sifatnya dapat di kurangi .

Hemat di sini memanfaatkan segala pengeluaran dengan tepat , benar benar manfaat dan bukan harus menghindar kalau saja ada seseorang yang memerlukan pertolongan kita , jelas tentu bisa membedakan yang mana kebutuhan yang mana keinginan .Sedangkan definisi pelit adalah menekan dan mengurangi segala apa yang menjadi kebutuhan , meminimalisir keinginan , tidak mau tahu dengan keadaan sekitar yang tidak memberi keuntungan pada diri sendiri .

Benarkah suatu tindakan hemat ujung ujungnya adalah pelit , kikir ? Anggaran pengeluaran lebih sedikit dari pada umumnya adalah sifat pelit ? Seperti biasa kalau suatu hal yang tidak sesuai dengan prinsip , saya pasti ngotot , memberi argument yang bisa saya jelaskan meskipun seadanya . Saya paham betul kemampuan otak saya masih standar dan tidak sekelas dengan otak cerdasnya orang orang..
Tapi dari pada hanya menjadi  bahan unek unek kan kan lebih baik di sampaikan , soal di terima apa tidaknya itu terserah pembaca dan pendengar , toh saya juga bukan menganggap bahwa prinsip saya itu yang paling benar . Ketika saya pada posisi hemat tapi di katakan pelit , rasa rasanya hati saya kok dongkol .

Apa hanya karena anggaran pengeluaran lebih sedikit terus bisa di katakan pelit ?, saya tidak habis pikir apakah selama ini saya acuh terhadap kebutuhan dan enggan memberi pertolongan yang di perlukan . Anggaran bulanan lebih sedikit bukan berarti lepas dari keinginan untuk berbagi , bagaimana dengan jumlah anggaran yang begitu besar tapi tak sepeserpun berbagi dengan sekitarnya , dan anggaran itu hanya untuk kebutuhan sendiri .

Rasa rasanya topik seperti ini kurang etis kalau diperdebatkan lebih lanjut , atau mungkin lebih baik jadi bahan koreksi diri sendiri apakah benar kita ini termasuk kategori pelit atau hemat . Bagus tidaknya kualitas kita dalam kehidupan sehari hari bukan kita yang menilai , tapi orang lain dan merekalah cerminnya .

Saya yakin setiap orang memiliki prinsip masing masing dan tidak aneh juga kalau prinsip itu memiliki perbedaan di tiap perorangan , tapi bukan berarti orang lain berbeda prinsip dengan kita terus kita bisa mengatakan bahwa orang itu salah. Bukan masalah dia yang salah dan kita yang paling benar , hanya saja perbedaan prinsip.

Saya juga yakin dan menyadari bahwa setiap orang mayoritas menganggap dirinyalah yang paling benar , itupun karena prinsip .Dan yang perlu di ketahui , orang memilih tidak berprinsip , itupun juga prinsip. Mungkin dari perbedaan prinsip inilah yang mengakibatkan perbedaan definisi hemat dan pelit , hemat itu yang seperti apa dan pelit itu seperti apa , atau bahkan hemat berpeluang besar menjadi pelit , itu juga bisa.


Namun hal ini akan menjadi masalah jika rasa empati dan rasa berbagi kepada sesama sudah mulai luntur di dalam diri kita. Rasa tenggang rasa dan rasa menghargai orang yang tidak makan di saat kita makan dengan lahapnya sungguh suatu perasaan yang tidak menghargai mereka yang tidak makan.

Jangan sampai persoalan hitam putih di atas kertas , prosedural, dan formalitas mengalahkan rasa empati dan tenggang rasa bagi sesamanya. Sungguh tidak etis jika kita makan kenyang dan lahap ditengah saudaranya yang tidak makan dan hanya menonton mereka yang makan. Jangan. Janganlah begitu. (Asep Haryono)
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia