Catatan Asep Haryono

Hobi Traveling memang sangat menyenangkan sekali, dan kadang kesempatan datang tidak kita duga sebelumnya. Saya sendiri juga tidak menyangka akhirnya bisa melihat lihat dari dekat Hotel JWMarriott Kuningan Jakarta, walaupun tidak sampai menginap di sana. Setidaknya sudah pernah mengunjungi hotel konsorsium Amerika yang pernah luluh lantak di BOM itu.

Bepergian ke lain tempat baik di Indonesia maupun di luar negeri adalah kesempatan untuk lebih mengenal diri sendiri, so eh jadi bersyukurlah jika kawan kawan blogger punya kesempatan bisa keliling Indonesia atau ke manca negara baik dengan biaya negara, dibiayai perusahaan (kantor) atau merogoh kocek sendiri. Tidak ada masalah. No problem

Saya sekedar ingi membagikan pengalaman saya hari ini tentang masa masa indah saat masih duduk di bangku kuliah dahulu (FPBS Bahasa Inggris -FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak) di Era taon 1990 an yang lalu, dan pengalaman itu masih membekas dalam diri saya sampai sekarang.  Tidak ada dampak serius atas kejadian masa lalu itu namun saya ingin menceritakan sedikit di ruang ini, mencoba mendengar komentar dan saran dari kawan kawan atas apa yang sudah saya alami waktu itu yakni dikecewakan oleh Panitai Seleksi Pertukaran Pemuda Luar Negeri di era taon 1995-1996 lalu.  Ini ceritanya

Tes Tahun 1995- Tujuan AUSTRALIA
Waktu test yang pertama saya pada tahun 1995 saya ikut test Pertukaran Pemuda Luar Negeri yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Propinsi Kalimantan Barat tahun 1995 untuk tujuan Australia. Mengapa saya pilih Australia waktu itu?. Alasannya adalah Australia dekat dengan Indonesia dengan program 4 (empat bulan). Sedangkan 2 tujuan lain yakni ASEAN JEPANG dan CANADA tidak saya pilih karena selain saingannnya banyak dan juga kansnya sedikit. Saya Pilih OZ (Australia) biarpun deket, waktunya singkat yang Penting BERANGKAT dah. Gitu pikirann saya.

Tes satu persatu berhasil saya lalui dengan baik. Mulai dari tes ketrampilan (Tari, musik, Puisi ), hingga kepada tes kemampuan Berbahasa Inggris (Mengarang, dan wawancara). Malah waktu tes wawancara (interview) itu saya sempat memukau para juri Bahasa Inggris yang terdiri lebih dari 3 Juri. Pertanyaan yang berhasil saya jawab waktu adalah Bagaimana cara Menarik Wisatawan Jepang ke Indonesia di Kalbar?.

Tentu pertanyaan dalam bahasa Inggris dan saya jawab dengan Bahasa Inggris dengan sedikit memakai Logika. Namun demikian Untung tak dapat diraih, Malang tak dapat ditolak. Dari belasan peserta yang ikut dalam test itu, saya belum berhasil menang dan hanya menempati urutan ke 5. Ya sudah saya coba lagi tahun depan tentu dengan persiapan yang lebih baik. 

Tes Tahun 1996- Tujuan ASEAN JEPANG
Berbekal Pengalaman Kegagalan pada tes tahun 1995 - saya selalu mempersiapkan diri untuk tes tahun 1996 ini. Dengan melihat pesaing pesaing yang semakin kuat, saya juga tidak kalah dengan mempersiapkan diri dengan sejumlah materi Performance yang baru yang saya yakin akan menambah nilai saya waktu ujian nanti. Maka tiada hari tanpa latihan dalam diri saya. Mulai dari belajar lagi bahasa, ketrampilan , alat musik dan juga kemampuan daripada bahasa Inggris itu sendiri. Komplit deh. Saya sudah yakin akan mampu menundukkan pesaing saya nanti. Toh nama saya sudah menjadi wacana dari para juri waktu tahun 1995 lalu.

Pada tahun 1996 ini saya memilih program KAPAL ASEAN- JEPANG. Nama kerennya adalah The SHip For South East Asian Program atau SSEYP. Yakni program tour dengan menggunakan Kapal NIPPON MARU berkelana ke seluruh Negara Asean yang terakhir adalah mengunjungi Negara Matahari Terbit, JEPANG.

Saya pilih program ini karena banyak faktor. Selain usia yang semakin bertambah, untuk program Kapal ASEAN Jepang ini batas maksimal usia calon peserta adalah 30 Tahun. Saya Masih ada kans untuk itu.  Ini ada foto saya berpakaian adat dengan kawan kampus saya waktu itu, yakni Septiani yang berdiri di sebelah kanan saya.

Saat itu saya masih tercatat sebagai penari muda pada Sanggar daerah (Tari Dayak) - Sanggar Bengkawan Kabupaten Pontianak. Saya pernah ikut diminta tampil dan mentas FBBK (Festival Budaya Bumi Khatulistiwa) tahun 1995 setelah mementaskan Tari Enggang. Sayang sekali saat itu cuaca berkabut sehingga presiden tidak bisa hadir.

Saya masih ingat saat ada orang yang minta foto bareng sama sayah dibelakang stage , wah serasa udah kaya Seleb oooi.  Tuh fotonya saya postingkan di sebelah kiri bab ini saat tampil di ajang FBBK (Festival Budaya Bumi Khatulistiwa) tahun 1995.  Namanya Septiani, dia kawan kampus saya. Saya dan istri pernah berjumpa tidak sengaja dengan Bu Septiani ini beberapa bulan lalu saat motor yang kami tumpangi kurang angin, dan terpaksa mengisi angin di sebuah bengkel Motor. 

Nah  Pengalaman saya di komunitas Sanggar Dayak Jangkang Bengkawan ini juga sudah dipostingkan oleh Drs.Fransiscus Marinus MM di Blog pribadinya. Wah senang rasanya dikenal dan didokumentasikan orang. Dokumen lama saja hehehe.  Gini gini saya bisa menari Dayak loh Hehehehe. Promosi eee

Sebagaimana tradisi tes tes pertukaran pemuda sebelumnya. Tes satu persatu berhasil saya lalui dengan baik. Mulai dari tes ketrampilan (Tari , musik, Puisi), hingga kepada tes kemampuan Berbahasa Inggris (Mengarang, dan wawancara). Saya merasa kecewa karena Pada saat mementaskan Lagu Klasik yang saya bawakan dengan menggunakan Gitar dihentikan oleh JURI.

Permainan gitar klasik yang saya mainkan saat tes adalah "Romance De Amor" nah gimana nih kawan kawan, ada yang pernah dengar lagu klasik "Romance De Amor"?  Saya yakin banyak yang pada tau ya. Insya Allah.  Nah saat mementaskan lagu klasik itulah insiden ini terjadi.  Saya distop oleh salah satu dewan juri yang menjadi penguji saya dengan alasan yang tidak jelas.  What happens?

Saya tidak tahu mengapa Juri menghentikan petikan gitar saya waktu itu.  Dan lagi kesalahan dari diri saya yang fatal adalah salah membawa kaset. Kaset yang saya bawa adalah kaset yang berisi musik pengiring TARI Daerah Yang saya bawakan  "Gondang Aru" di hadapan juri. Walhasil saya perform Tari dengan tanpa diiringi Musik. Sedangkan peserta lain semuanya sukses dengan musik pengiring dari Kaset yang dibawa masing masing. Saya sudah DOWN mental waktu itu. Saya menggunakan LOGIKA sedikit, Jika ujian ketrampilan MENARI saya jatuh , toh saya masih ada peluang untuk merebut POIN dari cabang tes lainnya.


KAPAL ASEAN : Inilah kapal Nippon Maru yang dipakai para peserta SSYEAP.  Pupus sudah impian saya berlayar dengan kapal ini.  Cucian deh lu Sep hihihhi.  Gambar dari Internet

Kesempatan Itu Masih Ada
Singkat kata setelah pengumuman hasil tes Pertukaran diumumkan via Amplop. Saya termangu saja ketika saya melihat nama saya berada di posisi RUNNER UP. Hampir  1 langkah lagi saya akan berangkat ke Luar Negeri. Ke Program KAPAL ASEAN Jepang. Saya terdiam dan membisu.

Untuk ikut lagi tahun berikutnya saya sudah pasrah karena selain umur bertambah, posisi saya sudah tidak menguntungkan lagi.  Tiga hari tiga malam saya termangu dalam diam seolah olah tidak percaya. Betapa bangganya jika saya bisa mewakili Indonesia di ajang kepemudaan Luar Negeri saat itu. Ah bangga rasanya jika memakai baret berlogo Garuda Indonesia ih selangit rasanya.

Kesempatan keliling ASEAN lewat program Kapal Asean (SSYEAP- Ship for South East Asia Youth Program) sudah didepan mata, terbang begitu saja.  Kalaw nda salah usia program SSYEAP sudah 39 tahun sekarang ya. Bener nda sih?  Lama ya   Berburu jalan jalan ke luar negeri kini sudah semakin terbuka dan semakin bervariasi baik model, kesempatan, proses seleksi hingga pilihan negaranya baik untik pertukaran budaya, pertukaran pelajar, maupun menempuh pendidikan lanjutan sarjana atau pasca Sarjana.

Ada banyak beasiswa Australia, Amerika (ADS, Endeavour,dll) , Inggris (Chevening Award, dll) , Amerika Serikat (Fullbright, SUSI, dll), Belanda (STUDNED, dll) dan negara lain yang ditawarkan untuk menempuh pendidikan di Luar Negeri.

Kesempatan untuk bisa mewakili Indonesia di ajang luar negeri tetap masih ada.  Siapa bilang kesempatan seperti itu sirna? Andai saya tidak bisa mewakili negara ini minimal bisa untuk mewakli diri sendiri untuk peningkatan kualitas diri dan building capacity semakin berkembang seperti kata mas Zachflazz

Walaupun pada akhirnya saya akhirnya  bisa mewakili Indonesia di ajang Youth Engagement Summit (Tahun 2009) yang lalu,  , International Youth Conference di Anyer-Bandung , dan Workshop MDGs Di JW Marriot,  namun beda gengsi dan tidak se-elegannya jika menjadi peserta (Participant Youth)di ajang Pertukaran Pemuda LN yang dikoordinasi oleh Kantor Menpora ini.

Ah IImpian itu akan selalu menjadi motivasi saya untuk semangads menatap tantangan masa depan yang semakin berat ini. Tidak ada yang tidak mungkin. Kesempatan itu masih ada. Selain itu sudah ada internet yang memudahkan saya "travel" ke mana saja walau secara virtual atau online. Yang penting saya selalu berSemangadsss.  Go go go Asep. Yesss.  *plak     (Asep Haryono)
Tulisan ini diikutsertakan pada Lovely Little Garden's First Give Away 


Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia