Catatan Asep Haryono

Anda punya kendaraan roda dua atau roda yang tidak dua jika bepergian ke suatu tempat? Atau mungkin kawan kawan harus menggunakan transportasi umum ke tempat yang kawan kawan tuju itu?.  Kata orang naik angkot umum atau kendaraan umum punya "seni" tersendiri selain bisa berbaur dengan masyarakat, asyiknya berdesakan di bus kota, juga bisa merasakan sensasi menjadi "civilian" yang sejati.

Apalagi bagi mereka yang doyan dolana (jalan jalan-red) konon kata mereka tidak afdol rasanya jika tidak naek kendaraan umum jika bepergian. Bahkan konon banyak juga pejabat kita yang "ndeso" yang lebih senang pake kendaraan umum jika ke kantor.   Sepeda. Siapa yang tidak kenal sepeda. Sekarang banyak komunitas bersepeda ke kantor atau istilah kerennya Bike To Work, nah saya sendiir sudah mencobanya hingga beberapa tahun. Asyik memang, murah meriah dan sudah pasti ramah lingkungan.

Saya termasuk "veteran" memakai kendaraan umum sejak beberapa tahun yang lalu sudah "pensiun" pake angkot. Bukannya kenapa napa, sebelumnya sekitar era tahun 2001 saya ke kantor memakai Sepeda ontel walau tidak mirip sepeda Ontelnya Mr Omar Bakrie. Lalu saya menyisihkan Gaji setiap bulan akhirnya terkumpul dan bisa membeli kendaraan roda dua, Alhamdulillah. Bisakah kita disiplin berlalu lintas di jalan raya? Ini sebuah pertanyaan yang saya sendiri mau tau jawabannya.

Disiplin Diri Bukan Patuh Karena Takut
Saya sendiri juga kadang tidak disiplin dalam berlalu lintas sebagai contoh bayar pajak kendaraan bermotor yang rutin setiap tahun itu sebagai contoh adalah bulan Januari 2012 yang lalu saya sampai telat bayar Pajak Kendaraan Bermotor hingga 2 bulan lamanya. Wah lama amir.  Akhirnya kena denda deh. Untuk Motor Honda Supra Fit  KB 3815 HY saya taun 2004 kalaw nda salah bisa sampai 200 ribuan plus dendanya. Kalau saya disiplin mbayar pajak motor kan enak nda kena denda.  Karena telat, ya resiko.
Berikut yang saya sering liat adalah penggunaan kaca spion yang kuecil banged. Padahul eh padahal kalaw kaca spionnya yang baik kan enak bisa lihat ke belakang.  Banyak pengendara kendaraan roda dua yang kena semprit pak Pulisi saat digelar Razia kendaraan.  Selain itu juga banyak yang kena tilang karena tidak membawa SIM yang lebih parah malah tidak punya (SIM) sekali sama eh sama sekali.  Begitupula dengan penghentian di jalan atau pas kena lampu merah. 


NDA SABAR : Masih belum lampu Hijau, sudah nyelonong melewati marka di simpang Jalan Sutan Syahrir Kota Baru Pontianak . Ntar kena pasal kena denda loh. Saya sempat dibelakang mereka dan mengambil gambarnya.  Foto hak cipta Asep Haryono
NYELONONG LAGI : Keliatan kah pengendara yang saya beri anak panah warna merah itu.  Berdiri di tenga tengah mau menerobos lampu merah disaksikan banyak orang.  Tidak jelas gambarnya ya iyalah cuma pake kamera poket. Foto cipta Asep Haryono


JELAS : Ada plang himbauan dilarang menerbos.  Masih juga tidak dipatuhi
Foto hak cipta Asep Haryono

Saya jadi heran apa mereka tidak melihat plang tidak menerobos marka atau memang tidak bisa membaca sama sekali. Kalau dipikir aneh juga kalaw udah segede itu masih nda bisa membaca plang larangan atau himbauan tidak menerbos marka lalu lintas.   Mungkin yang masuk akal adalah cuek atau rasa tidak perduli warga dalam berlalu lintas, tidak disiplin, dan mau menang sendiri.   

Mengejar waktu?  ah semua orang juga dikejar waktu.  Urusan penting? Semua orang juga punya urusan penting. Kadang hal seperti ini memang remeh remeh saja, namun justru yang remeh ini menjadi cerminan pribadi diri sendiri. Kalau urusan yang kecil dan remeh ini saja tidak bisa,  bagaimana bisa mengurus hal lain yang lebih besar. Belum lagi kesadaran membuang sampah pada tempatnya dan masih banyak lagi.  Makanya bangsa Indonesia ini susah majunya karena banyak warganya tidak disiplin bahkan untuk hal yang remeh sekalipun.  Oala Indonesia Ku   (Asep Haryono)
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia