Oleh Asep Haryono

Bagi yang sudah merasakan betapa tidak enaknya mati lampu (padam lampu, listrik tidak meyala apa aja sebutannya boleh saja saja asal jangan mati PLN karena bisa disalahartikan) dan ini juga sering saya alami di komplek perumahan Duta Bandara, Jalan Arteri atau Soekarno Hatta Supadio.

Jika teman teman dari simpang Mapolda Pontianak bisa langsung lurus (bujur) ke arah Bandara Udara Soepadio, dan sudah bisa dipastikan akan melewati Komplek Duta Bandara. Letaknya agak lewat sedikit sebelum atau sesudah Pesantren Khulafaur Rashidin (Maaf kalau salah tulis), dan tinggal masuk saja ke dalam komplek yang sudah tidak ada lagi Gapuranya. Jalan lurus saja sampai ketemu Masjid Babussalam, lalu belok ke kiri lurus lagi sampei mentok. Lalu kemudian belok ke kanan, kira kira 3 rumah itulah kediaman kami sekeluarga. Weleh kok malah cerita alamat sih.

Kebiasaan Sederhana : Memasak Air
Kami sekeluarga memang menempati rumah kontrakan (Sampai sekarang-red) yah namanya juga kontraktor (alias ngontrak-red) dan kebetulan saja pemilik rumah yang kami tempati itu, Bapak Ade M Muhammad Iswadi SE, adalah rekan saya saat masih sama sama bertugas di Sintang (Kalimantan Barat) periode antara tahun 2001-2002 yang lalu itu adalah pemiliknya.  Rumah tersebut memang milik beliau sekeluarga, dan mungkin karena pernah satu kantor jadi harga sewa pertahunnya diserahkan sepenuhnya kepada kami, namun tetap berada dalam kisaran mereka dan kemampuan kami.

INI RUMAH: Ya betul ini pasti gambar rumah.  Terletak di Kompkek Duta Bandara, Jalan Ahmad Yani II Supadio, dan rumah ini sudah kami tempati sejak tahun 2005 yang lalu kalaw nda salah.  Foto Hak Cipta Asep Haryono

Tidak etis rasanya kalaw saya menyebut angka harga sewa per tahun rumah yang kami tempati itu untuk menghormati keluarga Ade M Muhammad Iswadi SE, namun yang jelas fasilitasnya untuk ukuran kami sekeluarga sudah sangat memadai.  Lingkungan yang relatif tenang (Karena berada di dalam komplek) dan jarang dilalui kendaraan besar dan bersuara berisik seperti Truk Gandengan, Truk Solar, serba kendaraan berbada gede lainnya.

Fasilitas PDAM atau air ledengnya cukup baik, dan relatif mengalir setiap hari, dan itu pun harus disedot dengan menggunakan mesin air (Hampir semua warga komplek punya mesin air untuk menyedot). Mengapa harus disedot pake mesin air?  Sampai saat ini saya sendiri belum tau kenapa, ya tapi karena airnya tidak cukup kuat untuk mengalir sendiri di waktu siang sampei sore.  Sedangkan di waktu Malam hingga dini hari air sering mengalir sendiri.  Yang uniknya PDAM di Komplek kami ini sering tidak tetap jadual ngalirnya.

Kadang saat kemarau tiba, justru air leding PDAM mengalir tiada hentinya, sampai saya sendiri bingung mau ngisi apa lagi (Bak mandi di dalam penuh, 2 buah gentong air ukuran gede juga penuh, semu ember ember air juga penuh).  Tapi giliran musim penghujan tiba atau musim hujan tiba justru air ledin PDAM kurang lancar bahkan tidak mengalir sama sekali.  Kalaw air sudah leding sudah tidak mengalir, mau tidak mau kami sekeluarga dan warga komplek memanfaatkan air sumur atau air tanah yang harus dijernihkan dahulu dengan Tawas dan diendapkan dahulu untuk menghasilkan air yang bersih untuk mandi dan mencuci.

Untuk air minum adalah bagian yang sangat esensi bagi kami sekeluarga, dan walaupun kami mengonsumsi air gallon dengan merek tidak jelas (begitu banyaknya merek sampai saya tidak hafal) kami tetap memasak kembali air leding itu.  Bukannya tidak percaya air Galon tidak bersih, namun karena menyangkut kesehatan anak anak di bawah BALITA yang kami miliki, maka tidak ada pilihan lain air Gallon tersebut HARUS kami masak kembali baik untuk keperluan minum maupun untuk mencuci dot susu anak anak.

Kecil Tapi BergunaBeberapa kebiasaan sederhana lainnya yang biasa saya terapkan di rumah adalah membiasakan diri untuk menyimpan barang barang "ajaib" remeh saja tapi manfaatnya besar sekali misalnya saja korek api (baik korek api kayu maupun korek api gas), garam dapur atau garam pasaran, kecap manis , Lampu Senter ,  Lilin,  dan potongan kayu atau besi.   Apa saja manfaat barang barang "ajaib" yang saya sebutkan tadi, hmm mungkin bagi orang adalah hal yang sepele, namun tidak bagi kami.


Gambar Internet
Lampu Senter misalnya, baik yang memakai baterai siap buang (Sekali pakai jika habis bisa langsung dibuang), namun saya senang dengan Lampu dengan sistim dicas ulang.  Manfaat tersebar eh salah terbesar jika memilih lampu senter yang bisa dicas ulang adalah kepraktisannya, dan tidak perlu beli baterai terus yang bisa membuat pemborosan disektor pembiayaan.


Kalaw sudah habis, tinggal cas aja dengan menggunakan sambungan (pitingan) colokan, dan dalam waktu beberapa jam (biasanya sih 10 jam-red) baterai sudah penuh dan bisa digunakan kembali.  Senter isi ulang ini biasanya ada 2 settingan, menyala normal, dan menyala yang lebih powerful (Soale susah nyebutinnya nda tau istilahnya).

Boleh juga senter ukuran mini atau kecil yang bisa di simpan di dalam saku atau kantung tas juga boleh malah lebih praktis.  Salah satu kegunaan lampu senter bagi kami sekeluarga adalah untuk menyenter jika lampu padam alias mati lampu.  Jika mati lampu telah tiba, senter akan digunakan untuk mencari "kawan kawan seperjuangannya" seperti Lilin, dan korek api.    Nah Lilin dan korek api (baik korek api gas dan korek api bukan gas) jelas bermanfaat dan akan digunakan untuk mencari barang atau mencari si lampu senter itu tadi. Jadi mereka bertiga bisa saling cari mencari. Hehehehehe.

Ini Garam ya. Gbr dari Internet
Bagaimana dengan Garam Dapur dan Kecap?  Nah ini dia rahasianya.  Karena di belakang rumah kami masih ada sawah dan banyak rawa di sekelilingnya juga dikuatirkan ada "sesuatu" yang melata yang menjalar memasuki rumah kami, dan ini memang pernah satu kali terjadi.

Saat itu saat kami sedang tidak ada di rumah, seekor ular tedung (Sanca kata orang) bergerak mau masuk dari pintu di depan rumah dan dilihat sama tetangga, dan dengan sigap binatang melata berukuran sedang itu berhasil dibunuh.  Entah apa alasannya kenapa harus dibunuh yang jelas tetangga saya itu yang bisa menjawabnya.

Jadi garam ini akan dgunakan untuk "membentengi" sisi bawah pintu atau dari sudut sudut yang "rawan" untuk dimasuki sang binatang melata itu, karena mereka kan "bernafas"nya melalui kulit, jadi jika kulit mereka terkena atau menyentuh kulit maka mereka akan tidak berkutik dan tidak mau masuk.  Jadi garam ini sangat banyak manfaatnya selain untuk menambah cita rasa masakan  juga untuk memberikan "cita rasa tidak nyaman" bagi satwa melata untuk masuk ke rumah orang tanpa izin. Kalau pun ular itu bisa "minta izin" mau masuk sudah tentu tidak akan kami izinkan ( yang jelas untuk yang ini hanya becanda).

Hehe lalu apa manfaatnya Potongan Besi atau kayu?  Nah ini alasannya subyektif saja untuk alasan keamanan saja, ya manfaat benda itu tentu saja akan difungsikan sebagai senjata jika harus berhadapan secara fisik dengan ular tadi, pencuri atau maling.  Memang agak esktrim tapi  setidaknya waspada tentunya bukan. Tentu tidak ada orang yang berharap mau berhadapan dengan ular, maling atau pencuri yang datang ke rumah,  Jadi di rumah pun kami harus siap dengan segala kemungkinan bahkan untuk resiko yang paling terburuk sekalipun. Pengalaman kecurian sampai 2 kali tentu tidak akan menyenangkan kalaw sampai terjadi untuk yang ke 3 kalinya.

Bukankah ada satpam atau petugas yang disiagakan dari RT RW untuk menjaga warganya, ya tentu saja ada petugas jaga malam (atau boleh disebut satpam), namun kewajiban utama tetaplah pada masing masing untuk bisa menjaga diri dan lingkungannya.  Bagaimana dengan kecap? Kecap apa saja asal kecap, tidak harus kecap bermerek terkenal kecap curah pun oke oke saja.

Anak anak pada umumnya sangat suka makan dengan tambahan kecap pada makanannya seperti anak kami yang senang menambahkan kecap manis pada telur dadar untuk sajian makan siang atau pun makan pagi. Saya pun kalaw icip icip bakso sapi biasanya selalu pakei kecap dan juga saos sambal, disamping juga tambah sambel supaya pedas.  Saya suka sekali pedas atau sambal pada makanan organik seperti nasi , dan sebagainya.


Rasanya hambar (bukan karena tanpa garam loh) kalaw saya makan tanpa disertai dengan sambal *atau dieja sambel lebih mudah menyebutnya* dan rasanya kurang lengkap.  Bahkan saking besarnya kecintaan pada makanan yang berpedas pedas ria, sampai saya harus pake cabe mentah (cabe bulat) yang aseli petik pohon lalu dipotong kecil kecil dicampur ke dalam kuah mie atau makanan berat.  Hehe seru rasanya jika makan dengan pedas pedas seperti itu sss hah,,,sss hah. Hehehe

Sedangkan kecap selain untuk menambah cita rasa masakah, kecap sangat berguna untuk membuat obat tradisional obat batuk dengan tambahan jeruk nipis warisan dari orang tua tentu akan sangat bermaanfaat selain obat obatan dari dokter dan apotik. 

Nah masih banyak lagi hal hal natural dan berguna di sekeliling rumah kita yang bisa kita manfaatkan baik sebagai Apotek Keluarga maupun untuk manfaat lainnya.  Nah itulah yang saya maksudkan dalam tulisan saya kali ini remeh saja tapi sangat bermanfaat. Thanks for reading this time. (Asep Haryono)
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia