Gun dan Gilang.
Photo Asep Haryono
Harapan Dan Tantangan Pendidikan Sistim Ganda (SISGA)
Oleh Asep Haryono

Pekerjaan rutin yang penuh dengan kesibukan senantiasa memerlukan konsentrasi dan juga daya tahan baik terhadap tekanan mental yang ditimbulkan karena beban pekerjaan juga karena deadline yang terus menerus "meneror" saya dan juga team yang ada di kantor kami yang terletak di Graha Pena jalan Gajah Mada Nomor 2-4 Pontianak ini.

Apalagi khusus bagi kami di team Redaksi yang siap "gempur" menghadapi komplain dari nara sumber, atau para pembaca yang datang hampir setiap hari baik dengan datang langsung ke lantai 5 ruang redaksi, via surel (Surat Elektronik), Pesan Singkat (SMS( atau juga melalui telepon hot line yang memang sudah kami siapkan.

Namun ada satu pemandangan yang agak beda di lantai 5 bukan karena ruangannya yang sudah dilengkapi dengan TV layar datar ukuran besar, tetapi karena kehadiran "anak magang" atau lebih lengkapnya disebut Siswa PKL (Praktek Kerja Lapangan) atau lebih kondang lagi disebut dengan SISGA atau pelaksanaan dari kegiatan Sistim Ganda.

Apa Itu Pendidikan Sistim Ganda.
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) atau yang lebih dikenal dengan PKL atau disebut dengan "anak magang" adalah suatu sistem yang diterapkan oleh sekolah menengah atau sederajat dengan jurusan tertentu yang kemdian diterapkan secara khusus dan waktu yang khusus di "lapangan" yakni dalam pasar kerja.  Program langsung terjun ke masyarakat ini pada umumnya ditempatkan pada perusahaan perusahaan swasta atau mungkin juga perusahaan negeri sebagai pelaksanaan dari sistim ganda guna memperoleh suatu pengalaman dunia kerja di perusahaan.

Pada umumnya siswa PKL ditempatkan di perusahaan sesuai yang menjadi pilihan atau minat para siswanya sendiri, dan atau ditentukan oleh kebijakan langsung dari sekolah mereka bersangkutan dengan cara mengirimkan permohonan penempatan siswa mereka di perusahaan yang akan mereka tempati untuk jangka waktu tertentu bisa 3 (tiga) bulang atau juga lebih dari 3 (tiga) bulan.  Jika mereka sudah positif di tempatkan di sebuah perusahaan maka otomatis "jam kerja" mereka akan disesuaikan dengan dunia kerja sungguhan.  Mereka diharapkan menyelami dan memahami etos, dan budaya kerja kita di perusahaan.

Kehadiran para siswa PKL atau "anak magang" ini multak diperlukan karena bagi pihak sekolah yang mengirimkannya akan dapat mengetahui sampai sejauh mana ilmu yang telah diperoleh dan didapatkannya itu bisa diterapkan secara langsung di dalam dunia kerja yang sungguhan yang terkenal akan dunia yang keras, dan tanpa belas kasihan.  Namun demikian etos dan budaya perusahaan yang dipelajari oleh para siswa sebaiknya diambil dari sisi positifnya saja, dan meniadakan atau menghindari dari aspek atau sisi negatifnya. Hal ini akan berdampak positif bagi siswa yang bersangkutan selepas mereka menyelesaikan program magang ini.

Gunawan Splinter sedang "in action".  Photo hak Cipta Asep Haryono

Pintar Dan Kreatif Lebih Disukai
Hal ini saya alami sendiri secara langsung pada tahun lalu dimana kantor kami mendapat kesempatan memperoleh excellent student dari salah satu sekolah kejuruan yang ada di kota Pontianak, dan mereka bernama  Gunawan Splinter dan Gilang Mahardiko.  Kedua siswa ini membantu team online atau departemen website yang berada dalam manajemen dan supervisi saya sendiri (duile bahasanya gaya lu Sep).  Mereka sebenarnya ditugasi untuk membantu kerja redaksi seperti menyortir surat pembaca, mengecek surat, mengetikkannya namun juga bisa diposkan di bidang lain.

Jadi jika mereka sudah selesai atau sedang menunggu unit kerja lainnya akan segera mengisinya, dan begitu juga dengan divisi online atau departemen website atau portal di bawah naungan Website Content Specialist yang memerlukan tenaga tambahan juga dengan kehadiran mereka ini bisa terpenuhi.  Data data dalam bentuk gambar (image) harus lebih dahulu diolah lagi dengan menggunakan Adobe Photoshop dan kemampuan kedua siswa itu dalam pengolahan gambar bisa dikatakan top markotop.  Mereka sangat paham dan sangat memahami instruksi yang saya berikan dalam pengolahan gambar dan hasil kerja mereka dalam membantu departemen portal sangat menggembirakan.  Saya senang dibantu mereka.

Ini laptop Gunawan
Gunawan terutama, selain dia menyenangi pemrogaman (lihat saja konten blognya yang penuh dengan postingan bertema IT yang membuat saya pusing dibuatnya hehehe) , ia juga seorang blogger sama seperti saya. Ada satu rahasia (kalau boleh disebut demikian), saat saya bertanding dalam lomba Desain Blog yang diselenggarakan oleh Kantor Kominfo Kabupate Kubu Raya bekerja sama dengan kampus BSI Pontianak di Hotel Gardenia tanggal 9 Juni 2012 lalu saya pakai laptop dia.  

Nah ini dia laptop Gunawan yang saya pakai dalam lomba Desain Blog kemarin itu saya pastekan gambarnya di sini, dah untuk itupula saya menyampaikan banyak terima kasih kepadanya saat serah terima (bilang aja saat mengembalikan laptop pinjaman gitu Sep) di Rumah Makan Simpang Ampek di Jalan Gajah Mad 4 (empat) hari setelah saya dinyatakan menang Juara I dalam lomba itu, kami merayakan selebrasi sederhana di rumah makan Padang kesukaan kami itu.  Gunawan juga termasuk fans berat menu di rumah makan tersebut sama seperti saya. Hehehehe

Begitupa dengan rekannya, Gilang Mahardiko, yang juga kebetulan saja merupakan putra dari Fotografer Senior kami, mas Timbul Mujadi yang baru baru ini merayakan Hari Ulang Tahunnya yang ke 55 tahun yang juga kami rayakan dengan sederhana di lantai 5.   Gilang, sebut saja begitu, adalah blogger yang juga aktif menulis artikel bertema IT ini juga sangat menyukai menu makanan di RM SImpang Ampek. Jadi kami memang "Trio Simpang Ampek Seeker"  juga.   Gilang yang pendiam ini memang hanya bicara singkat dan sangat irit bicara but that is okay for me, dan orangnya juga cuek tapi pintar.   I like him


Bagaimana tidak suka, karena saya banyak belajar cara menginstal Content Management System (JOOMLA) dengan menggunakan 000webhost yang pada mulanya saya tidak tahu sama sekali maklum saya sendiri juga bukan atau tidak punya basic sama sekali dalam pemograman, jadi saya sangat beruntung sekali mendapatkan informasi IT dari mereka berdua.  Selain itu kedua siswa ini sangat senang dengan GAME dan juga instal program progam yang saya sendiri juga bingung apa nama dan maksud manfaatnya. Hehehe. Hanya mereka saja yang tahu barangkali.
Gunawan Splinter dan Gilang Mahardiko. Foto Hak Cipta Asep Haryono


Tantangan Dan Harapan
Tantangan ke depannya sudah pasti membentang di hadapan kami semua, baik dari perusahaan sebagai penerima anak magang (siswa Sistim Ganda-PKL-red) juga bagi sekolah mereka sendiri. Tantangan ke depannya bisa berupa tindak lanjut dan upaya yang berkesinambungan agar hasil output para siswa sekolah kejuruan tersebut bisa menjembatani kekurangan tenaga kerja trampil dan siap pakai yang menjadi momok bagi setiap perusahaan sekarang ini.    Berderet deret gelar para pelamar kerja sering tidak sebanding dengan tingkat kecakapan, ketrampilan (Skills) dan juga attitude yang baik karena hal yang terakhir itu juga menjadi catatan tersendiri bagi kami.

Sikap dan prilaku yang baik yang saya garis bawahi ini bisa menjadi cerminan bagi siswa PKL lain yang akan diterjunkan ke perusahaan perusahaan yakni soal sikap dan prilaku (attitude) yang lazim dan layak di perusahaan misalnya dalam hal berbusana dan juga menjaga sikap dan prilaku yang baik.  Busana yang dikenakan di tempat magang di perusahaan tidak boleh disamakan seperti halnya anda sedang hadir di sebuah pesta ulang tahun. 

Tidak etis kiranya memakan perhiasan berlebihan, berdandan terlalu menor dengan mewangian semerbak di tempat perusahan di mana mereka magang karena hal seperti ini akan berdampak pada citra dan image pribadi yang bisa menyeret nama sekolah yang mereka sendiri.  Sebenarnya tidak ada hubungan langsung antar citra sekolah yang mereka bawa dengan prilaku mereka pribadi (para siswa PKL) di perusahaan, jika pun mereka berbusana menor di tempat kerja adalah cerminan diri pribadi mereka sendiri dan tidak ada kaitannya dengan sekolah dimana mereka diutus dan membawa beban namanya.  

Jika belum mendapat tugas dari pihak perusahaan atau unit kerja yang ditempatinya di tempat magang di perusahaan, jangan lantas mereka merasa "merdeka" dengan aksi membawa makanan dan makan di ruang kerja di tempat magang, bersenda gurau tertawa terkekeh kekeh, membuka akun facebook, chatting, dan lain sebagainya.

Kalau mereka datang hanya untuk buka FB, dan chatting mengapa pula harus di perusahaan tempat mereka magang? Bukankah mereka dikirim ke sekolah ke perusahaan untuk magang dan Praktek Kerja Lapangan?  Mereka diharapkan belajar budaya kerja kami, etos kerja kami, dan belajar apa saja yang bsia mereka pelajari dengan bertanya.  Kalaw datang untuk pesbukan dan cetingan ya mendingan mereka ke warung internet saja.   Ini masukan konstruktif dan tidak ada maksud untuk menghardik atau menghakimi, tapi inilah realita. Belum ada kerjaan dari kantor magang bukan berarti bebas bermain main.  Ini tantangannya.

Begitu juga bagi perusahaan yang menerima siswa PKL juga mengalami dilema, dan ini dihadapkan pada prioritas sebenarnya, apakah bersifat "pasrah" saja menerima begitu saja siswa PKL atau perusahaan selaku pihak yang diberikan kepercayaan untuk "menampung" siswa PKL, ataukah perusahaan bisa mengajukan tawar menawar (Bargaining) kepada pihak Sekolah yang merencanakan mengirim siswanya ke perusahaan. Bisa saja perusahaan menetapkan standar kompentisi minimal bagi sekolah yang akan mengirimkan siswa PKL di perusahaannya misalnya kemampuan dasar Microsoft Office, Kemampuan Mengolah EXCELL, Desain Grafis (Adobe dan kawan kawannya), atau hal lain.  Semuanya bisa dikompromikan bukan?

Jadi jika semua ini bisa dikompromikan dan didiskusikan bersama akan tercapai kemajuan dan manfaat yang diberikan kepada kedua belah pihak baik pihak sekolah yang mengirimkan dan mempercayakan siswa magang PKLnya kepada perusahaan maupun manfaat bagi pihak Perusahaan yang dipercaya sekolah untuk menampun dan menerima mereka "praktek kerja" di perusahaannya.  Semoga. (Asep Haryono)
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia