Photo Courtesy Liveleak

Miris dan Sedih. Itulah ungkapan dua kata hati yang menyelimuti saya saat melihat tayangan video ekslusif proses penangkapan Presiden Libya Kolonel Muammad Khadafi yang berhasil disergap ditempat persembunyiannya yang konon mirip selokan air itu. I have seen latest new video emerges of moment dictator was dragged from hiding place from liveleak official website. I really don't like to see how those rebels fighters are treating him like an animal. Those actions were really so barbaric to their prisoner.

Perasaan saya galau, kesal, sedih, dan miris bercampur menjadi satu saat saya melihat tayangan video Kolonel Khadafi yang berhasil ditangkap, dipukuli dan akhirnya ditembak secara kejam di bagian kepala dan bagian perutnya. Apakah yang sebenarnya ada di kepala para pejuang pemberontak dan pasukan Transisi saat menyeret Mantan Presiden Libya itu keluar dari persembunyiannya?. Salah dan jahat serta berbagai tuduhan kejahatan kemanusiaan yang disematkan dan dituduhkandunia kepada Khadafi tidak lantas menjadi pembenaran aksi anarkisme seperti ini. Penjahat kelas teri dan pencuri bebek sekalipun masih harus menjalani sidang dan pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum. Begitupula dengan dikator Khadafi yang kini dicari banyak negara terutama Amerika Serikat dan Sekutunya, serta para pasukan pemberontak Libya seharusnya memperlakukan Khadafi sebagai manusia, dan harus mempertanggungjawabkannya di mahkamah Internasional, bukan dibunuh begitu saja. Sungguh hal ini yang tidak dapat saya mengerti.

Standar Ganda
Saya memang kurang paham dan tidak banyak mengetahui sejarah Presiden Libya terguling Libya itu sejak memerintah Libya hingga berujung tragis pada kematiannya yang amat tragis itu. Sudah banyak orang yang tau bahwa si "setan besar' Amerika Serikat sudah banyak melakukan kegiatan politik standar ganda dengan membela Israel yang sudah jelas jelas menyengsarakan dan menindas rakyat Palestina. Beribu ribu bahkan berjuta rakyat Palestina sudah tewas ditangan pasukan Israel yang membabi buta membunuh, dan merampas hak rakyat Palestina untuk bisa merdeka di tanah kelahiran mereka sendiri.

Israel yang dengan pongahnya menyiksa dan merampas tanah Rakyat Palestina mendapat dukungan secara penuh baik kekuatan ekonomi bahkan persenjataan bagi Israel untuk menindas rakyat Palestina. Sesungguhnya dari segi militer, Palestina tidak pernah kekurangan "akal" dan taktik untuk melawan agressor Israel yang dibantu Amerika Serikat itu. Pemuda Palestina banyak yang siap menjadi martir dalam membela Palestina untuk bisa merdeka di tanahnya sendiri. Mereka hanya kekurangan bahan pangan, ekonomi dan persenjataan. Hal ini berbeda dengan perlawanan rakyat BOSNIA yang pernah dibantai oleh SERBIA, nasib Bosnia kini jauh lebih baik karena mendapat bantuan Internasional. Kita semua prihatin dengan nasib yang menimpa saudara kita, Palestina, hingga kini masih terseok seok mengharapkan simpati dan dukungan Internasional untuk bisa diterima menjadi anggota PBB.

Dan lagi lagi Amerika Serikat menunjukkan politik double standard (standar ganda-red) nya dihadapan semu bangsa di dunia. Dengan kekuatan Hak Vetonya yang digunakan dengan sembarangan dan tanpa menghormati itikad baik bangsa Palestina, dengan gagah dan sombongnya memveto keanggotaan Palestina di majelis keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa. Mengapa sampai terjadi seperti ini, dan Amerika Serikat sudah benar benar menjelma menjadi bangsa yang barbar dan melanggar hak asasi manusia.

Negara yang dijuluki dunia sebagai negara adi daya, uncle sam, dan polisi dunia itu dengan pongahnya mendikte negara negara arab dan timur tengah untuk "tunduk" dan "patuh" pada Amerika Serikat tentunya dengan ancaman pengisolasian internasional atau tidak mendapatkan uang dan bantuan dari Amerika Serikat. Sungguh ini suatu kejahatan besar di dunia yang harus kita rumuskan bersama sama, duduk bersama sama membahas semua ini. Jikalaw dulu Presiden Iran mengatakan dengan lantang bahwa Israel harus dilenyapkan dari peta dunia ini, mungkin presiden yang klimis itu harus meralat kalimatnya menjadi "Amerika dan Israel" harus bersama sama lenyap dari peta dunia ini. Tapi nantilah waktu juga yang akan menentukannya.

CObalah kita liat bagaimana dunia internasional memperlakukan para penjahat kemanusiaan dan para penjahat perang di mahkamah internasional. Bahkan mendiang diktator sekelas mantan presiden Marcos yang diasingkan dan dibuang itu juga sudah menjalani sidang internasional. Dan yang terbaru saat ini adalah pengadilan terhadap penjahat perang Serbia, Mladko Mladic juga sudah mendapatkan sangsi dan hukuman yang berat terhadap kejahatan perang yang dituduhkan kepadanya. Begitupula dengan penjahat kelas dunia lainnya, dan juga para teroris yang kini sudah banyak yang diburu dan diadili oleh Mahkamah Internasional. Semuanya harus melalui proses pengadilan yang adil dan seadil adilnya.

Pengadlan HAM di Denhaag belanda juga sudah mengeluarkan statemen bahwa penjahat dan teroris dunia segera diadili dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun tidak untuk yang bernama Osama Bin Laden, dan Khadafi ini yang harus meregang nyawa dalam suatu perburuan untuk menangkapnya. Mungkin yang agak "beruntung" adalah diktator Saddam Hussein yang sempat dirawat di Rumah Sakit, merasakan pengadilan internasional yang menyidangkan kasus dan tuduhan kejahatan yang dilakukan semasa hidupnya, walau akhirnya dijebloskan ke dalam penjara dan mendapat hukuman gantung hingga tewas.

Nah untuk Khadafi dan Osama Bin Laden ini harus tewas seketika bahkan belum sempat diseret ke meja hijau mahkamah Internasional untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun ini yang dinamakan pengadilan rakyat untuk para penguasa yang kejam karena hal ini bisa terjadi dimana saja. Berbagai pengalaman negara lain sudah membuktikan. Di Negara Philiphina sendiri misalnya pernah terjadi aksi massa yang kemudian disebut dengan "people power" dimana rakyat berdemo menentang penguasa yang tidak adil dan dibantu oleh militer. Begitu pula demo yang terjadi di tanah air, aksi massa mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR berhasil memaksa presiden Soeharto (alm) saat itu untuk turun dari jabatannya.

Masih banyak lagi para pemimpin dunia yang berhasil dijatuhkan oleh rakyatnya sendiri. Ini tidak berlaku bagi negara negara yang dianggap "musuh" barat dimana campur tangan asing dalam menggulingkan presiden Libya nampak jelas. Apakah motif bangsa Barat yang dengan pongahnya campur tangan dan mencampuri urusan dalam negeri negara lain? Sebagian kalangan standar ganda Barat karena mereka "ada maunya" dalam membantu negara yang sedang dilanda krisis kepemimpinan. Sebut saja Arab Saudi yang pernah diinvasi Irak, negara itu kaya minyak sama halnya dengan Libya, nah faktor ekonomi dan penguasaan ladang minyak inilah ditengarai banyak pihak sebagai alasan negara Barat membantu. Apakah Amerika "rela" mengorbankan pasukannya yang berusia muda dan minim pengalaman perang hingga beribu ribu tewas membela Arab Saudi dalam yang diinvasi Irag dengan Free alias gratis. Oh tentu saja tidak. Ribuan korban pasukan AS dalam mengusir Irak dari Arab Saudi tentu ada "biaya" dan "ongkos" nya yang tentu saja tidak murah. Nah "harga" inilah yang harus dibayar. Standar Ganda negara Amerika "Setan Besar' Amerika Serikat sampai saat ini masih terjadi, dan dunia seolah tanpa daya untuk mencegahnya.

Hargai Hak Asasi Manusia
Terlepas dari standar ganda yang dijalankan Amerika Serikat atau negara negara Barat terhadap negara negara lain, penghargaan atas Hak Asasi Manusia dan kemanusiaan harus tetap ditegakkan dibagian dan dibelahan manapun di dunia ini. Negara Amerika Serikat yang konon memproklamirkan dirinya sendiri sebagai negara penegak Kemanusiaan dan hak asasi manusia seharusnya tidak menerapkan standar ganda terhadap perburuannya terhadap Kolonel Khadafi. Kalaw disangkakan sebagai Penjahat kemanusiaan, penjahat perang, koruptor, atau apalah sebutannya yang disematkan kepada Kolonel Khadafi tetaplah harus memperlakukan dia sebagai manusia yang mempunyai hak untuk hidup dan memiliki hak mendapatkan pengadilan dan perlakuan yang wajar kemanusiaan.

Bahkan konvensi perang Jenewa pun sudah menggariskan bahwa tahanan yang sudah menyerah dan tidak bersenjata (unarmed-red) harus mendapatkan perlindungan. Kita semua tau bahwa pasukan pemberontak bisa saja menyeret Khadafi keluar dari persembunyiannya dan harus diadili untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, namun kenyataan dilapangan berbeda dan tidak seindah harapan kita semua. Kita mungkin cerdas dan tau hukum, namun tidak bagi yang dinamakan "pengadilan rakyat" di mana rasa haus akan kekuasaan akhirnya menafikan kemanusiaan hingga terjadilah pembunuhan Khadafi yang seharusnya diseret ke meja hukum Mahkamah Internasional, dan bukan dieksekusi begitu saja . Miris dan sedih memang tapi inilah dunia. Nasib Khadafi (alm) kini mungkin tidak berbeda dengan nasib Osama Bin Laden yang juga harus tewas ditangan pasukan khusus NAVY SEALs kebanggaan Amerika Serikat tanpa harus diseret ke Mahmakah Internasional. Penjahat ataupun pelaku kriminal apapun levelnya tetaplah manusia yang harus mendapatkan hukuman yang adil seadil adilnya dan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.

Khadafi memang jahat, penjahat perang dan penjahat kemanusiaan seperti yang dituduhkan dunia kepadanya, namun Khadafi juga manusia sama seperti kita yang memiliki hak untuk hidup dan mendapatkan keadilan.

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia