Assalamualaikum Wr Wb. Selamat hari Kamis. Melihat dari judul tulisan saya pada hari ini memang bertutur tentang pengalaman saya yang pernah bertugas atau ditugasi menjaga billing warung internet (cyber cafe-red). Memang kejadiannya sudah lama, namun demikian ada beberapa hal menarik yang ingin saya tuliskan di blog saya ini catatan perjalanan selama menjadi petugas warnet di 3 (tiga) tempat dalam kurun waktu sekitar tahun 2001 hingga 2002 tahun yang lalu.

Memang sih tulisan ini sudah saya publikasikan secara lengkap dalam website pribadi saya www.asepharyono.com namun demikian tidak apa saya tuliskan di sini karena ada beberapa catatan lainnya juga yang ingin saya sampaikan. Cerita kali ini akan saya mulai secara sederhana saja urutannya mulai dari tahun sekitar 1999 yang lalu. Saat itu status saya adalah "pengacara" alias pengangguran banyak acara. Saat itu Warung Internet (warnet-red) Kopma Untan sudah ada. Saat itu saya diwawancara dengan satu calon lainnya. Tetapi beruntung calon saya yang satu lagi keterima sebagai Guru kalaw nda salah. Dengan diantar sama Deddie Jaya Kuning gue pun melamar di sana.

Saat itu memang terbetik kabar kalaw saat itu (taun 1999-red) Koperasi Mahasiswa (Kopma) Untan lagi buka lowongan Petugas Jaga Warnet yang akan menjaga Warnet Kopma , dan informasi itu juga sampai ke telinga saya. Singkat kata saya juga mencoba melamar jadi Petugas Jaga Warung Internet satu satunya saat itu pada tahun 1999. Selidik punya selidik ternyata warnet tersebut merupakan kerjasama antara Pontianak post dengan pihak kampus Untan. Pihak Untan yang menyediakan lokasi, listrik dan Bangunan, dan Pihak Pontianak Post yang menyediakan perangkat Hardware dan software PC dan lain sebagainya. Singkat cerita (singkat terus hehehehe).

Mulailah saya bekerja di Warnet Kopma Untan itu dengan jadwal shift malam. Sedangkan shift siangnya oleh petugas cewe yang bernama Ade Irma Kristiana yang asal Bandung itu. Gajo eh salah gaji pertama dari Warnet Kopma cukup amat lumayan. Melebihi berkali kali lipat dari honor saya mengajar Bahasa Inggris door to door yang berkisar di angka 75 ribu rupiah itu. Baru kali inilah masa masa saya 'berkenalan' dengan uang ratusan ribu rupiah. Saya aja sempat "shock" melihat lembaran uang sebanyak itu di masa itu, dan merasa bengong bengong setengah nda percaya. Satu hal yang sangat mengesankan selama saya bekerja di Warnet Kopma adalah Sumargono.

Teman saya yang satu ini saya acungkan jempol karena memiliki kepribadian dan kejujuran yang luar biasa. Pernah suatu ketika Sumargono, yang bertugas menjaga wartel yang letaknya bersebelahan dengan warnet, menerima uang pembayaran telepon wartel pelanggannya, dan kembaliannya sebesar 100 rupiah tidak ada. Saat itu kebetulan uang recehan pecahan 100 rupiah tidak ada di kasir Sumargono. Pelanggan wartel pun tidak mempermasalahkannya, dan beranjak pulang, toh cuma 100 perak ini. Tapi tidak bagi seorang Sumargono.

Dia tungguin si pelanggan itu kembali ke Wartel, dan saat pelanggan kembali ke Wartel, uang kembalian 100 rupiah yang dulu belum dikembalikan, di sampaikan lagi kepadanya. Luar biasaa. Kalaw banyak pejabat negara kita yang jujurnya luar biasa seperti mas Gono ini Insya Allah saya yakin tidak akan ada korupsi di negeri ini. Dengan mas Gono inilah saya belajar banyak tentang Agama Islam, kejujuran , beliau kadang mengkritik kalaw saya lambat bangun pagi untuk mendirikan sholat Subuh di masjid Al Muhtadin Untan yang jaraknya deket bangad. Kini Mas Gono sudah menikah, dan kabarnya sudah memilki satu orang puteri. Suatu saat saya ingin jumpa lagi dengan mas Gono di Jogja Insya Allah

Kutu Loncat Warnet ke Warnet
Pengalaman hidup saat itu (era taun 1999-red) benar benar memberikan pelajaran dan pembelajaran berharga bagi saya. Mendidik saya bagaimana sebaiknya memperlakukan sang waktu dan juga uang. Betapa susahnya memperoleh seribu rupiah dari hasil keringat sendiri. Sampai saya harus menjadi tukang antar surat di Masjid Al Muhtadin Untan dengan modal sepeda keliling sana sini antar surat. Honor antar surat Masjid sebesar 75 ribu rupiah benar benar suatu pencapaian yang luar biasa saat saya tidak punya pekerjaan tetap saat itu, dan benar benar harus mandiri sana sini. Jabatannya sih keren "Sekretaris Eksekutif" kata salah seorang pengurus masjid Al Muhtadin itu, dan kenyataannya pekerjaannya hanyalah "pengantar surat" alias the post man hehehehee. Udah gitu masih ada cobaan lagi. Sepeda yang biasa saya gunakan untuk antar mengantar surat yakni sepeda jenis BMX warna hijau metalik pemberian Nasri Ajo si Kumbang lenyap diambil maling. Innalillahi...

Warnet Dragon Singkawang
Akhirnya pengalaman seperti inilah yang kemudian mengantarkan saya menjaga warnet yang masih dimiliki oleh Pontianak Post yang terletak di kota Singkawang. Ya benar saya pernah bekerja di Warnet Dragon Singkawang. Ini masih dalam kelanjutan cerita dari Warnet Kopma Untan yang saya bahas di awal tulisan di atas. Ok saya cerita ya. Dikit aja kok. Setelah lepas dari Warnet Koperasi Mahasiswa (kopma) Untan , singkat cerita saya langsung ditugaskan ke Warnet Dragon yang satu gedung dengan Biro Pontianak Post Singkawang. Jl.Pai Bakir Nomor 25 Singkawang (Sekarang biro Singkawang sudah pindah-red). Saat itu kepala Bironya kalaw nda salah Bang Herly "kopinen" Kusmayadi. Orangnya baik dan berkulit putih, penuh humor dan sangat pengertian. Warnet Dragon Singkawang (saat itu) satu satunya warnet yang ada di kota Singkawang. Tahunnya kalaw nda salah taon 2000 an deh. Wuih ramai sekali pengunjungnya di saat pembukaannya. Nah saat itulah honor yang saya terima jauh lebih besar saat saya menjaga warnet Koperasi Mahasiswa (kopma) UNTAN. Subhannalah.


Inilah Welly Armeria

Saat di warnet Singkawang DRAGON inilah , shift saya bertugas dipasangkan dengan Welly Armenia yang juga ditugasi pada shift malam sama seperti saya. Sedangkan kalaw siang hari petugas warnetnya Cewek kelahiran Singkawang blasteran cina, namanya Sri Wahyuni. Orangnya baik dan menguasai bahasa Cina Singkawang. Sedangkan Welly juga demikian, punya wajah Cina. Welly orangnya baik dan tipe pria yang ramah, makanya saat dia menikah dengan pujaan hatinya saya bela belain hadir sebagai bentuk apresiasi sama Welly. Bayangkan aja Welly harus mengantar Undangan ke Pontianak, jadi saya harus datang di acara bahagia Welly. :)). Baik Welly dan Sri , Mereka berdua mempunyai Ibu yang asli keturunan Cina.

Makanya enak kalaw ada pengunjung warnet yang rata rata anak keturunan Cina, saya sering minta diterjemahkan kalaw mereka pada ribut alias ngegosipppsss. Selama menjaga warnet di sana, saya praktis perlu lagi sewa kos lain, karena toh "markas" saya tinggal juga di biro yang bersangkutan yang letaknya di lantai III bergabung dengan anak anak koran kalaw pagi. banyak pengalaman unik di sana selama saya tinggal di biro, sepeti misalnya saya sering mendengar kalaw ruangan tempat kita mangkal itu ada "penghuni" nya. Dan bahkan saya pernah bermimpi memang ada penunggu perempuan di sana.

Percaya atau tidak bagi anda, saya kembalikan lagi kepada anda para pembaca semua. Wallah HuAlam. Kepala Biro Singkawang pun sudah saya alami transisinya. Berbagai kepala biro berganti ganti sudah saya saksikan sendiri. Ya benar saya mengalami berkali kali pergantian kepala Biro Singkawang mulai dari Bang Herly Kusmayadi, Mursalin Anjang, dan Hasyim Ashari. Kabar terakhri dari rekan saya Wellu Armenia itu adalah Welly kehilangan adik tercintanya (saya kurang tahu namanya, tapi masih ingat paras wajahnya-red) karena musibah kecelakaan lalu lintas. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran dari Allah SWT. Amin Ya Robbal Alamin

Warnet Melawi, Sintang
Inilah bagian terakhir dari Trilogi kerja di warnet sepanjang hidup saya yang Insya Allah tidak akan saya lewatkan begitu aja. Sebenere banyak kisah kisah lain yang tidak kalah menariknya untuk dibahas misalnya gosip perselingkuhan, hingga hal hal lainnya. Namun mengingat keterbatasan ruangan, dan juga tidak etis rasanya membicarakan aib orang. Biarlah itu juga menjadi bagian kenangan masa lalu yang menjadi pelajaran berharga bagi diri saya sendiri. Kita ambil sisi positifnya. Setelah lepas dari Warnet Koperasi Mahasiswa (kopma) Untan dan Warnet Dragon Singkawang , saya langsung ditugaskan oleh Bapak Ganis "Wak Gan" Suryansyah untuk mengisi formasi Jaga Warnet Melawi di Sintang. Sama seperti warnet Singkawang, maka Warnet Melawi Sintang (saat itu) satu satunya warnet yang ada di kota Sintang. Bayangkan saja 1 jam akses Internet Rp.10.000,- (Sepuluh ribu rupiah) tetapi tetap saja ramai. Bahkan pengunjungnya lebih banyak dari kalangan anak sekolah daripada kelompok Umum

Sama seperti di dua warnet sebelumnya, nah dengan Warnet Melawi Sintang ini saya dipasangkan dengan petugas cewe. Namanya Mardiah, atau dipanggil dengan sebutan Diah pada shift malam. Saya bertugas di shift Malam, Sedangkan kalaw siang hari dipegang Diah. Orangnya baik dan sederhana. Dalam kesehariannya saya di sana, saya ikut katering sama Diah, dan tentunya bayar donk. Hari gene gratis kelaut aja. Diah dan adiknya yang memang fanatik lagu india itu selalu bekerja sama secara tim dengan kami. Selain itu di Biro Sintang masih ada lagi Pak Yaswin (Kepala Biro), Anang Suriansyah (Pemasaran). Jadi kita selalu ramai ramai setiap harinya. Seru banged, dan heboh. Saat itulah saya "berkenalan" dengan apa yang namanya telepon genggama alias HP. HP saya saat itu merek Sony Erricson berukuran gede, tapi bangganya minta ampun dah. Hahahhaa,. Maklum baru kenal yang namanya Hape. Senangnya bukan main, seperti ke awan awan rasanya.

Adewadi beserta istri


Dalam perkembang selanjutnya saya kemudian satu gedung dengan Ade Muhammad Iswadi ataw dipanggil dengan Ami. Cowok yang masih keturunan langsung raja Sintang itu menemani saya menjaga warnet. Hanya saja AMI ini bukan jaga warnet seperti saya. Dia saat itu sebagai wartawan Pontianak Post biro Sintang yang kebetulan tempat tinggalnya menempati "markas" yang sama dengan saya yakni di Biro Sintang itu. Hehehehehe. Dia di kamar belakang, dan saya di kamar tengah. Sampai sekarang saya masih sering kontak dengan beliau.

Dan memang pada periode tahun 2006 ini akhirnya saya jumpa lagi dengan mas Ade di kantor Graha Pariwara Jln Arteri Supadio Pontianak. Dalam perkembangan berikutnya Pak Ade AMI Iswadi ini kembali ditugaskan ke Sintang, dan terakhir kabar saya dengar sekarang AMI sudah jadi BOS alias Ketua KPU Sintang. Mantaf gan. Entah memang kebetulan atau tidak, bahkan sampai sekarang pun saya menyewa rumah beliau yang ada di Duta Bandara Jln Arteri Supadio Pontianak. Saya menempati rumah beliau bersama istri mulai tahun 2007 sampai sekarang "Asep dan ami sudah kaya adek beradek saja" begitu kata ibundanya. mudah mudahan silaturahmi akan tetap berjalan dan langgeng.

Penutup
Memang suka duka selama saya berjaga di warung intenet juga menorehkan berbagai aktifitas lainnya yang bertemakan internet. Dalam masa masa sulit itulah saya mempelajari sendiri bagaimana membuat website sederhana dengan HTML dan kemudian beralir dengan menggunakan software pembuat website sederhana. Disusul kemudian dengan mengikuti berbagai kursus penunjang lainnya saat di "tarik" ke Pontianak seperti mengikuti kursus Macromedia Front Page dan juga Lotus 123.

Sayang sekali khusus untuk LOTUS 123 ini sudah banyak ditinggalkan orang. Kini orang sudah beralih dengan menggunakan software yang jauh lebih canggih yakni Excell dan juga pengolah data lainnya. Kembali ke jaga menjaga Warnet ini sebenarnya masih ada beberapa catatan dalam hal manajemen pengelolaan sebuah warung internet yang bisa kita petik manfaatnya. Dalam tulisan mendatang akan saya sampaikan 5 (lima) hal penting, dan merupakan pokok poko dasar pengelolaan warnet yang bisa dengan mudah diterapkan dan dipraktekkan.

Keep up the good work ya


Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia