Hi semua. Ketemu lagi dengan tulisan Asep di Blog ya. Saya pikir sesibuk apapun kegiatan saya sehari hari Insya Allah saya usahakan untuk posting blog secara rutin. Karena saya kasian sama para pembaca setia blog saya kalaw isinya yang itu itu terus sekian lamanya.

Nah untuk tema kali ini sengaja saya tampilkan tema Kompor. Ya siapa sih yang tidak tau yang namanya kompor. Tapi kompor apa dulu nih. Ya pada awalnya temanya adalah kompor minyak tanah. Berbicara soal kompor tentu tidak akan lepas dari bahan bakar yang digunakan. Ya benar, Minyak Tanah.

Bagi keluarga keluarga modern saat ini, hampir jarang dijumpai rumah yang memiliki kompor minyak tanah. Alasannya memang sangat sederhana. Yakni selain boros konsumsi minyak tanah, dan juga tingkat kepraktisannya lama. Dengan kata lain lama sekali matengnya tuh masakan. Kita semua tau bahwa harga Minyak Tanah belakangan ini cenderung naik, dan juga amat langka ditemui. Sebagai contoh untuk daerah sekitar saya tinggal aja, Supadio, sudah sangat sulit menemukan penjual Minyak Tanah. Masih mending kalaw harganya saja yang naik, namun Minyak Tanah ada di mana mana. Ini kan sudah jarang ada Minyak Tanah, dan sekali ada harganya selangit.

Pertama Kali
Bayangkan saja harga minyak tanah belakangan ini sudah mencapai harga Rp.10.000,- (Sepuluh Ribu Rupiah). Nah sangat mahal bukan. Selain itu juga amat boros. Bayangkan khusus untuk saya saja sekeluarga memakai kompor hampir untuk segala keperluan. Mulai dari memasak air untuk minum (Walaupun sudah pake Aqua Galon, saya selalu memasak kembali-red), memasak air buat dot dot anak anak, dan juga memasak air untuk keperluan mandi anak anak. Nah satu kompor sekali pakai bisa 3 kali eksekusi. Belum lagi kompor digunakan untuk hal utama yakni masak memasak. Nah gimana tuh, bukannya bisa cepat habis tuh Minyak tanah.

Sebagai perbandingan lain adalah jumlah pemakaian. Satu jerigen minyak tanah untuk diisi sebanyak 2 (dua) liter minyak tanah saja cuma sampai 3 sampai 4 hari saja. Sudah itu kompor minyak tanah yang masih keren itu sudah harus diisi oleh minyak tanah lagi. Ya udah menunggu sama tukan pasokan minyak tanah yang pake motor itu. Kami memang biasa menunggu abang penjual minyak tanah yang pake motor.

Dia memang sering kali lewat di komplek kami, Duta Bandara, dan menawarkannya kepada warga komplek. Sekali isi jerigen, lembaran 30 ribu perak tidak terasa keluar begitu saja untuk konsumsi di rumah yang hanya habis sekitar 3 hari itu. Wah kalaw begini terus bisa membengkak anggaran negara nih.

Akhirnya dengan desakan dari para tetangga yang memang sudah memakai gas untuk keperluan rumah tangga, dan juga desakan dari istri yang memang sudah terbiasa dengan kompor gas, akhirnya saya pun "nyerah" dan memberi restu untuk mengadakan alat kompor gos beserta perangkat lunaknya di rumah. Namun saya tidak menyangka kalau secepat itu peralatan kompor gas lengkap dengan regulator yang paling canggih sudah ada di rumah kontrakan kami kemarin sore. Nah "peresmian" pertama kompor gas itu sudah dilakukan dengan memasak air minum. Wah memang keren dan cepat sekali masaknya. Saya liat pun performa api yang biru nan Indah, dan bisa diatur kekuatan semburan apinya. Memang luar biasa kompor gas ini.

Penutup
Nah tulisan singkat ini akan saya tutup. Memang penggunaan kompor gas jauh lebih praktis, mudah dan lebih hemat dari pemakaian kompor manual dengan menggunakan bahan bakar Minyak Tanah yang cenderung boros itu. Bayangkan dengan isi ulang sekitar 20 ribu rupiah saja, kita bisa hemat memasak hingga 2 minggu lamanya. Ah masa iya sih. Soale ini juga kata tetangga juga yang sudah biasa menggunakan kompor gas. Selain itu juga karena kompor gas di rumah kontrakan saya baru tiba dan digunakan kemarin (Jum'at. 22 Juli 2011), maka ya masih awal untuk menentukan hasil akhirnya. Berapa lama nanti tabung gasnya harus di isi ulang.

Praktis juga ya pake kompor gas. Memang saya memang agak jadul untuk urusan kompor gas ini. Kalaw orang orang sudah lama menggunakan kompor gas, saya malah ini baru yang pertama kali dalam hidup saya sudah bersentuhan dengan kompor gas. Bahkan dirumah orang tua saya di Bekasi, dan juga sejak saya kecil hingga SMA di Bekasi, tidak pernah itu yang namanya kompor gas dipakei. Berpuluh tahun selalu menggunakan kompor minyak tanah. Tapi apakah benar kompor minyak tanah sudah tidak kami gunakan sejak beberapa lama ini akan ditinggalkan begitu saja?

Saya tidak tau pasti. I don't know for sure. You tell me

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia