Dear Blog

Tulisan saya kali ini menyoal soal misteri rezeki. Wah kok pake sebutan misteri segala. Udah kaya judul sinetron atau tayangan tayangan "lucu" di beberapa media yang menghadirkan akfitit ghaib katanya sih. Saya cuma tersenyum saja bukan maksud untuk mentertawakan loh tapi kadang saya suka senyum sendiri betapa banyak upaya pembodohan yang dilakukan media TV dengan menampilkan drama palsu kehidupan yang serba idealis.

Lihat saja tayangan iklan yang luar bisa bombastinya menerjang kita dari layar TV itu, dan menyorot perhatian kita. Kita terpana melihat tayangan iklan yang luar biasa kreatifnya dalam membodohi masyarakat. Keluarga ideal dengan orang tua yang masih muda, dan anak yang manis dalam sebuah keluarga harmonis, ayah bekerja berdasi dengan kendaraan roda dua dan rumah yang bagus. Segitu idealiskah iklan kita?

Walah koh malah lari ke soal iklan sih?. Iya nih ceritanya malah lari ke Iklan. Kan tema hari ini soal rezeki ya. Hehehe iya ya. Bener bener. Ngomong ngomong soal rezeki ini Ustadz Sigit Pranowo, Lc. al-Hafidz pernah menyebutkan bahwa Sesungguhnya Allah yang memberikan rezeki seluruh makhluk-Nya, baik yang kecil maupun yang besar termasuk manusia didalamnya. Tidak ada satu pun makhluk yang terlewat dari mendapatkan rezeki dari-Nya dan semua itu tidak akan pernah mengurangi kekayaan-Nya sedikit pun, sebagaimana firman-Nya :

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ
رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ
فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

Artinya : “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Huud : 6).

Nah ustad itu juga mengatakan bahwa setiap manusia tidak perlu merasa khawatir akan rezekinya karena itu semua sudah ditetapkan Allah swt ketika dirinya masih berupa janin didalam perut ibunya. Allah swt telah menentukan dan membatasi rezeki seseorang dan tidak akan pernah diambil oleh orang lain.

Seandainya setiap manusia menyadari akan hal ini tentulah hatinya akan merasa tenang terhadap rezekinya. Dengan demikian tidak sepantasnya bagi seorang muslim untuk mencarinya dengan cara-cara yang tidak dihalalkan, sebagaimana sabda Rasulullah saw,”… Bertakwalah kepada Allah dan perindahlah didalam mencari (rezeki). Janganlah keterlambatan rezeki menjadikanmu mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah. Beliau juga menyebutkan bahwa Allah membentangkan rezeki seluruh makhluk-Nya dan menentukan kadar atau ukuran yang diterima masing-masing mereka, sebagaimana firman-Nya :

اللّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاء وَيَقَدِرُ وَفَرِحُواْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مَتَاعٌ


Artinya : “Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (QS. Ar Ra’du : 26)

Marilah Kita Bersyukur
Dengan konsep pemikiran dari ustad di atas, mari kita coba samakan dahulu persepsi kita semua mengenai konsep dan batasan rezeki itu. Memang tidak etis rasanya kita membahas sesuatu yang menjadi hak prerogatifnya Allah SWT : Rezeki, Jodoh, dan Maut. Namun sesuai dengan konsep tulisan hari ini berbicara soal rezeki, kita samakan dahulu pengertian kita mengenai rezeki itu. Selama ini kita selalu beranggapan bahwa rezeki yang datang dari Allah SWT itu berbentuk materi atau uang bukan? Oh tidak selalu. Rezeki tidak (harus) berbentuk materi yang bisa dipegang, diraba, dirasakan secara fisik oleh tubuh manusia. Rezeki kesehatan adalah nikmat luar biasa juga yang harus kita syukuri.

Coba saja liat dan coba saja renungkan dalam dalam. Begitu banyak rezeki Allah SWT yang sering kita abaikan begitu saja, dan sering kita remehkan. Misalnya saja kedipan mata. Nah berapa juta kali kedipan mata yang kita lakukan setiap hari. Nah bagaimana kalaw kita tidak bisa berkedip kedip seperti ikan di air? Hah bahkan konon ikan saja bisa berkedip katanya sih. Hahahaha ini hanya contoh saja. Adalagi contoh yang lain yang tidak kalah hebohnya adalah kita bisa buang air besar (Be A Be-red). Nah bayangkan saja, ada orang harus operasi ratusan juta rupiah hanya untuk bisa buang air besar di rumah sakit. Nah dengan contoh sederhana ini kita seharusnya sadar bahwa nikmat nikmat remeh seperti ini sering kita abaikan.

Nah marilah dari sekarang kita mensyukuri atas semua rezeki Allah SWT. Mulailah banyak bersodakoh dan beramal kepada saudara saudara kita yang memerlukan. J angan takut menjadi miskin hanya karena anda banyak beramal. Beramal dan bersodakoh harus ikhlas, dan benar benar harus datang dari dalam hati yang paling dalam.








Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia