Seperti yang sudah saya tulis dalam tulisan postingan blog saya kemarin yang berisi dan berjudul "kemana Engkau (perginya) wahai Bensin" kali ini masih ada kaitannya dengan postingan saya kemarin. Apalagi kalaw temanya soal bensin.

Ya bensin. Cairan yang diisikan ke tanki motor atau mobil kita itu memang amat diperlukan untuk menggerakkan kendaraan kita. Dengan kata lain motor dan kendaraan roda dua atau roda tiga bahkan tanpa roda sekalipun yang memerlukan bensin, pastilah perlu bensin untuk digunakan atau menjalankan mesin itu.

Kalaw sudah bensin langka seperti sekarang ini apa apa jadi susah. Buat janji ketemu klien saya aja udah mikir kalaw jaraknya jauh dan sudah pasti akan memakan banyak bensin. Kalaw bensinnya ramai sih tidak apa, lah ini lagi masalah mau ngantri aja lama. Langkanya bensin ini ditengarai disebabkan banyak faktor yang serba kebetulan. Dalam tulisan saya kemarin menyampingkan kemungkinan adanya "sabotase" dari lawan politik di Kalbar ini, dan juga saya menyampingkan adanya unsur alam yang menjadi penyebab tidak lancarnya pasokan Bensin di pulau nan gemuk ini. Lalu yang jadi pertanyaan apa sebenarnya dengan Bensin di Kalbar ini, lalu bagaimana cara instan mengatasi kelangkaan bensin di Kalbar ini?

Nah kalaw sudah begini sekali lagi siapa yang harus disalahkan. Sekarang bukan saatnya kita menyalahkan pihak lain. Sudah saya bahas dalam postingan saya kemarin. Mari kita berbenah diri, dan dalam pada itu saya coba menawarkan beberapa strategi penyelesaian krisis bensin versi saya tentunya yang barangkali bisa menjadi bahan kajian kita bersama. Seperti apakah usulan penyelesaian krisis bensin di Kalimantan Barat versi saya itu. Let's find out at below:

  1. Impor Bensin Dari Malaysia
    Nah untuk usulan ini memang sudah pernah dibahas. Kita sudah tau kalaw listrik di Kalimantan Barat aja ada yang dipasok di negerinya Manohara itu. Nah kalaw cuma impor mengimpor saja saya rasa pemerintah Indonesia masih mampu melakukannya. Kan dari dulu kita jagoan impor imporan kaya gene. Nah boleh juga dicoba lagi mengimpor bensin dari negara tetangga kita itu. Mengenai harga bensin negeri Jiran itu saya kira tidak jauh beda dengan Pontianak. Selain itu letak geografis kita di Kalimantan Barat yang cukup dekat dengan Kuching Malaysia saya kira akan memudahkan jalur pasokan Bensin kedua negara.

    Soal kualitas saya rasa antar bensin Malaysia dengan bensin Kalbar tidak ada bedanya. Memang banyak sekali produk produk bahan bakar Malaysia yang membanjiri di daerah Kalimantan Barat mulai dari produk olie hingga kepada pembangunan stasiun pompa bensin yang menyebar ke seluruh Indonesia. Kalaw negeri Jiran saja sudah bisa memasarkan produknya di Indonesia, berarti kita juga bisa membuka investor Malaysia untul lebih banyak berinvestasi di Indonesia. Kalaw sudah gini kan kedua negara bisa saling membantu. Bukan gontok gontokan kaya krisis Ambalat dulu yang hampir saja menyulut alat perang kedua negara.
  2. Produksi Migas Lebih Banyak
    Nah sekali lagi untuk usulan kedua ini adalah berasal dari negeri kita sendiri Indonesia. Dimana kita harus lebih banyak lagi mencari terobosan baru dalam rangka meningkatkan cadangan Minyak dan Gas Bumi (MIGAS) yang tersedia di seluruh Indonesia. Para ahli da dan para ahli perminyakan di Indonesia diminta lebih keras lagi dalam bekerja untuk mencari peluang baru dalam rangka menyediakan cadangan cadangan bensin yang ada di seluruh Indonesia.

    Para ahli perminyakan kita untuk terus bekerja keras mencari sumber cadangan gas dan minyak bumi di seluruh Indonesia. Kalaw perlu buka sayembara barang siapa yang bisa mencari sumber alam gas bumi yang baru akan dijadikan menteri gitu misalnya hehehe. Agak ekstrim memang tapi setidaknya ini ide kan?. Selain itu juga perlu dijaga kelestarian pasokan bensin kita di Indonesia, gerakan gerakan menghemat bensin atau Bahan Bakar Minyak (BBM) juga mesti terus digalakkan. Memang polanya persis sama dengan gerakan hemat listrik yang diprakarsai oleh PLN, tapi bisa juga dicoba diterapkan di bensin.
Namun demikian ada sedikit secercah harapan, tapi bukan berari memanfaatkan keadaan. Para pedagang eceran bensin di pinggir jalan yang selama ini dianggap sebagai penjual bensin campuran yang bisa merusak kendaraan itu kini seakan terangkat nasibnya dalam beberapa hari ini. Bayangkan saja jika ia mampu menjual harga eceran bensin premium seharga Rp.15.000,- (Lima Belas Ribu Rupiah) untuk satu liter , berapa keuntungannya jika dia mampu menjual bensin sbeanyak 10 liter sehari misalnya. Maka keuntungan yang didapatnya bisa mencapai sekitar 150 ribu rupiah. Suatu jumlah yang sangat besar untuk ukuran pedagang eceran dalam 1 hari tangkapan rezeki. Hitung kalaw dalam 1 bulan berapa keuntungannya? banyak sekali bukan..

Nah sekarang sudah saatnya kita bekerja sama bukan?. Dengan banyaknya persoalan di Kalimantan Barat ini sudah layak saatnya tidak diperparah lagi dengan langkanya bensin sehingga menyulitkan banyak orang. Hidup masyarakat kita pada umumnya sudah sangat sulit dan janganlah ditambah sengsara lagi dengan makin banyaknya persoalan hidup. Apa apa sudah mahal, dan banyak terjadi pengangguran yang semakin merajelela. Angka lulusan Sarjana baru yang belum siap pakai akan semakin menambah betapa carut marutnya perekonomian negeri Indonesia yang sangat gemar dengan masalah ini.

Hidup kita sudah semakin susah, so please deh jangan dibuat susah lagi
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia