Tidak terasa tahun 2011 ini menjadi tahun yang ke 6 (enam) usia pernikahan kami sejak kami melaksanakan sunatullah dengan menikah pada tanggal 11 Desember 2005 yang lalu di daerah Kulon Progo Jogjakarta.

Suka duka masa masa kami menjalani biduk rumah tangga yang dibina sejak tahun 2005 lalu sudah dan akan kami lalui bersama. Suka duka saat tidak memiliki pekerjaan hingga sampai pada sekarang ini menuai berbagai aktifitas dan juga kesibukan yang dirasakan sudah luar biasa. Fenomena apakah yang sedang saya rasakan sekarang ini berkaitan dengan sang waktu dan kesibukan yang sepertinya tiada habis habisnya ini? Sisi positif yang manakah yang bisa saya petik dari kehidupan berumah tangga kaitannya dengan tema tulisan saya hari ini : sibuk.

Nah sekarang mungkin sudah saatnya saya mengevaluasi diri berkaitan dengan tema tulisan saya hari ini yang menyoalkan soal kesibukan yang tiada habisnya ini. Hm menarik juga rasanya karena kesibukan yang saya rasakan saat ini benar benar luar biasa dan memerlukan ketelatenan dan kesabaran dalam memanagenya menjadi sesuatu yang bisa dipelajari dan untuk selanjutnya disiasati agar kita menjadi "raja" dengan mengatur sang waktu. Bukan sebaliknya sang waktu yang memporak porandakan diri kita, dan ini akan selalu saya waspadai walaupun masih agak keteteran untuk mengatur sang waktu. Oh lagi lagi sang waktu.

Saya coba sekilas mengenang masa masa sebelum saya memutuskan untuk menikah. Alkisah sekitar tahun 2004 saat saya masih ngekos ala mahasiswa di sekitar jalan Sekadau Komplek Universitas Tanjungpura. Ya kenangan itu masih mengiang ngiang baik di telinga maupun di kepala saya. Betapa saya masih ingat dengan jelas saat saya masih bekerja di shift malam. Datang ke kantor selebas waktu sholat Magrib dan kembali ke rumah sekitar pukul 00.00 WIB setiap harinya membuat diri saya sangat sulit bersapa dengan matahari. Akibatnya ada yang positif atau positif bagi diri saya secara psikologis (ciee-red) mapun secara fisik.

Secara fisik sudah jelas kulit tubuh saya menjadi agak putih dan bahkan kuning. Sudah mendekati kulit orang Pontianak yang rata rata putih. Saya aja nda merasa kalaw kulit saya semakin putih agak kekuningan saat itu. Hal ini wajar karena sejak ditugaskan malam hingga selama kurang lebih 2 (dua) tahun saya tidak terkena sinar matahari. Coba saja bayangkan berangkat ke kantor selepas sholat Magrib dan pulang ke rumah kosan sekitar jam 1 malam dinihari dan sudah pasti kadang menginap di kantor dan pulang ke kosan pada pagi harinya. Walhasil kulit saya tidak terkenan sinar matahari selama 2 (dua) Tahun. Wajar kulit saya saat itu menjadi putih agak kekuningan. Wah keren keren

Lalu secara psikis ini menyangkut feeling atau perasaan saja. Tentu saja senang bangeds. Karena selain saya hanya melihat kantor di siang hari, dan bisa "keliaran" dalam artian positif tentunya di suasana malam hari. Apalagi letak rumah kosan saya di kompek UNTAN itu dikelilingi oleh teman teman yang baik dan menyenangkan. Memang ada juga teman kosan yang bikin sebel dan menjengkelkan. Tapi kalaw diliat dari komposisinya tentu lebih banyak menyenangkan dan melegakan diri. Salah satu alasannya adalah saya bisa lebih dekat menyibukan diri dengan segudang aktifitas yang membuat saya senang.

Saat itu kan masih "jaya" (baca : bujangan). Selepas pulang kerja langsung ke rumah kosan, maih game Perang, jajanan kuliner dari pasar, ke masjid Sholat atau sekedar kongkow kongkow di kantin Untan. Wah wah menyenangkan sekali. Satu hal yang unik dalam momen ini (baca: bujangan) ini, saya tidak doyan yang namanya Nge-Mall. Alias jalan jalan ke Mal. Walaupun kita tau bahwa Mall tidak melulu untuk belanja (shopping), bahkan untuk sekedar nyantai atau cuci mata kan boleh. Hahaha cuci mata bukannya pake air? Hehehhee. Yayaya. Walau A Yani Mega Mall dibuka resmi taun itu, nda ngeh saya hahaha.

Aku Sadar Aku Mulai Sibuk
Selain itu saya masih bisa menabung lumayan banyak setiap bulannya. Bayangkan saja saya menabung hampir setengah juta rupiah setiap bulannya. Dan dalam tempo itu ada rekan kerja saya saat itu namanya Lepoy (Aseanty Widianingsih Pahlevi-red) yang berkomentar lumayan inspiratif "Ya wajar Asep bisa nabung banyak setiap bulannya karena keperluannya sedikit". Hahaha masa sih. Setau saya sih waktu itu saya ke kantor pake oplet kuning, dan pake sepeda. Walaupun akhirnya sepeda BMX ku hilang dicuri orang saat sholat Ashar di Masjid Al Muhtadi Untan, Ya udah hilang deh Sepeda kuh hehehee. Akhirnya Motor Honda SupraFIT KB 3814 HY akhirnya bisa kudapatkan. Cuma kredit 10 bulan aja LUNAS hehehee.

Dan tidak terasa saya pun akhirnya pindah dari satu tempat kosan ke tempat lain dan langsung saya memboyong sang Istri dari Jogjakarta menemani ku di kosan baru di Komplek Griya Husada Sungai Raya Dalam. Istri pun baru saja kelar menyelesaikan S1 Bahasa Inggrisnya, dan kami masih pengantin Baru, Saat kami belum memiliki anak, saya sangat rajin mendirikan sholat Malam (Baca : Tahadjud). Sepulang dari bekerja, waktu malam saya gunakan hanya untuk beribadah dan juga akfititas rutin dan ringan saja di rumah. Begitu pula dengan sang istri yang setia mendampingi saya sepulang kerja di rumah. Sang Istri pun rajin mengirimkan surat lamaran ke berbagai sekolah. Namun semua lamaran itu ditolak baik mentah maupun mateng. Hehehhee

Kini hadir anak Pertama, lalu kemudian Alhamdulillah hadir kembali anak kami yang kedua. Dan Sang istri tercinta juga sudah menyandang sebagai salah satu Pegawai Negeri Spili. Lengkaplah sudah putra putri, dan saya mengucapkan syukur Alhamdulillah. Allah SWT Maha Kaya dan Maha Pemurah. Kesibukan saya pun semakin luar biasa. Kalaw dulu saat kami belum memiliki satu anak pun, dan sang istri masih menganggur, saya banyak waktu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan sering mendirikan sholat Malam. Namun saya merasakan dengan hadirnya karunia anak dan pekerjaan lapang buat istri, kok malah semakin menjauhkan diri saya dengan sholat Malam dan aktifitas amal ibadah lainnya. Saya sadar dan ini tidak benar.

Ini merupakan salah satu hal yang sangat tidak menyenangkan. Hikmah dan karunia rezeki dari Allah SWT seharusnya menjadikan ujian bagi saya. Saya seharusnya sadar bahwa semua itu mungkin ujian dan c0baan bagi saya. Saya harus mengubah ini semua untuk kembali ke masa masa dulu yang dekat dengan Allah SWT dan rajin mendirikan sholat Malam kembali seperti dulu. Bisakah aku melakukannya?. Hal ini yang seharusnya membuat saya sadar, dan saya berusaha untuk sadar dan jangan sampai terlena atau tergelincir. Di saat saya dilanda kesusahan dan kesulitan, saya dibantu Allah SWT melalui keluarga, dan sekarang saya harus segera bangkit dari terlena ini untuk segera banyak beribadah, bersodakoh, bersyukur dan juga berbuat baik untuk sesama.

Aku Semakin sibuk, dan aku akan semakin memperbaiki diri
AKu harus berjuang


Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia