Bencana Wasior di Papua, Gunung Meletus di Jogjakarta , serta Gempa di Mentawai telah banyak menelan ratusan korban jiwa. Dan kita semua tau itu. Namun ada satu hal yang tidak diketahui oleh orang adalah bahwa semua musibah itu bukanlah semata mata ujian dari ALLAH SWT kepada para hambaNya agar bersabar.

Ini juga baik langsung maupun tidak langsung juga disebabkan karena ulah kita sendiri sebagai warga negara, sebagai manusia Indonesia dan sebagai umat beragama. Coba anda amati, ada 3 (tiga) parameter yang saya gunakan dalam tulisan saya kali ini. Mari kita coba telaah satu persatu agar kita semua bisa saling bertukar pendapat.

Foto Asep Haryono


1. Sebagai Warga Negara
Salah ukuran yang pertama saya coba diskusikan disinilah adalah sebagai Warga Negara. Mengapa harus jadi warga negara? Coba kita instropeksi ke dalam diri kita sendiri. Apakah kita sebagai warga negara sudah melaksanakan kewajibannya kepada Negara? Apakah kita sebagai warga negara terlalu menuntut banyak haknya tanpa melaksanakan kewajiban kepada Negara. Ketidakdisiplinan kita dalam membayar Pajak adalah salah satu contoh kongkritnya. Apakah ketidaksiplinan kita itu bisa mengakibat bencana alam? Tentu saja tidak, namun yakinlah ketidakdisiplinan kita sebagai warga negara bisa membuat jengkel TUHAN YME.

Jika TUHAN YME murka atau jengkel kepada ulah kita sebagai warga negara, bisa saja TUHAN YME "menghukum" kita. Warga Negara yang baik tentu tidak akan melupakan kewajibannnya kepada Negara. Jika anda telat membayar pajak, percayalah ketidakdisplinan anda itu akan menyebabkan warga masyarakat lainnya akan mengalami dampaknya. Karena rata rata semua aspek pembangunan bangsa dan negara ini dibiayai dari Pajak. Anda tidak bayar Pajak, maka Negara ini akan terganggu pembangunannya. Ingat itu.

2. Sebagai Manusia Indonesia
Yang kedua adalah sebagai Manusia Indonesia. Sebagai manusia Indonesia kita semua dituntut untuk hidup saling menghargai satu sama lainnya. Menghormati warga Indonesia lainnya dengan tidak memandang jender, suku, agama, rasa, kaya miskin serta derajat warga lainnya. Kita semua sama dimata TUHAN YME. Namun kadang manusia Indonesia terlupa akan hal itu dan sering mendiskriditkan kelompok atau melukai perasaan orang lain. Hal ini memang sering terjadi di lingkungan sekitar kita, dimana seseorang kadang tidak menghargai pendapat orang lain atau bahkan saling sikut menyikut demi kepentingannya sendiri.

Kadang kita sebagai Manusia Indonesia melakukan perbuatan tercela atau sengaja melakukan tindakan tidak terpuji sehingga memicu keresahan warga lainnya. Mengapa negara kita paling mudah dibakar rasa emosinya bahkan pada hal hal yang kecil sekalipun. Sebagai contoh yang pernah terjadi dimana seseorang ataw sekelompok orang membuat nada dering (ring tone) HP yang akhirnya memicu kerusuhan dan pertengkaran dari pihak yang merasa tersinggung harga dirinya dengan nada dering itu. AYo. Sudahlah kita sudahi hal semacam ini. Marilah kita duduk dan saling menghargai satu sama lainnya. Damai itu indah bukan?. Orang yang waras pasti akan setuju kalaw DAMAI itu INDAH, Dan kita perlu KEDAMAIAN.

3. Sebagai Umat Beragama
Semua agama yang ada di Indonesia setuju bahwa sesama manusia harus saling membantu satu sama lainnya. Dan setiap agama di Indonesia juga setuju bahwa menolong sesama yang sedang mengalami kesusahan adalah wajib. Berbagai musibah di tanah air yang terjadi di Indonesia saat ini telah berhasil mempersatukan hati dan perasaan perduli warga Umat Beragama di Indonesia. Semua orang tanpa membedakan agama, menyumbangkan apa yang mereka punya untuk disumbangkan kepada warga dan saudara kita yang sedang mengalami musibah bencana alam. Dan ini merupakan hal yang sangat mengharukan kita semua.

Namun semua ini akan semakin indah jika kita perduli kepada sesamanya setiap hari, setiap saat tidak harus menunggu sampai datangnya musibah bencana alam. Kita beramal dan membantu sesama tidak harus melalui panita penerimaan sumbangan bencana alam. Kita beramal dan menolong sesama tidak harus merasakan bencana alam. Membantu orang lain haruslah datang dari dalam diri. Membantu sesama dengan ikhlas memang mutlak diperlukan agar bantuan yang kita berikan kepada orang lain itu menjadi berkah dan bermanfaat.

Kesimpulan
Marilah kita tengok ke dalam diri kita masing masing. Apa yang sudah kita berikan kepada bangsa dan negara ini ditengah berbagai musibah yang datang silih berganti mendera negara yang konon dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi keramahtamahannya yang amat terkenal diseluruh dunia ini. Kita tidak perlu malu untuk mengakui bahwa kita semua perlu kembali duduk satu meja dan berdiskusi bersama untuk segera menuntaskan PR PR yang telah lama kita rasakan belum tuntas penyelesaiannya.

Korupsi di mana mana. Penegakan hukum perlu harus lebih diperhatikan dengan tidak memandang remeh rasa keadilan dan tidak sekali lagi melukai perasaan masyarakat Indonesia. Kita tidak mau semua itu menjadi sebab marahnya TUHAN YME dengan mengirimkan sejumlah cobaan cobaan dalam bentuk bencana alam.

Jangan salahkan TUHAN YME atas banyaknya musibah yang datang seperti tidak ada habis habisnya ini. Jangan katakan semua musibah bencana alam ini semata mata murni karena cobaan dan ujian TUHAN YME kepada kita agar bisa perduli sesama. Peduli sesama tidak harus menunggu datangnya Bencana
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia