Dear Blog,

Ekskalasi hubungan kedua negara antara INDONESIA dan MALAYSIA dalam beberapa minggu terakhir ini menunjukkan tanda tanda yang mulai memanas. Sikap saling sindir, serang, dan kritik dari kedua negara seperti ibarat tikus dan kucing saja. Ingat ya penulisan yang aku pake adalah Kucing alias cat. Bukan kata Kuching (pake huruf H-red) karena itu nama salah satu kota di Malaysia. Hehehe. Nanti kalaw salah tulis bisa bisa aku kena hack sama Blogger negeri Jiran tersebut. Hmm. Memanasnya situasi ini konon dipicu oleh lepasnya Pulau Sipadan Dan Ligitan yang jatuh ke tangan Malaysia. Berbagai persoalan satu demi satu bermunculan seperti tidak ada habis habisnya.

Mulai dari penyiksaan TKI kita di Malaysia , Kasus Perubahan Patok Negara yang digeser Malaysia, Sengketa Kepulauan Ambalat yang hampir meletupkan senjata dari angkatan bersenjata kedua negara, hingga kepada persoalan yang terbaru adalah pencurian ikan oleh Nelayan Malaysia yang diakhir dengan penangkapan 3 petugas Departemen Kelautan yang sempat memicu ketegangan terbaru terakhir ini. Sebenarnya apa yang menjadi akar dari semua ini, mengapa negara Jiran itu seperti tidak takut kepada kita, Indonesia, negara yang konon diklaim oleh Malaysia sebagai saudara serumpun.

Sama Sama Rugi
Kalaw mau berperang secara Militer dengan negara Jiran itu sebaiknya Indoneisa pikir pikir dulu lah. Bukan maksud untuk meremehkan kemampuan Militer dan Alusista (Alat utama sistim persenjataan-red) kita loh. Sama sekali tidak. Tapi melihat banyaknya musibah pesawat TNI yang jatuh beberapa waktu yang lalu sudah secara tidak langsung menunjukkan bahwa angkata bersenjata dan Militer kita memang tidak siap untuk berperang dengan Malaysia. Selain itu Malaysia memiliki pakta Pertahanan Militer dengan dua negara lainnya yakni Inggris dan Australia. Satu negara yang diancam maka merupakan ancaman terhadap 2 anggota pakta Militer yang lainnya. Jika Malaysia berperang dengan Indonesia, maka sudah dipastikan negara kita akan dikeroyok bersama sama.


Lupakan saja soal perang. Masih banyak upaya lain ditingkat leader alias para pemimpin kedua negara untuk segera bertemu dan memecahkan masalah dan persoalan perbatasan dan persoalan lain yang bisa meregangkan hubungan antara Malaysia dan Indonesia. Banyak dampak merugikan dari sisi Ekonomi yang pasti akan dialami oleh kedua belah pihak baik negara Indonesia maupun Malaysia. Persoalan TKI misalnya. Banyak perusahaan Malaysia sektor perkebunan yang menyerap ribuan tenaga Kerja INDONESIA. Jadi jika Indonesia bersitegang dengan Malaysia dengan menarik semua TKI di Malaysia, sudah bisa dipastikan Perekonomian Malaysia akan terganggu. Begitu juga dengan banyaknya pekerja Malaysia yang berkerja di sektor pariwisata, perhotelan dan rumah makan di Indonesia. Kita juga akan mengalami banyak kerugiaan. Dua duanya akan rugi.

Sebaiknya Berdamai
Media di tanah air memang paling banyak memberikan reaksi keras terhadap media Malaysia, dan memang sudah menjadi takdir media media kita. Sebaiknya memang media Indonesia tidak terlalu banyak memanas manasi hubungan kedua Negara secara berlebihan, karena dampak yang ditimbulkannya tidak baik bagi kedua belah pihak baik untuk pihak Malaysia maupun untuk kepentingan Indonesia. Adanya berbagai demo demo di tanah air yang mengecam Malaysia dengan aksi pembakaran bendera dan aksi tidak terpuji lainnya sebaiknya tidak direspon emosi oleh Pihak Malaysia. Negara Indonesia menghormati kebebasan berpendapat sejauh aksi tersebut tidak melampaui batas etika dan kesopanan. Selain itu demo demo kecil itu bukan merupakan sikap resmi Indonesia terhadap Malaysia.

Kita sebaiknya duduk satu meja dengan Malaysia. Reaksi berlebihan Malaysia yang konon akan mengeluarkan Travel Advisory kepada warganya jika berkunjung ke Indonesia, sebaiknya tidaj dibalas dengan mengeluarkan kebijaksan serupa. Karena apa? karena kalaw itu dilakukan maka sikap kita tidak lebih baik dari sikap negeri Jiran tersebut. Apalagi sampai ditingkat penarikan Duta Besar Indonesia dan Malaysia hanya akan memancing Malaysia juga melakukan hal yang sama. Nanti ujung ujungnya saling balas membalas dan tidak akan ada habis habisnya kalaw seperti ini terus.


Mari kita duduk satu meja, dan mencari solusi terbaik guna mendinginkan suasana untuk kebaikan kedua Negara. Indonesia dan Malaysia rukunlah selalu....


Dear Blog

Tadi pagi sekitar jam 07.10 WIB handphone jadul saya mengeluarkan suara standard tit..tit..tit tanda ada sebuah pesan singkat SMS (short message service-red) masuk ke dalam HP antik milikku satu satunya itu. Sekilas saya liat siapa pengirim SMS itu keliatannya adalah salah seorang peserta, Delegasi Indonesia , di Asia Africa Youth Forum (AAYF) 2010 yang baru saja usai digelar perhelatannya sejak tanggal 23 s/d 26 Agustus 2010 yang lalu. Menurut rencana hari ini, saat blog ini ditulis adalah hari Jumat tanggal 27 Agustus 2010 , seluruh delegasi peserta AAYF2010 baik yang dari Indonesia maupun dari luar negeri akan segera meninggalkan Hotel Preanger tempat menginap para delegasi

Namun apa sih isi pesan SMS yang kuterima pagi ini?. SMS dikirim oleh salah seorang peserta Delegasi Indonesia dengan nomor 0852635xxxx berisi dan berbunyi sebagai berikut. Simak aja ya
Kang. Perjalanan ini berakhir menyakitkan. Panitia is suck. I hate them. They hurt us. Aku kesal banget Kang. Kenapa harus gini? Aku benar benar sakit hati. Sedih, kecewa Hiks T-T. Kita Diusir dari hotel khusus delegasi Indonesia aja. Mereka cuma pesan Hotel buat kita till tanggal 26. Kalang Kabut kabutlah kami. Terutama yang barang barang dikeluarkan dari kamar. Tapi peserta luar kagak. Semacam Konspirasi. Yah Sengsara aku mas. Katanya transport ditanggung ne malah kendaraan aku yang bayar. Kita Kaget tiba tiba aja jam 10 pulang dari field Trip, ada khabar itu. Bayangkan? Panic? Harusnya aku masih bisa tebar pesona sama foreigners jadi gagal hikz T-T
Lalu ketika kucoba konfirmasi dengan menggunakan sisi jurnalistik yakni check and balance dengan peserta delegasi Indonesia lainnya maka di jawab SMS dengan nada yang sama yakni mengecewakan. SMS dikirim oleh nomor 0852611xxxx dengan isi sebagai berikut
Iya Kang Asep. Kami di usir. Kami terpaksa pindah. Ntahlah apa yang terjadi dengan Panitia. Dihari terakhirnya jadi berkurang profesionalismenya

Well. saat ku baca dengan baik isi SMS ini tidak serta aku jadi tersulut emosi. Karena ungkapan keluhan atau protes seseorang tidak bisa menjustifikasi kelakuan Panitia Penyelenggara AAYF2010 itu seperti yang dituduhkan sang pengirim SMS. Aku masih netral dalam hal ini. Namun melihat dari pengalaman ku saat mengikuti International Youth Forum (IYC) 2009 lalu seperti membenarkan substansi isi SMS itu yang menyebut Panitia kurang profesional. Hmmm. Tidak berubah juga rupanya. Dari taun ke taun selalu begitu. Mungkin nanti setelah semuanya memberikan respon atau masukan, barulah kita meminta penjelasan langsung kepada Panita Penyelenggara AAYF2010. Istilahnya kalaw dalam jurnalistik, kalaw ada pihak yang merasa dirugikan maka harus dikonfirmasi kedua belah pihak atau istilahnya Cover Both Side.

Hmm. Apa iya benar demikian adanya. Aku masih menunggu respon atau reaksi dari peserta AAYF2010 lainnya.

Jadi wait and see.........
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia