Kesulitan Bukan Syarat Kemudahan
Tanggapan Tulisan Untung Sukarti
Oleh Asep Haryono

Dalam suatu tulisan pernah disebutkan oleh Bapak Untung Sukarti, bahwa kesulitan adalah syarat untuk mencapai kemudahan. Ini menarik perhatian bagi saya pribadi karena uniknya statemen tersebut yang sebenarnya masih perlu mendapat kajian. Penafsiran atas statemen bapak Untung Sukarti bisa saja berbeda antara satu orang dengan orang yang lain.

Pendapat boleh boleh saja berbeda. Saya menghormati statemen beliau yang menyatakan kalimat tersebut, dan beliau berhak menyampaikan pendapatnya. Setiap boleh berpendapat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Demikian pula saya berhak menyatakan pendapat saja. Dan pendapat saya mengatakan bahwa statement itu masih perlu dibahas lagi. Kesulitan menurut saya bukanlah suatu atau salah satu syarat untuk memperoleh kemudahan. Mengapa demikian?

Kesulitan Itu Bersifat Relatif
Sulit atau sukar adalah kata sifat. Tetapi ketika kata sulit atau sukar diberi awalan dan akhiran “ke” dan “an” maka sulit atau sukar berubah menjadi kata sifat yang dibendakan. J adi walaupun kesukaran dan kesulitan adalah kata benda, tetapi wujudnya adalah tetap sebagai kata sifat. Itulah sebabnya sulit dan sukar itu tidak berwujud. Dengan kata lain, jika sulit dan sukar itu dikatakan ada, ya memang ada. Tetapi jika sulit dan sukar itu dikatakan tidak ada, ya memang tidak ada. Kesimpulannya, sulit dan sukar itu sebenarnya antara ada dan tidak ada. Kesulitan itu bersifat relatif. Mengapa disebut relatif.

Ada orang dalam mencapai puncak kesuksesan tidak harus mengalami kesulitan. Orang bisa saja memperoleh berbagai faktor x, faktor kebetulan serta faktor non teknis lainnya yang menyebabkan dia bisa mencapai cita citanya tanpa harus mengalami kesulitan. Jika ALLAH SWT sudah menghendaki kemudahan bagi hambaNYA, bagi sang hamba ALLAH itu tentu dengan mudahnya mencapai tujuan dan cita citanya. Begitu pula jika ALLAH SWT ingin menguji sejauh mana ketabahan dan keuletan seorang hamba, maka ALLAH SWT tentu akan mengirimkan ujian kepada Hambanya. Dan bentuk ujian tersebut TIDAK HARUS berbentuk kesulitan. Ujian dari ALLAH SWT bisa saja berbentuk kemudahan harta, kemakmuran, kekuasaan dan jabatan serta kenikmatan duniawi lainnya.

Dari pemaparan sederhana inilah bisa disimpulkan bahwa Kesulitan itu tidak serta merta merupakan prasayarat yang harus dilalui seseorang untuk memperoleh sebuah kemudahan. Jika memang kesulitan merupakan syarat untuk memperoleh kemudahan, mengapa kemudian kemudahan tidak berubah menjadi bentuk yang lain?. Apakah jika seseorang telah memenuhi syarat yakni melalui suatu tahapan kesulitan dan memperoleh reward berupa kemudahan, mengapa kemudahan kemudian tidak menjadi syarat untuk menjadi sesuatu yang lain?. Inilah yang disebut dengan mata rantai yang hilang. Antara Kesulitan dan Kemudahan adalah dua hal yang berbeda antara satu dengan yang lain.



Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia