Dear Blog

Kalaw diliat dari judul postingan blog saya hari ini "cari selamat sendiri sending terbentuk dalam mindset rekan bloggers semua yang saya cintai?. Tentu gambarannya berbeda beda antara satu blogger (reader) dengan blogger atau reader/pembaca yang lain bukan. Ada yang berkomentar 'ah ini kan pasti menyangkut bencana alam (gunung meletus, bancir, tanag longsor atau kebakaran) jadi sebaiknya cari selamat sendiri sendiri. Ada juga yang komentar wah ini kan kalimat perintah. Nah sana cari selamat sendiri sendiri. Hehehe nah masih banyak lagi komentar yang mungkin timbul setelah membaca judul postingan blog saya ini. Itu semua benar. Karena pengertian judul yang saya buat kali ini mempunyai makna dan arti berbeda beda sesuai dengen prespektif rekan blogger semuanya.

Namun dalam hal ini , maksud saya menulis ini, sebagai koreksi, dan kontrol sosial. Lepas dari tema facebook yang sering saya gunakan sebagai salah satu senjata untuk menghantam lawan, kali ini tidak saya gunakan lagi. Bukan karena , karena selain tidak mendapat dukungan dari rekan facebookers, posisi saya dianggap rawan, dan terlalu berisiko untuk diteruskan. Banyaknya penjilat dan mata mata di sekitar account facebook saya membuat saya berpikir ulang jika harus meneruskan "perjuangan" menegakkan kebenaran, dan moral di jalur jejaring pertemanan itu.

"AH mengapa pula saya harus membela orang orang mendingan juga mikirin diri sendiri. Toh orang lain juga tidak memikirkan aku, jadi buat apa aku harus memikirkan mereka" gitu kira kira gumam mereka. Memang kenyataanya begitu. Mereka yang suka cari selamat sendiri biasanya sudah menikmati fasilitas dan gratifikasi (hadiah-hadiah-red) dari seseorang yang memiliki banyak uang, pengaruh dan kekuasaan. Begitu seringa mereka diperlakukan istimewa, begitu sering memperoleh gratifikasi (hadiah-red) dari orang itu, apakah salah jika mereka membela "mati matian" orang itu kalaw perlu dengan darah mereka sendiri sebagai bukti "balas budi" atas semua yang diperlolehnya selama ini. Oh tidak , sama sekali tidak salah. Saya pun (mungkin) akan melakukan hal yang sama jika dipihak mereka.

Di sisi lain, dan dalam prespektif ku, mereka ini penjilat. Mengapa disebut penjilat, ya karena sudah menikmati fasilitas, hadiah, reward dan jabatan dari orang itulah maka segala daya upaya, fokus dan perhatian tercurahkan kepada sang "Robinhood" itu sebagai bentuk ucapan terima kasih dan balas budi. Inilah persoalan intinya, dan sudah perna saya tulis dalam edisi postingan saya sebelumnya yang berjudu; "angan berhutang budi pada orang. Tidak ada lagi rasa "kebangsaan" terhadap kawan sendiri. Tidak ada lagi rasa kasihan kepada kawan sendiri. Tidak ada lagi rasa perduli dengan kawan seperjuangan. Dan yang lebih menyedihkan lagi, apa pun akan dilakukan untuk membela sang "Robinhood", bahkan kalaw perlu pasang badan.

Saya sebenarnya kasian mereka ini. Dalam hati mereka sebenarnya setuju bahwa KEBENARAN itu apa pun bentuknya memang sebaiknya didukung dan diperjuangkan. Karena rasa hutang budi, dan hutan jasa kepada seseorang itulah, mereka kini menjadi "buta" atau "dibutakan" mata hatinya sehingga tidak bisa merasakan dan melihat kebenaran. Apa pun akan dilakukan sesuai "pesanan" sang "RobinHood".

Tidak perduli kata orang. Tutup telinga, tutup hati, dan tutup perasaan. Hantam saja membela habis habisan sang "RobinHood". Dan mereka memang tidak punya pilihan lain, mau tidak mau, suka atau tidak suka, harus melakukan apa pun sesuai "pesanan" dan kepentingan sang "dermawan". Mereka memang tersudut, dan tidak punya pilihan untuk menjadi "anak baik" dan penurut seperti kerbau yang dicucuk hidungnya oleh sang Penggembala. Harus manut dan nurut kalaw tidak mau semua yang sudah diterimanya (gratifikasi, hadiah-red) itu akan diminta kembali. Mereka juga takut kehilangan jabatan yang sudah enak enak didudukinya. Ini menlingkaran setan.


Dear Blog,

Tidak terasa lebih dari 3 (tiga) tahun saya ber"tugas" sebagai salah satu perwakilang KangGURU Indonesia. Sejauh ini terdapat 7 (tujuh) orang perwakilan KangGURU Indonesia yang bertugas atau ditugasi di Indonesia. Nah barangkali ada yang belum kenal dengan mereka, ok saya perkenalkan mereka yaitu Saptari Wibowo (KGI Representative Medan -Nort Sumatera), Fadel Muhammad (KGI Representative Mataram - NTB), Ririn Pudya (KGI Representative Kediri- East Java), Keyko Sri Rahayu (KGI Representative Semarang - Central Java), Syahrir Badulu (KGI Representative Makasar - South Sulawesi ), Suryadi Ningrat (KGI Representative Madura), dan tentunya adalah saya sendiri, Asep Haryono, KGI Representative Pontianak. Ya kami memang KangGURU Champion sodara sodara hehehe.

Pertanyaan besar mungkin bermunculan dibenak rekan blogger semua?. Siapakah kami sebenarnya?. Apa yang kami lakukan ber 7 ini di Indonesia? Well, pertanyaan pertanyaan itu sebaiknya saya coba jawab di sini. Ya kami adalah 7 (tujuh) orang pemuda dari seluruh Indonesia yang menyumbangkan tenaga, kontribusi, dan sumbangsih kepada KangGURU Indonesia dan untuk menyebarluaskan dan mempromosikan kegiatan dan program program KangGURU Indonesia di seluruh wilayah Indonesia.

Kamilah, 7 orang ini, yang berhasil terpilih dari ribuan fans dan pencinta KangGURU Indonesia yang aktif berpartipasi dalam forum diskusi yang diselengarakan oleh KangGURU Indonesia dalam website. Ribuan orang itu juga termasuk pembaca setia majalah KangGURU Indonesia yang terbit 4 (empat) Kali setahun yakni di bulan Maret, Juni, September dan Desember setiap tahun.

Saya sebelumnya memang aktif dan punya pengalaman dalam berpartisipasi di Majalah KangGURU Indonesia mulai dari tahun 2000 an hingga 2007. Dan memang kebanyakan dari kami ber 7 berprofesi sebagai penyiar radio KangGURU di tiap wilayah yang diwakili. Ada juga yang berprofesi sebagai penyiar sekaligus Guru Bahasa Inggris, ada juga sebagai Pegawai Negeri dan Karyawan Swasta. Saya termasuk yang terakhir ini.

Kami memang banyak "tugas" yang harus dilakukan dalam rangka mempromosikan program kerja KangGURU Indonesia. Sebagai contoh seorang "champion" (sebutan KangGURU Indonesia untuk kami ber7-red) melakukan koordinasi dan kerja sama dengan radio RRI ditiap wilayah masing masing yang diwakilinya. Kegiatan lainnya adalah membina Klub Klub Bahasa Inggris (KangGURU English Connection Club- KGCC) di tiap wilayah yang diwakili (KGCC kini sudah diclose , dan juga 2 program KangGURU Indonesia lainnya seperti Teacher club dan juga kami sendiri Champion-red). Kami pun mencari radio radio swasta lainnya untuk diajak bekerja sama dengan KangGURU Indonesia dalam menyiarkan program program KangGURU Indonesia. Untuk di propinsi Kalimantan Barat, siaran KanggURU Indonesia bisa didengarkan dari RRI Sintang dengan gelombang 96,6 Mhz setiap hari Sabtu jam 16.30 WIB.

Perlu dicatat di sini dan dicatat di sana (hehehe bingung ya), walaupun kami ke Bali hampir setiap tahun meeting dengan KangGURU Indonesia, dan IALF, memperoleh tools , promo items, dan bahan bahan kelengkapan lainnya, tapi kami tidak digaji. Kami tidak menerima upah, gaji, atau honor apapun dari KangGURU Indonesia. Dan KangGURU Indonesia tidak pernah membayar kami dalam bentuk uang tunai. Kami ber 7 adalah sukarelawan atau Volunteer. Yang menjadi pertanyaan kenapa baru 7 atau apa masih bisa menambah perwakilan lagi menjadi lebih dari 7?. Jawaban untuk saat ini adalah kangGURU Indonesia belum sampai ke sana.

Each of us ,those Seven KGI Representatives , make a monthly report to KangGuru Indonesia in a regular basis. The reports of each KGI representatives in their areas, and the reports might usually be accompanied with photos taken or just simple reports with standard format that has been approved by KangGuru.

Unlike Stringer from the Voice of America (VoA), this KGI representatives is not a job, and we donot get any paid at all from the KangGURU Indonesia. As I told you before that most of the work to be done are free of charges and we are really volunteer workers. We hope that people will understand our position and be pleased to work together with us by providing some information we need.


Kira kira itulah gambarannya. Dan sepeti yang saya tulis dalam judul posting di atas bahwa bulan Juni 2010 adalah akhir "masa tugas" saya sebagai salah satu perwakilan KangGURU Indonesia. Timingnya bersamaan dengan berakhirnya masa Tugas Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, dan CEO Pak Geoff Crewes selesai bertugas sebagai CEO IALF. Mereka berdua kembali ke Melbourne, Australia. 7 orang Champion akan dikembalikan ke "habitat" nya masing masing. Sebagai sipil. Hehehehe

Semoga AusAID, dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta kembali mendanai proyek KangGURU Indonesia untuk masa bhakti 2010-2015 yang akan datang. Harapan saya besar sekali KangGURU Indonesia yang sudah banyak membantu mempererat hubungan Indonesia - Australia di bidang kebudayaan , pelatihan dan Pendidikan ini dalam terus eksis menjalankan misinya hingga 5 tahun yang akan datang.




Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia