Dear Blog,

Seperti yang tertulis pada judul posting di sini kali ini adalah "jangan banyak berhutang jasa kepada seseorang" memang keliatan naif di saat orang pada berlomba untuk mencari penghidupan yang layak dengan berbagai cara. Mau cara yang mana, mau cara yang halal atau tidak halal? Itu semua terpulang kepada anda. Setiap orang berhak mencari penghasilan setinggi tinggi dan sebanyak banyaknya darimana pun sumber nafkah itu berasal niscaya orang akan memburunya sampai ke akar akarnya. Dari penghasilan yang didapat itulah kiranya akan digunakannya untuk membiayai hidupnya sendiri. Sungguh suatu roda kehidupan yang sebenarnya wajar wajar saja saat ini. Wajar dalam artian memang begitulah ritme kehidupan kita di dunia. Bekerja untuk menyambung nafkah sehari hari.

Peran seseorang dalam memuluskan karir seseorang bisa memainkan peran yang besar dan sangat berarti dalam hidupnya. Apakah peran itu sengaja diciptakan atau peran itu tidak sengaja tercipta dalam membentuk suatu hubungan. Apakah itu hubungan dalam koridor pertemanan atau pekerjaan. Kedua peran yang dimainkan oleh seseorang bisa mempengaruhi pola pikir orang itu dikemudian hari. Meminta bantuan orang lain boleh boleh saja dilakukan karena harkat dan hakekat kita sebagai manusia memang untuk saling membutuhkan. Namun terkadang streotip ini dibalikan menjadi tidak sesuai dengan semestinya. Orang memberikan pertolongan atau bantuan mempunyai maksud dikemudian hari. Apakah kita berprasangka buruk terhadap orang yang memberikan bantuan kepada kita?. O tidak saya tidak bermaksud demikian. Kita tidak (seharusnya) mempunyai perasaan jelek terhadap orang yang menawarkan bantuan kepada kita apapun bentuknya, bahkan bantuan doa sekalipun. Tapi bantuan seperti apa? Doa yang bagaimana? itu menjadi pertanyaan.

Yang menjadi persoalan sekarang adalah output atau "hasil" pemberian seseorang terhadap diri kita akan akan mengubah diri kita menjadi tidak perduli dengan orang lain?. Apakah pemberian seseorang terhadap diri kita telah mengubah diri kita menjadi kurang peka terhadap kebenaran di depan mata. Saya tau karena sudah melihat dengan mata kepala sendiri. Betapa suatu kebenaran itu diinjak injak secara vulgar dan mereka tidak mampu berbuat apa apa untuk mengubahnya. Mereka punya jabatan, punuya wewenang dan pengaruh yang besar, namun semuanya itu tidak bisa membuatnya peka terhadap kebenaran, Mereka menjadi 'buta' akan kebenaran dan tidak dapat mengubahnya karena seseorang telah berjasa besar kepada dirinya.

Itulah salah satu hal yang sangat saya sayangkan dari rekan rekan dan kawan kawan semua. Saya bisa memahami posisi kawan kawan yang dimanja dan mendapat banyak gratifikasi dari seseorang yang akhirnya membuat diri kalian menjadi berhutang jasa dan berhutang budi pada seseorang. Apakah bisa disalahkan kawan kawan "membela" orang yang telah berjasa kepadanya? O tidak tentu saja tidak. Memang sudah seharusnya jika anda mendapatkan banyak bantuan dan gratifikasi dari seseorang, anda harus "membela" orang yang telah banyak memberikan anda sokongan. Itu tidak dapat disalahkan dari sudut tertentu, namun tidak baik untuk dicontoh dari sisi kemanusiaan. Yang saya sesali adalah kawan kawan tidak dapat melihat kebenaran karena kawan kawan telah banyak berhutang jasa kepada seseorang. Sekali anda terjebak dalam lingkaran itu maka sedetik pun anda tidak akan lepas dari cakar cengkeramannya.

Saran bijak : Jangan (banyak) berhutang Jasa Pada Seseorang


"


Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia