Tag : - Asep Haryono | Dunia Kerja - Powered by Blogger


Bekerja Dengan Bos Yang Tidak Cakap

Bos dengan kualitas di bawah anak buah tentu saja bisa membawa dampak buruk pada divisi yang dipimpinnya. Karena bagaimana bisa membimbing anak buahnya mencapai kesuksesan jika ia sendiri pun tidak mengerti bagaimana meraih sukses?. Umumnya bos bertipe seperti itu sangat mengandalkan anak buahnya yang paling cakap dan terampil di divisinya.

Lalu bagaimana jika anda memiliki bos yang tidak cakap? Sementara kebetulan Andalah yang paling diandalkan oleh bos. Sudah pasti Anda akan banyak menghandle pekerjaannya, mulai dari yang ringan sampai yang rumit. Lelah? jelas! Dan pasti yang lebih membuat Anda gerah, atasan di atas bos Anda tidak mengetahui kalau semua itu adalah jerih payah Anda.

Memang sih sebagai anak buahnya, Anda harus selalu siap dengan segala tugas dan perintahnya. Dan bisa dimaklumi kalau Anda lama-lama ‘pegel’ jadi anak buahnya. Tapi jangan stres dulu dong, coba simak kiat menghadapi bos di bawah ini tanpa terkesan melangkahi dan sok tau.

Pertama-tama yang harus Anda lakukan adalah Anda harus menjaga keprofesionalan Anda. Kerjakan tugas sebaik mungkin. Jika Anda menyadari bos sangat membutuhkan bantuan Anda, bukankah lebih bijak jika Anda membantunya dengan tulus? Tidak perlu terlalu risau dengan nama baik yang akan diperoleh bos atas kerja keras Anda. Karena dimanapun, penghargaan selalu diterima oleh penanggung jawab unit terlebih dulu. Dan atasan yang bijak tidak akan menutup mata terhadap sumbangsih anak buahnya terhadap keberhasilan yang diraihnya.

Dan jika ternyata bos Anda bersikap seolah-olah keberhasilan itu adalah hasil kerjanya, Anda nggak perlu bersungut-sungut di belakangnya. Anda pun tidak perlu memperbesar masalah ini dengan membicarakannya kepada rekan-rekan yang lain. Dalam hal ini Anda perlu ‘menjual diri’ secara profesional. Bersikap dan bertindaklah agar rekan-rekan, kolega, maupun bos di atas bos Anda melihat dan menyadari potensi Anda.

Mulailah dengan meningkatkan dan memperluas pergaulan Anda di lingkungan perusahaan. Selalu hadirlah setiap kali Anda diundang rapat. Dan jangan abaikan acara-acara kantor yang cukup penting. Kemudian jangan ragu untuk mulai berani menangani dan mengambil tugas-tugas atasan sedikit demi sedikit tanpa diminta. Jangan khawatir dianggap carmuk. Anggaplah hal ini sebagai latihan jika suatu waktu Andalah yang akan menempati posisi bos kelak.

Kemudian galang kerjasama dengan rekan-rekan Anda. Mintalah mereka untuk berpartisipasi menangani tugas-tugas bos. Jaga dan binalah kekompakan dengan mereka. Sehingga tidak satupun diantara mereka yang akan menuduh Anda ‘penjilat’. Lagipula pekerjaan di divisi Anda pun dapat diselesaikan secara efektif dan efisien bukan? Jangan lupa, untuk mencapai hasil terbaik, Anda perlu mendapat dukungan dari rekan-rekan dan lingkungan.

Di samping itu, terus tingkatkan keahlian dan kemampuan profesional Anda. Termasuk mempelajari kemampuan berkomunikasi, membawa diri, bertindak dan menjaga hubungan baik dengan siapapun. Percaya deh, lingkungan tidak akan menutup mata terhadap upaya Anda selama ini. Jika Anda sukses, bos Anda pun akan bangga memiliki anak buah seperti Anda. Dan bukan hal mustahil jika bos akan segera melakukan regenerasi kepemimpinan dan memilih Anda sebagai kandidatnya. Sukses untuk Anda. (Sumber ASTAGA DOt COM)




Dear Blog ku Sayang.

Bonus dapat menjadi alat motivasi yang baik, bahkan bagi karyawan dari sebuah bisnis yang berukuran sangat kecil. Bonus sebaliknya juga dapat membuang-buang uang. Bagaimana bonus direncanakan dan dikelola akan membuat segalanya berbeda.

Bonus yang dikelola dengan benar dapat memperkuat perilaku yang mengarah ke keberhasilan perusahaan Anda, dengan cara memberi penghargaan kepada orang agar memberi kontribusi khusus kepada organisasi. Bonus yang dikeluarkan secara tidak tepat akan membuat kecewa karyawan yang berharap mendapat bonus, namun tidak senang dengan apa yang mereka terima.



Menetapkan Tujuan

Untuk mendapatkan hasil maksimal dari pemberian bonus, kaitkan bonus ke tujuan yang jelas. Waktu yang baik untuk menetapkan tujuan adalah di awal tahun. Tujuan ini harus konkret, dapat dicapai, dan penting bagi pertumbuhan bisnis Anda. Langkah di bawah ini akan membantu Anda menetapkan tujuan pemberian bonus yang baik:

* Tetapkan tujuan bersama Karyawan

Karyawan seringkali merupakan sumber informasi terbaik tentang tujuan khusus di dalam pekerjaan, yang akan memberikan sumbangsih ke peningkatan produktivitas, ketanggapan, atau tujuan bisnis lain secara keseluruhan. Pelibatan karyawan ke penetapan tujuan juga akan menjauhkan dari kemarahan karyawan yang muncul sebagai akibat dari pembebanan tujuan dari manajemen senior.
* Lakukan evaluasi ulang tujuan sesering mungkin

Lakukan evaluasi, sekurangnya di pertengahan tahun untuk memastikan bahwa tujuan masih layak dan bahwa karyawan sudah berjalan pada jalur yang benar. Perusahaan besar cenderung memiliki tujuan yang kaku, namun perusahaan yang lebih kecil biasanya lebih mudah melakukannya.
* Buatlah tujuan yang bersifat khusus dan dapat diukur

Jangan menetapkan seperti "Melakukan pekerjaan yang lebih baik", karena tujuan umum tidak memberi petunjuk tentang langkah apa yang harus diambil karyawan. Contoh tujuan yang konstruktif adalah "Meningkatkan waktu respons ke panggilan pelanggan hingga sepertiga" atau "Memotong jumlah keluhan pelanggan hingga 50%".
* Tetapkan tujuan yang mengikat karyawan untuk turut berhasil di dalam perusahaan

Jangan secara otomatis beranggapan bahwa bonus harus dikaitkan dengan kenaikan penjualan atau bahkan keuntungan. Misalnya, mungkin akan lebih penting pada suatu tahun tertentu pada bisnis Anda untuk memotong biaya atau meningkatkan visibilitas. Kaitkan bonus ke tujuan penting daripada tujuan tradisional.
* Pastikan tujuan karyawan dapat dicapai

Kebanyakan orang cenderung menetapkan tujuan yang terlalu tinggi dan ini akan membuat karyawan frustrasi dan kehilangan motivasi, yang akan menghancurkan nilai dari tujuan yang telah ditetapkan.

Alasan Lain dalam Memberi Bonus

Apabila Anda tidak menetapkan tujuan bersama karyawan pada bulan Januari lalu, ini tidak berarti bahwa Anda tidak akan membayar bonus tahun ini. Ada sejumlah alasan yang mungkin perlu Anda pertimbangkan untuk membayar bonus akhir tahun kepada para pekerja Anda. Menurut Ted A. Hagg dari Ableman Management Services, sebuah jasa konsultasi keuangan dan manajemen bagi perseorangan dan usaha kecil yang berkedudukan di New York City, Anda masih bisa membuat keputusan yang cerdas di akhir tahun dengan mengajukan pertanyaan berikut ini kepada diri sendiri:

* Mampukah saya memberi bonus?

Dianggap wajar apabila Anda tidak mampu membayar bonus setiap tahun. Apabila Anda tidak memperoleh keuntungan, misalnya, pemberian bonus kuranglah tepat.
* Apakah saya ingin mempertahankan pekerja yang saya miliki?

Bonus merupakan cara yang baik untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang baik. Apabila Anda khawatir akan berpindahnya seseorang ke pesaing, Anda harus mempertimbangkannya ke dalam keputusan Anda.

Seberapa Besar Bonus yang Diberikan

Tidak ada aturan yang pasti, kecuali bahwa Anda harus membuat bonus yang pantas di antara kelompok-kelompok karyawan dan harus selalu memiliki pertimbangan kinerja untuk pemberian bonus. Karyawan akan membahas masalah bonus dan pemberian yang kurang pantas akan menimbulkan perselisihan atau bahkan tuntutan hukum.

Ketika Anda menyerahkan bonus, pastikan Anda menjelaskan alasan kepada karyawan. Alasan itu harus tidak subjektif, terukur, dan berorientasi kinerja. Ketika Anda menyerahkan bonus, jelaskan bahwa bonus merupakan ekstra yang mungkin tidak akan selalu tersedia. Dengan kata-kata sehalus mungkin, sampaikan bahwa Anda memberi penghargaan kepada mereka berdasarkan pencapaian di tahun ini, dan bahwa bonus diberikan berdasarkan kinerja perusahaan di tahun ini saja.

Perbedaan dalam Bonus

Akhir tahun bukanlah satu-satunya waktu di mana bonus diberikan. Beberapa pemilik bisnis yakin bahwa baik Anda memberi bonus atau tidak, Anda juga harus selalu menyediakan penghargaan berkala untuk pekerjaan yang berhasil diselesaikan dengan baik. Akuntan sering memberi bonus di akhir musim pajak, wirausahawan lain memberinya di akhir musim sibuk atau ketika suatu pekerjaan besar terselesaikan untuk menunjukkan apresiasi terhadap kesetiaan karyawan dan kerja keras.

Bahkan bonus sekecil Rp50 dapat bermakna banyak bagi seseorang karena ini menunjukkan bahwa Anda mengakui kerja keras mereka. Apabila Anda tidak memiliki banyak uang untuk diberikan sebagai bonus, bonus kecil atau bonus dalam bentuk waktu istirahat kerja sudah cukup.

Beberapa orang yakin bahwa pemberian semua bonus di akhir tahun bukanlah ide bagus. Menurut David H. Bangs, Jr. pengarang buku "Smart Steps to Smart Choices" (Upstart Publishing Company), bonus akhir tahun dapat memunculkan sindrom punyaku-lebih-besar-daripada-punyamu di perusahaan Anda. Bangs menyarankan agar bonus disediakan untuk tujuan yang telah tercapai pada waktu pencapaiannya.

Apabila Anda memberikan bonus, jangan lupakan orang-orang di balik keberhasilan order besar Anda, atau mereka yang berhasil dengan baik dalam menyajikan presentasi di hadapan klien, serta mereka yang bekerja di bagian transportasi. Staf administrasi sangat penting dalam membuat agar semua fungsi di dalam perusahaan beroperasi dengan mulus. Berikan penghargaan kepada mereka juga.

Bob Adams, pengarang "Adams Streetwise Small Business Start Up" (1996), dan kepala Adams Media Corp., menyumbangkan kisahnya di sini.


Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia